Part 4

3 1 0
                                    

Happy Reading

Setelah sampai dilokasi tersebut Alina dan Dion segera berkumpul dengan temannya yang lain, disini tidak hujan, di jalan pun tidak ada setetes air hujan sedikit pun.

Karena waktu yang sangat singkat mereka kembali melanjutkan perjalanan agar cepat sampai di daerah puncak tersebut. Salah satu dari kami motornya mengeluh mesinnya tidak baik - baik saja, alhasil kami berhenti.

"Ngopi dulu aja yuk sekalian istirahat" ajak Dion. Semua mengikuti ajakannya itu karena perjalanan kami masih jauh. Sebenarnya tidak jauh kami sudah berada di puncak tapi kami ingin lebih agak jauh.

Setelah memesan minuman, kami duduk berpencar ada yang bersama pacarnya ada yang dengan temannya. Alina duduk bersama Jesica dan bercerita mengenai sekolahnya masing - masing.

Jesica Madania Maura teman Alina tetapi Alina tidak begitu dekat dengannya.

Pandangan Alina tak lepas dari salah satu teman Dion. Alrasya atau yang di panggil Al itu berhasil mencuri perhatiannya tapi Alina sadar ia sudah mempunyai kekasih. Meski dulu Alina pernah menyimpan rasa tapi ia hanya memendam sendiri.

Alrasya Panduwinata, teman Dion, cuek, Alina pernah jatuh hati padanya.

Untuk menghilangkan kejenuhan, mereka berfoto - foto untuk kenang - kenangan juga pastinya. Belum selesai foto - foto hujan datang menumpahkan segala beban yang ia tampung.

Sudah setengah jam tetapi hujan belum juga reda, mereka mengurungkan niatnya untuk melanjutkan perjalanan. Hujan terus mengguyur tanpa berhenti sedikit pun. Alina kedinginan ia hanya menggosok - gosokkan tangannya saja (maklum kan jomblo).

Tiba - tiba Michel mendekati Alina dia bercerita jika tadi ia melihat pacar Alina bersama temannya yang sedang di puncak juga. Alina sebenarnya kaget ia merasa menghianati pacarnya itu karena ia sudah berboncengan dengan Dion. Tapi ia juga masa bodoh, pacarnya yang salah bukan Alina yang melakukan dulu.

"Biarkanlah Chel gue lagi males bahas dia". Jawabnya sambil memalingkan muka

Michel Diana Larasati sahabat dekat Alina dari SMP, dia tempat curhat Alina jika Alina punya masalah dan sebaliknya juga begitu. Bukan hanya teman curhat tapi bagi Alina dia juga segalanya.

Setelah Michel berkata seperti itu, Alina segera melihat snap kekasihnya itu dan benar ia telah berada di tempat yang sama dengan Alina. Ia membiarkannya tanpa membisukan snap tersebut.

Hujan tetap setia turun tanpa berhenti, otomatis mereka melanjutkan perjalanannya. Mereka masih berteduh di warkop yang berada di daerah tersebut. Karena hujan masih belum berhenti mereka memutuskan untuk pulang.

Di tengah - tengah perjalanan Alina teringat sesuatu bahwa ia diminta untuk membawa kamera tetapi ia lupa, ia menanyakan ke stidakemua temannya ternyata tidak ada yang membawa kamera tersebut, alhasil Alina dan Dion kembali ke warkop tersebut.

Dan ternyata kamera tersebut masih disimpan baik - baik oleh ibu penjaga warkopnya.

"Cari ini mbak?"

"Iya bu" Alina segera mengambil dan naik ke motor Dion lagi, karena mereka berdua sudah basah kuyup dan kasian teman yang lainnya pasti sudah menunggu terlalu lama.

Di perjalanan tangan Alina terasa dingin sekali hingga mati rasa, ia tak kuat menahan dinginnya apalagi di tambah dengan hujan.

"Ion maaf ya aku masukin tangan aku ke saku kamu ya" Alina ragu untuk memasukannya apalagi belum ada jawaban dari Dion.

"Iya Lin masukin aja gak pa-pa"

Alina segera memasukan tangannya di saku jaket milik Dion.

🌺🌺🌺

ABOUT YOU (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang