07

272 15 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Hana menghempaskan tubuhnya ke atas kasur. Ia merasa lelah karena seharian terus mencoba beberapa gaun pengantin.

Jika hanya satu atau tiga tidak masalah untuk Hana tapi ini ah bahkan ia tidak bisa menghitung berapa banyak jumlah gaun yang sudah ia coba.

Menghela nafas panjang dan berjalan mengambil pakaian santai lalu berjalan ke kamar mandi. Ia harus menyegarkan diri.


























****


















Seorang pria yang memiliki pekerjaan sebagai dokter saat ini sedang duduk canggung di sofa bersama pria yang memiliki perusahaan terbesar kedua yaitu Kim Light.

Saat ini ia sedang mengobati luka pada lengan pria tersebut. Memakai kan perban dengan hati-hati.

"Ayolah Kim jangan canggung seperti ini"

Setelah selesai pria berwajah manis itu membereskan semuanya.

"Terima kasih Jinseok"

Mendengar hal tersebut tentu membuat pria bernama Kim Seokjin diam mematung.

"Ouh shit! Jantung ku"

Seokjin hanya mengangguk sebagai jawaban karena saat ini lidahnya kaku setelah mendengar panggilan yang sudah lama tidak ia dengar.

"Sudah berapa lama kita tidak berbicara ya?" ucap pria berlesung pipi sambil memikirkan terakhir kalinya mereka bertemu.

"Saat kau pergi ke Amerika untuk melanjutkan studi mu"

Pria berlesung pipi itu tersenyum canggung saat mengingat nya "Sorry, aku tidak menghubungi mu selama 3 tahun ini" pria berlesung pipi melihat ke arah pria berwajah manis yang masih memberikan semua isi P3K itu.

Pria berlesung pipi mengusap telapak tangan nya "Hmm... Senang bisa bertemu dengan mu lagi Jinseok"

Seokjin menatap ke arah pria berlesung pipi dengan tatapan mata yang tajam. Diam-diam ia mengambil bantal sofa.

"YAK APA KAU SUDAH PIKUN? AKU SUDAH PERNAH BILANG KALAU AKU TIDAK SUKA DENGAN PANGGILAN ANEH MU ITU. KIM NAMJOON"

Ucapnya sambil memukul pria bernama Kim Namjoon dengan bantal sofa.

"Aduh... Aduh maaf hyung aku hanya senang bisa melihat mu lagi" ucapnya.

Seokjin melempar bantal sofa itu dengan kasar "Kau sudah melihat ku kan? Kalau begitu aku pergi dulu" ucap nya dan sudah berdiri berjalan menuju pintu tapi langkahnya terhenti dan berbalik menatap Namjoon yang masih duduk "Dan jangan ceroboh lagi, suruh saja orang lain"

"Ya ya baiklah"

Setelah mendengar itu Seokjin keluar dari ruangan kerja milik sang CEO dan berjalan menuju lift.

Saat sampai lift Seokjin menekan tombol menuju parkiran perusahaan. Saat pintu lift tertutup Seokjin langsung lompat-lompat senang dan penuh kegembiraan.

Beruntung lah di lift ini hanya ada ia seorang tidak ada lagi yang lain. Jadi tidak akan ada yang melihat sifat asli pria manis ini.

"Oh my God, this is driving me crazy. Aku pikir dia lupa nama panggilan Jinseok syukur lah aku bisa mengendalikan emosi ku" ucapnya.

Pintu lift terbuka dan Seokjin kembali lagi seperti biasanya. Tidak ada yang boleh tahu sifat aslinya kecuali sang sahabat.

Seokjin mengambil ponselnya yang ada di saku mantel dan menekan salah satu nomor sahabat nya.

Seokjin masuk ke dalam mobilnya "Yoon, aku ingin bicara sekarang juga, kau dimana? Ah okay aku ke sana sekarang" lalu mematikan sambungan telepon nya dan menuju tempat sahabatnya itu.
















****



















Yoongi saat ini sangat pasrah dengan nasibnya yang harus kembali mendengar masa dalam cinta yang keluar dari mulut seorang Kim Seokjin.

Ya sudah hampir 2 jam lamanya Seokjin bercerita tentang bagaimana ia bertemu dengan pria bernama Kim Namjoon, hubungan pertemanan mereka sampai akhir Seokjin memiliki perasaan tersendiri terhadap orang yang bernama Kim Namjoon itu.

Serta kejadian yang baru saja pria berusia 29 tahu ini alami ke padanya juga.

"Hyung kau bisa diam sebentar? Kau sudah mengulangi nya 4 kali aku sakit kepala mendengar nya"

Seokjin mendesah pelan "Kau saja yang terus-terusan mengagumi pemilik agensi Hope aku tidak bosan mendengarnya"

"Terserah Hyung saja deh"

"Jadi kelanjutan ceritanya?" tanya Seokjin dan Yoongi hanya mengangguk dan meminum americano miliknya.

Seokjin kembali menceritakan kejadian itu kembali dan Yoongi hanya menganggukkan kepalanya.

Tringg~~~

Seseorang yang baru saja masuk di caffe langganannya dengan memakai setelan jas lengkap berwana hitam dan kemeja hitam dengan sedikit berbeda warna merah seperti noda darah dengan kacamata yang ia kenakan membuat beberapa pengunjung berbisik-bisik memuji ketampanan pria tersebut.

Seseorang yang baru saja masuk di caffe langganannya dengan memakai setelan jas lengkap berwana hitam dan kemeja hitam dengan sedikit berbeda warna merah seperti noda darah dengan kacamata yang ia kenakan membuat beberapa pengunjung berbisik-bisik...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hal tersebut tentu tak luput dari perhatian Yoongi. Ia bahkan tak menggubris apa yang dikatakan oleh sahabat itu.

Seokjin menatap kesal pada sahabat pucat nya itu dan ikut menatap kemana perginya dunia sahabatnya itu.

Seokjin tersebut jahil dan kemudian menatap sahabatnya "Panjang umur sekali dia, kenapa tidak kau nyatakan cinta saja langsung"

Tentu Yoongi yang mendengar nya di buat tersedak oleh air liurnya sendiri.

"Kau gila?"

"Kau juga gila" balas Seokjin dengan senyuman ramah "Sama-sama gila karena kita ada di 'pihak bawah'" lanjutnya.

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pernikahan Kontrak | PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang