03

322 21 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.
.

Hari sudah malam dan Hana baru bisa pulang dan itu juga di antar oleh Jimin.

Hana berbalik dan menatap Jimin kesal. Bukan tanpa alasan belanjaan yang di belikan Jimin terlalu banyak bahkan memenuhi tangannya.

"Ingat besok aku akan menjemput mu pukul 7 jadi jangan bangun kesiangan, kau mengerti?" ucap Jimin tanpa mentap Hana dari dalam mobil.
"Kau berbicara dengab siapa?" tanya Hana.

Jimin menatap Hana kesal "Tentu saja dengan mana mungkin aku menjemput supir ku"

Hana sedikit membungkukkan tubuhnya agar bisa menatap Jimin "Aku di sini tapi wajah mu mengarah pada supir mu, aku pikir kau itu gay"

Jimin membuang muka "Terserah, cepat jalan" ucapnya dan mobil Jimin melaju pergi.

Menghela nafas panjang dan berputar balik menuju rumah nya. Matanya membuat saat melihat ayah nya ada di depan rumah.

"Appa?"

Pria paruh baya itu menatap paperback yang di bawa putri nya "Akhirnya kau belajar menjadi jalang, di mana uang nya?"

Hana menggeleng pelan "Aku tidak membawa uang apa pun appa, semua ini pemberian"

Amarah tuan Kim muncul mendengar  perkataan putri nya. Tanpa peduli tuan Kim menarik putri nya masuk ke dalam rumah.

Melempar putri nya ke ruangan tamu hingga jatuh ke lantai bahkan lutut Hana lecet karena terlalu keras menghantam lantai.

Tuan Kim mengambil cambuk yang ada di dalam lemari kayu "Rasakan ini!"











****












Saat ini Jimin masih di perjalanan menuju rumah nya. Tanpa sengaja ia menatap kotak kecil berwarna merah yang ada di samping nya.

Mengambil kotak tersebut dan membukanya. Mendecak kasal pada dirinya senidir karena ia baru ingat bahwa seharusnya ia memberikan kotak ini pada Hana.

"Kita kembali ke rumah Hana" ucap Jimin pada supirnya.

"Baik tuan"

Hanya butuh waktu lima belas menit untuk Jimin kembali lagi di rumah Hana.

Jimin turun dari mobil mewahnya dan berjalan masuk menuju rumah yang terlihat sederhana. Tentu bersama beberapa bodyguard nya.

Saat ingin mengetuk pintu rumah tersebut Jimin mendengar suara Hana yang terdengar kesakitan dan juga suara seorang pria.

"Ampun ah hiks... Sakit"

"Kau tidak berguna bahkan tidak bisa menghasilkan uang sama sekali, lebih baik kau mati saja"

Jimin yang mendengar nya mengepalkan tangan kanan nya. Dengan cepat Jimin mendobrak pintu dengan cara menendang nya dengan kuat.

Pernikahan Kontrak | PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang