῭ 01 ῭

655 47 2
                                    

Pagi ini, aku dan papahku sedang sarapan bersama diruang makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini, aku dan papahku sedang sarapan bersama diruang makan.

"Kak." panggil papah padaku.

"Ya?" sahutku, melirik papah sekilas dan melanjutkan makanku yang tertunda.

"Papah mau nikah lagi." ucapnya, aku langsung menghentikan makanku dan menoleh padanya.

"Terserah papah." ucapku datar, sebenarnya aku kaget atas apa yang papa ucapkan tadi.

"Kak, papah minta restu kamu."

"Kalo aku bilang gak mau restuin papah, papah juga bakal tetap nikah kan? Ya udah aku gak peduli." jawabku ketus.

"Kak! Mau sampai kapan si kamu kaya gini!?" sentak papah dan membanting alat makan yang ia gunakan dimeja makan.

"Aku benci papah!" gue langsung pergi meninggalkan meja makan.

"Kalau karena mamag meninggal itu bukan salah papah!" triaknya yang masihku dengar dari arah ruang makan.

Akupun langsung keluar rumah untuk menuju kesekolah.

"Mau berangkat sekarang non?" tanya supir dirumahku.

"Gak mang rui lagi mau naik bus aja." jawabku sambil tersenyum paksa.

"Tapi non, nanti tuan marah kesaya."

"Tidak akan, bilang saja pada si tua bangka itu, aku akan naik bus, untuk hari ini." akupun pergi ke halte dekat perumahanku, ya walaupun harus keluar kompek dulu untuk kehalte itu.

Saat aku sampai dihalte, ya tempat ini masih sepi, aku terlalu pagi untuk sampai kesini.

"Halo kak " sapa anak laki-laki padaku.

"Ya?" akupun menoleh padanya.

"Kakak sekolah dimana?" tanyanya.

"Exo planet high school." jawabku.

"Wahh aku tadinya juga ingin sekolah disana tapi, bunda tidak memperbolehkanku disana, karena harus mengikuti kakak-kakakku yang lain, lagi juga biaya sekolah itu mahal." curhatnya dengan kekehan diakhir ucapannya.

"Kak apa kakak tau?" tannyanya lagi. Aku hanya menoleh padanya.

"Kakak cantik kaya bunda aku." sambungnya, aku hanya menatapnya dengan senyum tipisku.

Saat itu juga sudah banyak orang yang berdatangan kehalte, tidak ada satupun siswa dihalte ini yang dari sekolahku, membuat mereka berbisik-bisik keteman-teman mereka.

Masa sekolah orang kaya naik bus.

Mungkin dia anak beasiswa yang kurang mampu.

Kuakui dia cantik.

Hei! Apa-apaan kau ini!

Beberapa dari mereka mengoceh seperti itu, aku tidak perduli, dan anak laki-laki yang tadi menemaniku itu terus menatapku dengan tatapan kagumnya, kuakui dia sedikit menggemaskan.

Resonance familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang