Timeless, stay or leave 3

77 11 1
                                    

"Jangan senyum, nanti gue nyungsep."

Kalian bisa share link cerita ini ke teman-teman kalian, siapa tau nyaman heheheh.

Selamat membaca.

Sudah hampir setengah jam berlalu namun ayah dan anak itu tak ada satu pun yang memulai pembicaraan, si anak yang sudah kesal dan si ayah yang menunggu pertanyaan keluar dari si anak.
"Ada apa? Aksa sibuk."

Bima tertawa mengejek sang putra yang terlihat sombong.
"Sesibuk apa tuan muda?"

"Jika tidak ada yang penting, Aksa kembali ke kamar," ujar Aksa.

"Ayah hanya ingin sedikit berbincang dengan putra ayah yang keras kepala ini. Apa tidak boleh?" tanya Bima.

"Waktu yang tidak tepat untuk itu yah," sebisa mungkin Aksa keluarkan alasan apapun, karna ia tau apa yang akan di bahas oleh ayah nya.

"Ayah setuju sama Revin, apa yang adik mu itu katakan memang benar. Kamu terlalu di buta kan oleh cinta," ujar Bima.

Ingatan Aksa kembali pada ucapan adiknya semalam.

"Gini aja, lo terima pertunangan ini. Masalah cinta, gampang nanti juga ada tapi kak aelah geli gue manggil lo kak. Kalo dalam waktu 2 bulan rasa cinta itu belum juga hadir, lo bisa batalkan pertunangan ini. Gue gak rela kalo lo nyakitin dia, lepasin dia saat apa yang gue bilang tadi belum juga ada," ujar Revin.

Tertegun, ini untuk pertama kalinya saya melihat keseriusan dalam ucapan Revin.

"Beri Aksa waktu sampai besok," pinta Aksa.
Bima tersenyum ia sangat paham sifat anaknya ini, harus di bicarakan baik-baik.

"Baik, semoga keputusan kamu tidak membuat kami kecewa," tanpa menjawab ucapan sang ayah, Aksa memutuskan untuk langsung beranjak pergi dari ruang kerja Bima.

ARGHHH!!!

Semua barang di atas meja nakas Aksa jatuh kan, ia meluap kan segala kekesalannya. Bagaimana bisa ia akan berhubungan dengan seseorang yang dari dulu tak ia sukai bahkan bisa di bilang benci, gadis kecil itu hanya menyusahkan saja. Tapi, ia tak mungkin mengecewakan Ayah dan Bunda. Hanya dirinya harapan mereka, semoga mereka menerima keputusan ini.
"Gadis pembawa sial," gumam Aksa.

_______

Kinara POV

Seperti mimpi. Seseorang yang sudah lama ku kagumi akan menjadi milik ku walau belum sepenuhnya, tapi tak apa setidaknya ada kemajuan yang besar. Boleh kah jika aku berharap kami akan menjalani kehidupan bersama sampai hubungan yang lebih serius? atau salah satu dari kami pergi, konyol sadar Kinara jangan terlalu banyak berharap.

Tanpa bisa ku tahan senyum indah mengembang.
"Bagaimana ya reaksi kak Aksa saat kami bertemu nanti."

"Aduh ingat kin, jangan ber ekspektasi tinggi."

Kinara POV off

Tok tok tok

"Kin ini papa, boleh masuk?," tanya Agam.

"Boleh pa, masuk aja gak aku kunci pintunya," jawab kinara dari dalam kamar.

Gadis itu tersenyum kecil kepada Agam.
Canggung? Tentu saja, ini untuk pertama kalinya mereka berbincang setelah bertahun-tahun lamanya.
"Sini pa duduk samping aku," ajak Kinara.

Agam mengangguk.
"Gimana sekolahnya? Lancar kan?"

Gadis itu tertawa sumbang, aneh saja. Rasanya asing mendengar Agam bertanya seperti itu.
"Sejak kapan perduli?"

Timeless Stay Or LeaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang