Hari ini adalah hari pertama Jiyeon masuk perusahan milik kakeknya Park Group adalah perusahan yang meliputi hotel-hotel mewah, resort, apartemen, dan juga mall.
Tuan Park selalu kakek Jiyeon dari dulu meminta cucu kesayangan itu untuk menjadi penerusnya. Oleh karena itu, Jiyeon ditarik oleh kakeknya untuk kuliah di LA dan juga agar dia lebih mudah mengajarinya tentang struktur perusahaan yang nanti akan menjadi milik Jiyeon. Sebenarnya Park Minju masih memiliki anak untuk meneruskan perusahaanya yaitu Park Rain yang tak lain adalah ayah Jiyeon."Selamat siang, Sajangnim.'' Sapa karyawan pada Jiyeon yang dibalas anggukan dari wanita itu.
Seorang Park Jiyeon tidak bisa beramah tamah pada orang yang tidak ia kenali, lagipula Jiyeon tak mau bersikap baik pada mereka yang akhirnya akan berbalik menyerangnya, karena dulu ia pernah tertipu oleh manusia-manusia yang hanya ingin memanfaatkannya.
Langkah kaki Jiyeon terhenti saat melihat seorang pria yang selalu menyakitinya.
"Whoa, jadi seorang Jeon Jungkook adalah salah satu karyawanku?" Ujar Jiyeon sambil bersandar dikubikel milik Jungkook.
''Jiyeon?!" Seru Jungkook sambil berdiri dari kursinya.
''Ya, Jungkook. Kita bertemu lagi. Sepertinya kau memang ditakdirkan untukku.'' ucap Jiyeon dengan senyuman sinisnya. Kisah masa lalunya tak mengizinkan dirinya untuk tersenyum tulus pada seseorang Jeon Jungkook yang sangat ia benci.
"Jadi 5 tahun mampu menjungkir balikan kehidupanmu, hm? Dulu kau adalah pewaris dari Jeon Company, tapi sekarang kau hanyalah karyawan biasa di perusahaanku. Tck! Tuhan memang begitu adil bukan, Jungkook?" Ejek Jiyeon diserti dengan senyuman menghina, sedangkan para karyawan lainnya tak ada yang berani mengerai karna kekuasaan yang dimiliki Jiyeon.
"Mau apa kau kesini?"
"Rupanya kau tidak mendengarkan ucapanku. Baiklah, akan kuulangi. Aku adalah pemilik dari perusahaan ini, jai singkatnya kau adalah karyawanku." ujar Jiyeon membuat Jungkok terkejut dengan ucapannya.
'Kita berjumpa lagi, Jungkook. Dan akan kupastikan kau menderita dan aku pastikan akan mendapatkanmu bagaimana pun caranya.' Guman Jiyeon dalam hati disertai dengan emosi yang ia tahan selama ini.
"Dunia begitu sempit bukan, Jungkook? akhirnya kau sendiri yang datang mendekatiku." ucap Jiyeon.
"Pede sekali kau, Jiyeon. Aku tidak akan pernah mau mendekati wanita jahat seperti kau! aku tidak akan pernah mendekati wanita yang sudah menghina Yeji!"
"Whoa... kau menyakitiku, sayang. Kau tahu aku masih sangat mencintaimu dan kali ini aku tak akan pernah melepaskanmu lagi, kau akan menjadi milikku.''
"Jangan bermimpi, Jiyeon. Aku tidak peduli dengan cinta sampahmu itu, dan aku tidak akan pernah menjadi milikmu!'' ucap Jungkook marah dengan wajah yang sudah merah padam.
Jiyeon tersenyum sinis saat Jungkook mengatakan cintanya adalah sampah.
''Pelankan suaramu, sayang. Lihat para karyawan memperhatikan kita. Aku tidak ingin nantinya kau akan menjadi pembicaraan di sini,'' seru Jiyeon yang membuat Jungkook semakin marah dengan rahang yang mengeras.
''Aku tidak peduli, Jiyeon! pergi dari sini!!."
''Hey sayang, mana ada karyawan yang mengusir bosnya.'' balas Jiyeon dengan manis yang pastinya terdengar memuakkan ditelinga Jungkook.
"Kalau tak mau pergi, biar aku yang pergi."
"Silakan sayang, selangkah saja kau pergi maka perusahan ini tak akan menerima-mu lagi." ancam Jiyeon.
"Aku tidak peduli!!" Tekan Jungkook, lalu melangkah ke luar dari tempat duduknya.
"Benarkah? bagimana jika nantinya tidak ada perusahaan yang mau menerima-mu bekerja? Dengan apa kau akan memberikan ibu dan adik-adikmu makan?" ucap Jiyeon yang sukses membuat Jungkook berhenti melangkah.
"Kembali ke tempatmu, sayang. Sekarang juga!" tekan Jiyeon.
Jungkook langsung menggengam tangan Jiyeon dan menariknya kasar, dan keluar dari ruangan.
"Kau ingin membawaku kemana, sayang? Ayolah, jangan memintaku untuk bercinta denganmu di sini. Aku tahu kau juga mencintaku, tapi bukan di sini tempatnya." ujar Jiyeon saat sampai di gudang perusahaan.
"Whoa, sayang. Ini bukan tempat yang bagus untuk bercinta." seru Jiyeon dengan nada sexy yang dibuat-buat.
"Berhenti memanggilku sayang!! kau menjijikan!!" Tegas Jungkook sambil menghempaskan tangan Jiyeon dengan kasar hingga sedikit terhuyung.
"Tapi aku menyukainya, sayang. Aku tak akan menghentikan apa yang aku sukai.'' balas Jiyeon sambil menelurusuri rahang kokok Jungkook, namun segera ditepis oleh pria itu.
"Jangan pernah menyentuhku dengan tangan kotormu itu!!" bentak Jungkook tajam.
Jiyeon tersenyum miring," Kau egois sekali, sayang. Kau melarangku menyentuhmu, tapi malah kau yang menyentuhku. Ah, tidak apa, aku menyukai sentuhanmu.'' seru Jiyeon dengan nada manja, entah bodoh apa gila Jiyeon sangat menyukai kemarahan Jungkook.
"Ups, maaf sayang, tapi sentuhanmu yang ini tidak aku sukai." Jiyeon berseru sambil menahan tangan Jungkook yang hendak menamparnya. Ia tak akan lagi ada orang yang menyakitinya, dulu iya dirinya membiarkan Jungkook melukai hatinya, tapi untuk sekarang tidak akan lagi karena tubuhnya tak bisa menerima jika dilukai kembali.
"Apa mau-mu?! berhenti mengangguku!!"
Jiyeon tersenyum iblis." Tapi menganggumu adalah hobiku. Jadi, aku harus bagaimana, sayang? mau tau apa mauku? mauku hanya satu yaitu memilikimu." ucap Jiyeon dengan menggoda.
"Dengarkan aku baik-baik, Jalang sialan! Aku tidak akan pernah sudi menjadi milikmu!"
"Tapi kenapa? aku sangat mencintaimu Sayang."
"Karena aku mencintai Yeji, bukan kau!! Sampai mati pun aku tidak akan sudi menjadi milikmu." Tegasnya lalu meninggalkan Jiyeon.
"Arghhh!!" Teriak Jiyeon marah, Dirinya sangat marah ketika berhubungan dengan nama Yeji. Jiyeon memang sudah membiarkan Ayahnya menjadi milik Yeji, tapi tidak dengan Jungkooj. Meskipun harus melakukan hal kejahatan, Jiyeon pasti akan miliki Jungkook dan membuat Yeji menangis karena kehilangan pria yang dicintainya. Jika dirinya tak bisa mendapatkan cinta Jungkook, maka ia akan mendapatkan tubuhnya. Tunggu dan lihat apa yang akan dilakunan Jiyeon untuk memisahkan Jungkook dari Yeji.