"Berikan aku waktu Takuya. Tapi aku mohon jangan sakiti Eren. Aku benar-benar mencintainya."
.
.
.Eren yang saat ini telah berada di Red room hanya bisa terbaring dalam ketakutan. Pasalnya, beberapa bodyguard Takuya ini tak akan pernah memalingkan pandangannya, semua orang menatapnya-mengintimidasi. Bahkan alat tajam pun berbaris dengan rapi di setiap sisi ruangan itu. Eren pada akhirnya tak dapat bergerak, jika sedikit saja yang janggal maka bisa saja kepalanya langsung terputus dengan singkat.
Setidaknya ada satu orang mengetahui ini, Eren pun memberikan harapannya kepada Arano. Lelaki yang pernah menjalin hubungan dengannya.
"Jika dilihat-lihat kau manis juga." Seorang bodyguard Takuya itu menatap Eren dengan birahi yang memuncak. Lantas Eren semakin ketakutan dibuatnya.
"Benar sekali, lihatlah bibirnya itu. Menggoda sekali bukan?"
Eren berusaha menutup mulutnya namun tangannya kini sedang diborgol. Kemudian ia panik ketika seorang bodyguard menyentuh dan mendongak kepalanya ke atas sehingga lehernya terlihat dengan jelas.
"Apa yang kalian lakukan?"
"Hah? Tentu saja ingin menyetubuhimu."
"Haa... eeuuuh—." Eren mencoba berteriak namun mulutnya langsung disambar oleh salah satu bodyguard muda Takuya. Ia menggigitnya dengan brutal hingga Eren merintihkan air mata.
Rasanya sangat sakit. Bibirnya seakan-akan ingin terlepas dari mulutnya.
"Aaahhh..."
Eren membuka mulutnya karena kekurangan oksigen. Namun justru hal ini langsung dimanfaatkan lagi oleh bodyguard Takuya itu. Ia dengan mudahnya melilit lidah Eren dengan lidahnya sendiri. Tangannya mencengkram kepala Eren dan mendorong Kepala Eren maju agar lumatan yang ia lakukan semakin masuk ke dalam.
Eren saat itu juga langsung bergerak dengan brutal karena tangannya sedang diborgol. Namun Naasnya, bodyguard yang lain malah justru menangkap Eren dan menelanjanginya.
Eren pun menangis histeris dan menggigit lidah bodyguard tersebut dengan kuat hingga berdarah. Akhirnya ia dapat mendapatkan oksigen kembali. Eren benar-benar tampak seperti orang yang menderita asma. Melihat hal itu tentunya bodyguard tersebut semakin tergoda dengan tubuh indah Eren. Dengan cepat, para bodyguard itu membalik tubuh Eren dan memukul pantat sintal Eren.
Eren menangis, ia pasrah. Lubang hangatnya diterobos begitu saja oleh beberapa bodyguard itu. Kurang lebih ada 5 orang.
Para bodyguard itu melakukannya secara bergantian dan dengan kasar tentu saja. Mereka memuaskan birahi mereka tanpa memikirkan Eren yang kini merasakan sakit yang sungguh diluar kendalinya.
Rasanya seperti terbelah. Tubuhnya tak kuat menahan semua tusukan benda pusaka mereka. Eren akhirnya hanya bisa berteriak kesakitan sambil meremas sprei merah di ruangan merah itu.
Arano yang mendengar suara tangisan Eren langsung bangkit dan kembali menerjang salah satu bodyguard Takuya.
Takuya yang mengetahuinya lantas melepaskan timah panas dari pistolnya, namun sayang peluru itu meleset dan malah mengenai kepala bodyguard nya. Akhirnya bodyguard itu tewas seketika dan membuat Takuya terkejut.