kejahilan Jiyeon

446 65 16
                                    

Siang ini Jiyeon dan Kristal akan pergi ke mall.

"Cepatan turun!" Seru Krisal.

Jiyeon dan Kristal melangkah bersamaan masuk kedalam Mall itu, Mereka mulai mencari barang-barang yang Jiyeon perlukan. Setelah puas belanja, Jiyeon dan Kristal memutuskan untuk keliling sebentar. Saat melirik outlet perhiasan, Jiyeon mendapatkan sesuatu yang nampaknya akan menyenangkan.

"Kristal, kita kesana ayo? Aku mau membeli perhiasan," Ucap Jiyeon, sedang Kristal tanpa curiga pun hanya mengikuti ucapan Jiyeon.

'Maafkan aku, Kristal, setelah ini kau akan terkena masalah.' Jiyeon mengguman dalam hatinya.

"Nona, aku mau lihat yang ini, dan juga yang ini," Ujar Jiyeon sambil menunjuk ke arah tiga kalung berlian yang harganya sangat mahal.

"Tumben sekali kau mau membeli perhiasan?" Tanya Kristal heran.

"Kristal, aku akan berhitung sampai tiga, kau harus berlari ya?" Seru Jiyeon pada Kristal yang menatapnya binggung.

"Kenpa?"

"Sudah ikutin saja."

"Satu... Dua... Tiga!!"

Dan si bodoh Kristal mengikuti ucapan Jiyeon, wanita itu dan Kristal berlarian dari toko perhiasan itu.

"Kristal, pegang ini!!" Jiyeon melemparkan perhiasan yang tadi Jiyeon pegang ke arah Kristal.

"Sialan kau, Park Jiyeon! Tidak habis fikir aku denganmu,, tidak berubah sama sekali!!" Ucap Kristal, tapi tetap saja si bodoh itu menggengam perhiasan itu. Dengan berlarian Jiyeon dan Kristal, tentunya security sudah mengejar mereka.

"Kristal, lemparkan kalung itu pada security. Buruan, kita harus kabur secepatnya!"

"Ini, ambil kalung kalian!" Seru Kristal melemparkan kalung perhiasan itu pada security yang tengah mengejar mereka.

Kristal pun mulai menikmati kegilaan Jiyeon, mereka tertawa bersama sambil berlarian, diatas eskalator pun mereka masih berlari, karena security masih mengejar mereka.

BRUK!!

'Aishh, sialan! Siapa yang sudah menghalangi jalanku?!' batin Jiyeon kesal.

"Whoa, lihat siapa ada didepanku! Park Jiyeon, si pembuat onar."

Jiyeon menegang saat mendengar suara itu. Jiyeon berdiri dari posisi duduknya. Shit! Benar, dia adalah Yeji si jalang sialan yang sudah merebut semuanya dariku.

"Jiyeon, kau tidak apa-apa kan?" Tanya Kristal.

"Aku baik-baik saja," Balas Jiyeon.

"Sudahlah, kalian tidak bisa kabur lagi! Dasar pencuri!!" Ujar Yeji sinis.

"Pembuat masalah akan selalu saja menjadi pembuat masalah," Seru Yeji.

"Diam kau, Jalang!!" Sinis Jiyeon menatap Yeji.

"Jiyeon! jaga mulutmu!!" Timpal Jungkook membela Yeji.

"Ahjussi, lepaskan kami." Kristal mencoba untuk berontak.

"Ikut kami ke kantor," Ucap sang security dengan kumis tebalnya.

"Penjarakan saja, Ahjussi. Pencuri mereka!"


.......



Kini Jiyeon dan Kristal tengah duduk didepan kepala keamanan yang akan menyidang mereka. Membuat mereka sudah seperti teroris saja.

"Ahjussi, lepaskan kami," Ujar Jiyeon.

"Whoa, enak sekali kalian, sudah mencuri minta dilepaskan. Tidak!! Kalian akan kami kirim ke penjara," Seru kepala keamanan itu.

"Lepaskan saja,, Ahjusii. Daripada kalian akan menyesal," Ucap Kristal.

"Tck! Kenapa saya harus menyesal?" Balas kepala keamanan lagi.

"Tunggu sebentar, saya ingin menelpon Haraboji saya dulu." Ujar Jiyeon pada kepala keamanan itu.

Dan Jiyeon langsung mengambil ponselnya, da  menelpon kakeknya.

"Hallo, Je. Ada apa, Princess?" Tanya kakek Jiyeon disebrang sana.

"Haraboji, aku ada masalah. Aku ditangkap oleh security disalah satu mall milik Haraboji."

"Berikan ponselmu pada petugas yang menanganimu."

"Ini, Haraboji saya ingin bicara." Jiyeon memberikan ponselnya pada kepala keamanan.

"Hallo?" Ucap si petugas itu.

"....."

" Ah, Maafkan saya, Tuan. Saya sungguh tidak tahu sama sekali, sekali lagi saya minta maaf, Tuan."

"......"

"Baik, Tuan. Saya akan meminta maaf. Terimakasih, Tuan."

"Maafkan saya, nona Jiyeon. Saya tidak tahu kalau anda adalah cucu dari pemilik mall ini," Seru kepala keamanan sambil menyerahkan ponsel milik Jiyeon.

"Sekarang kami sudah boleh pulang, bukan?"

"Oh ya, tentu saja, Nona. Sekali lagi maafkan saya atas ketidak-nyamanan ini."

"Ahjussi, ingat baik-baik wajah kami, karena untuk kedua kalinya, kami tidak akan memaafkan anda," Ujar Kristal sambil menunjuk mata kepala keamanan dengan ke dua jarinya.

"Baik, Nona. Saya tidak akan lupa."

Akhirnya Jiyeon dan Kristal keluar dari ruangan itu dengan wajah tersenyum.

"Hahaha, Haraboji memang terhebat." Ujar Kristal.

"Iya pastinya, Haraboji siapa dulu?" Seru Jiyeon bangga.


"Iya pastinya, Haraboji siapa dulu?" Seru Jiyeon bangga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Crazy MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang