With You..Mister Walker

3.3K 44 7
                                    

Edith

Edith melangkah bergegas, diayunkannya langkah panjang-panjang. tapi tetap saja terasa pendek. harap maklum tingginya hanya 155cm... jadi jangan heran ia seperti anak SMP diantara para bule yang berseliweran digedung ini. Hari ini ia akan mengajukan editan nya ke editor kepala. Pekerjaanya sebagai editor dan penulis cerita anak sangat menyenangkan (tidak termasuk didamprat editor kepala dan direktur). Sudah hampir dua tahun edith menekuni pekerjaan ini. Setelah lulus dari jurusan psikologi dan media edith memutuskan bergabung di perusahaan ini. Apalagi Edith menyukai anak-anak. Ia merindukan anak-anak yang banyak karena masa kecilnya yang dilalui sendirian. ia meninggalkan Indonesia juga karena ia terlalu sedih jika mengingat kepergian ayah-ibunya ketika ia masih SD dan disusul neneknya selepas ia SMA. Syukurlah ia mendapat beasiswa di Amerika setelah lulus SMA. Benar-benar sebuah keberuntungan dan tak ada niat untuk kembali ke Indonesia selepas lulus kuliah. yang ada Edith malah terdampar di sini di California. Edith menyukai Amerika karena orang tidak terlalu peduli dengan urusan orang lain. Pertanyaan semisal "siapa ayahmu, siapa ibumu?, kau tinggal dimana? apa kau sudah menikah?, sudah punya baby? and soon adalah pertanyaan bodoh yang tak pantas muncul dalam perbincangan disini.

Dan sekarang Edith sudah menikmati pekerjaannya. Pagi ini Edith agak terburu-buru meninggalkan parkiran. Email dari Aly semalam membuatnya bekerja keras hampir sepanjang malam. Keluar dari parkiran Edith agak heran juga mengapa banyak orang berkerumun dipintu gedung. hmmm...ada selebritis Hollywood kaleee. Edith tepat mencapai pintu lift sebelum pintu tertutup."ups, hampir",  syukur Edith dalam hati. Edith melirik lelaki jangkung disebelahnya. Hm lumayan ....lumayan tinggi maksudnya, jadi wajahnya tak terlihat. edith malu jika harus mendongak hanya untuk melihat wajahnya. Itu terlalu menunjukkan betapa mungil (alias pendeknya) dirinya. seorang ibu-ibu paruh baya berceloteh

" Wah, baru satu saja selebritis Hollywood mampir. langsung penuh gedung ini". kalimatnya seakan ditujukan pada edith yang ada disampingnya.

"Oia, siapa yang datang?..bukannya jarang ada artis yang mau mampir ke gudang buku seperti ini" edith berkata sambil mengernyit.

si ibu menjawab" Entahlah sepertinya seorang aktor yang mau gala premier....sampai-sampai banyak para gadis yang berlarian dari parkiran mengejarnya"

"oooh, padahal banyak aktor Holywood itu kan 'melambay'. Edith menjawab asal

pria disampingnya terkikik.

"ah mungkin kau saja yang terlalu hmm....kurasa tidak semua artis jalannya'melambay"..ucapnya sambil tersenyum padaku. Dua teman pria disampingnya hanya diam. Pria berkacamata hitam disampingnya bahkan hanya melengos. Tapi sepertinya dia tersinggung dengan ucapan edith.

"hmm, mungkin juga. tapi segarang-garangnya artis tetap saja mereka'melambay".ucapku pede...tanpa kuduga pria berkacamata hitam disamping pria ini langsung mengambil langkah dan berdiri didepan Edith, sambil membuka kacamata hitamnya

"menurutmu apa aku juga 'melambay'" tanyanya dengan pandangan mata tajam kearah Edith. Edith tergagap

'Kkkkau..."

"Ya kenapa dengan ku?" katanya...

edith hanya terpaku

"Apa perlu kubuktikan padamu seberapa melambaynya aku" sambil mendekatkan wajahnya tepat dihadapan Edith. bahkan hidung mereka hampir bersentuhan.

Edith benar-benar terkejut....

"kau bisa mmmundur...sedikit. kau mengagetkanku" ucap Edith takut-takut.

"kau pikir aku akan menciummu? tanyanya sinis.

"wah sorry ya, biar kamu artis aku ga tertarik" Edith menjawab kesal

"Ohya, bukannya malah banyak perempuan diluar sana bersedia melakukan apapun asal bisa mendapatkan ciuman ku" ucapnya enteng...huh, sok ganteng (pikir edith dalam hati).. tapi dia memang ganteng, Banget malah.

"ting...."pintu lift berdenting dengan sigap Edith menyahut

"aku turun disini, maaf bolehkan aku lewat?" edith memandang mata biru didepannya dan berharap ia mau minggir sedikit untuk memberi jalan pada Edith. Si ibu yang tadi memulai percakapan pun langsung ngeloyor pergi. eh Madam wait me..(bathin edith menjerit) ...untungnya teman pria yang tadi sampingnya langsung menarik tangan si artis memberi jalan untuk edith agar bisa keluar. edith langsung bergegas sebelum pintu lift menutup. Si artis ganteng bermata biru itu pun hanya memandang tajam kearah Edith. Sepertinya ia masih belum rela melepas buruannya.

"Thanks" edith melambay tanpa merasa perlu menengok kebelakang. Sial

huuuffffffffffffff....artis sialan, sok ganteng, sok keren, sok kece......edith mengumpat dalam hati

but siapa tadi....itu kan si Brian o' Connor dalam film Fast Furious...ya ampun siapa namanya?Edith berusaha mengingat-ingat...ya Paul Walker...memang sih Edith kadang beruntung melihat artis Hollywood disini. Tapi biasanya sambil lalu bertemu di tempat umum. Di gala premier film mereka itupun setelah berdesak-desakkan hampir mati terjepit para bule yang kalap. Tapi hari ini hampir dicium, oh may gawdh....bertemu Paul Walker didalam lift...Tuhan jangan bangunkan aku sekarang. Edith menjerit dalam hati...tapi di sana di depan pintu Kepala editor sudah masam memandangnya.Hilang sudah wajah tampan Paul Walker dari otaknya. siap-siap diamprat aku pagi ini. ujar Edith dalam hati.

hufftt...syukurlah. Akhirnya bisa juga aku lolos dari ruangan itu. Aku meregangkan tubuh. Aku berniat keluar mencari makan siang. Tadi pagi  hanya sempat sarapan roti dengan selai mulberry tanpa sempat membuat secangkir teh. Benar-benar pagi yang aneh. Pagi tanpa minum teh membuat hari Edith berantakan. Aku berjalan keparkiran dan bertekad akan mampir di restoran pertama yang kudilihat. Tidak peduli itu restoran fastfood. Peduli amat dengan resolusiku tahun ini "tidak ada fastfood selama setahun"....edith benar-benar kelaparan. Bisa keluar dari ruangan editor saja seperti lolos dari hukuman mati. Lega rasanya tapi sebentar aku menunduk membetulkan tali sepatu oxford favoritnku. Dan tanpa diduga mobil didepanku berjalan mundur. dan "brug", aku merasakan nyeri luar biasa di lutut. Penumpang mobil langsung berderap lari keluar menghampirinya.

Disana seorang pria tampan tinggi menjulang dengan mata biru terang menawan mendekati Edith. Edith menahan nafas. Itukan si artis sialan di lift tadi.

" are You oke?" tanya nya prihatin dia berusaha membantu edith berdiri.

" i'am fine, yeah not so bad" edith mengibaskan tangan perlahan untuk membuktikan bahwa dirinya baik-baik saja.

kedua teman pria tadi mendekatinya. " sebaiknya kita bawa dia ke RS, " kawannya memberi usul pada si paul.

" Nooo, nnoo...maksudku, jangan ke RS, aku-aku agak trauma dengan RS, aku baik-baik saja" edith menyahut cepat. Sejujurnya edith memang trauma dengan RS sejak ia mengalami kecelakaan yang merenggut ayah-ibunya dulu.

" aku pulang saja" Edith berusaha berdiri tapi ternyata Edith hampir merintih lututnya nyeri sekali.

" Ku antar kau pulang, sepertinya lututmu perlu perawatan" Paul menawarkan solusi untuk edith. edith meringis

" No,thanks aku baik-baik saja" Edith berusaha berdiri meski dengan setengah melayang.

" I'm sorry, but your ..." paul menunjukkan ke kening Edith. Edith menyentuh dahinya dan merasakan cairan hangat disana. Edith menurunkan tangannya dan menjerit

"oh"

Edith langsung tidak ingat apa-apa lagi. Edith benar-benar pingsan ketika melihat darah. Benar-benar tidak keren. Pingsan didepan seorang aktor Hollywood.

With You..Mister Walker (fanfictnya Paul Walker fast and furious)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang