"Gakkk."
"jauhin queen!." tekan nichol.
"gakk, ini tentang hidup gue, kok abang ikut campur!"
Nichol menatapnya tajam, jika saja iqbaal tak membuat adiknya menangis, ia tak akan mungkin ikut campur dalam urusan percintaan adiknya.
"lo mau jauhin iqbaal atau iqbaal guw pukul?." tanya nichol dingin.
Queen menatap tajam abangnya, lalu ia menghentakkan kakinya pergi dari kamar abangnya dengan emosi yang menggebu-gebu.
Queen pergi menuju kamarnya.
Apaansih si abang,larang-larang gue deketan sama iqbaal kan terserah guee mau deketan sama iqbaal kek sama mang dudung kek ato sama siapa ajaa. Ikut campur ajaa!
*****
Sementara nichol hanya menghembuskan nafasnya melihat adiknya yang sangat keras kepala itu. nichol hanya tidak mau jika queen nanti dikasari iqbaal, makanya nichol mencegah queen untuk mendekati iqbaal.
Tapi lihatlah anak itu,keras kepalaa.
Nichol lalu melangkahkan kakinya menuju kearah kamar queen.
'TOKKK'
'TOKKK'
'TOKKK'"queen bukain abang mau bicara sama lo," ujar nichol.
"bicaraa apa lagi bang? Jauhin iqbaal?!! Udah sana gue gamau." sahut queen didalam kamarnya dengan setengah membentak.
"tapi ini penting dekk! Kalau gak detik ini juga gue kerumah iqbaal terus gue pukul diaa!."
"ihh resee banget!." gerutunya,lalu membuka pintu kamar.
Setelah itu nichol masuk kedalam kamar queen.
"masih marah sama abang?," tanya nichol yang melihat wajah tak bersahabat dari adiknya itu.
"menurut loo?!!,"
"hehh yang sopan sama abang lo!!,"
Queen memutar bola matanya,menatap abangnya malas. "jangan mulai deh bang, dari kecil ampe besar tuh kita udah biasa dengan kata 'lo-gue' yaah!,"
"yaa tapi kan setidaknya lo boleh panggil gue abang, gak nanti lo panggil gue 'lo',"
Queen menghembuskan nafasnya dengan kasar.
Inikan yang marah guee,kok malah abang sihh yang balik marah-marah sama gue!!
"yaudahh niat abang kemari ngapain? Kalau hanya mau adu bacot mending pergi dehh. Gue mau istirahat!."
Nichol mengerjapkan matanya. ohiya niatnya kemari untuk menasehati queen,kenapa jadi bertengkar seperti ini.
"abang cuma mau nasehatin lo-----"
"buat jauhin iqbaal? Ogahh!." tukasnya yang memotong ucapan nichol.
Nichol memelototkan matanya,adikk yang menyebalkann. Belum juga ia selesai bicara sudah dipotong saja!
"abang belum kelar bicara dekk,"
"ya tapi itukan yang mau abang katakan? Yaudah jawabannya ogah!."
Nichol menghembuskan nafasnya.
"kalau dia gak kasar mah gue gak perduli,tapi inikan dia kasarin eloo! Lo jadi wanita gak usah ngejar-ngejar napaa!."
"yaa tapikan bang, gue cinta sama dia. Abang mah mana ngerti, pacar aja gak punya,"
"katanya ganteng tapi pacar aja gapunya, dasar galaku" lanjut queen.
Nichol memincingkan matanya mendengar lanjutan dari adiknya.
"gue bukannya gak laku yahh! Banyak kok cewe-cewe yang ngejar gue. Bahkan temen lu yang siapa namanya itu, sering banget chat gue. Ya tapi gue emang belum mau pacarah. Soalnya gue mau rasain masa ketampanan gue yang bisa buat jadi fuckBoy." ujar nichol sombong, sambil merapikan rambutnya kebelakang.
Queen bergidik dengan apa yang abangnya katakan. Tapi ada benarnya juga, selama ini melta sahabatnya sering menanyakan kabar abangnya melalui queen, dan setiap malam ponsel abangnya sering berbunyi. Banyak nama gadis yang tertera dilayar ponsel abangnya. Seperti citra,sindy,indah dan sely. Hanya itu yang pernah queen lihat. Sering juga televonan sama abangnya sampai larut malam.
Tapi setiap queen bertanya kalau itu pacar abangnya atau bukan, abangnya sering jawab 'bukan'.
Dasar fuck boy!
"udah mandangin wajah tampan gue?!,"
Queen mengerjap lalu membuyarkan lamunannya.
"ihh jijiqq tampan dari mananya, tampanan iqbaal juga!."
Nichol lagi-lagi menghela nafasnya. Ia hampir lupa menasehati queen.
"dekk, lo mau tau gimana perasaan iqbaal ke elo?,"
Queen menganggukkan kepalanya.
"maka dari itu lo haru jauhin dia." lanjut nichol.
Queen menyerngitkan dahinya.
"kok harus ngejauhin sih bang, apa hubungannya?."
Nichol menghembuskan nafasnya, dasar sibodoh inii!
"soalnya kalau lo jauhin dia terus dia kayak kehilangan gitu berarti dia suka lo, tapi kalo gakk----" nichol menatap queen, ia ragu melanjutkan omongannya.
Queen mengerutkan keningnya menatap kearah abangnya. "kalau gak kenapa bang?,"
"berarti dia gak suka lo," ujarnya hati-hati, takut-takut nanti queen ngamuk.
Tapi menurutnya iqbaal memang tidak menyukai adiknya. contohnya saat queen mengganggu iqbaal, bukanya senang iqbaal malah merasa risih.
Queen menggigit pipi dalamnya dengan mata yang membola keatas. menimang-nimang pertanyaan yang diajukan oleh abangnya.
Setelah gue fikir-fikir dengan otak gue yang gak seberapa ini, gaada salahnya deh untuk gue coba yang abang laknat gue katakan tadi.
Queen membolakan matanya menatap kearah abangnya, "Yaudah gue cobain deh banggg----"
Nichol tersenyum, padahal itu hanya akal-akalannya untuk menjauhkan queen dari iqbaal.
"yaa tapi kalo gue mampu." lanjutnya sambil cengengesan.
Nichol memutar matanya malas.
Nichol lalu mengambil ponselnya yang berada disaku celananya. melihat jam 22.00, apakah selama itu ia dan adiknya bertengkar? Entahlah!
"udah tidur sana,esok sekolahkan,"
"siap kaptenn." seru queen lalu mengangkat tangannya memberi hormat.
Nichol terkekeh lalu tangannya beralih mengusap-usap kepala queen. "jangan lupa esok, gausa ngintilin iqbaal yaa. Jangan gue garukk loo!."
"iya iyaaaaa, harus banget gitu yah kalo ngomong sama berbie sekasar itu?!," ucap queen dengan wajah yang ditekuk lalu menatap kesembarang arah.
Nichol berusaha menahan senyuman melihat adik kesayangannya ini, yahh ia sangatsayang kepada queen walau selalu menjadi patnernya dalam adu bacot.
Nichol lalu mendekatkan kan wajahnya ketelinga queen, sedangkan queen masih menatap kesembarang arah.
"BODOAMATT!." teriak nichol tepat ditelinga queen, sedangkan queen terjengkit kaget dibuat abangnya.
Queen menatap sinis nichol yang berlari, lalu ia menarikk nafas sedalamnya.
"ABANGGGGGGGGGGG!"
.
.
.
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
SEDINGIN ESS(END)
Teen FictionEss bila dihangatkan bisa cair. semoga saja hati-mu pun begitu, bisa cair dengan kehangatanku:)