| Chapter 07 |

570 54 13
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

____________________________________
<••• Precious
... "Xiao Zhan... Jangan harap kau bisa merebut Yi Bo dariku." gumam Yi Fan dengan ekspresi menahan kemarahan. Dia tanpa sadar menggenggam ponselnya dengan sangat kuat seolah ingin menghancurkannya menjadi serpihan.

•°•°•°•°•°•°•°•

[▶percakapan scene ini, menggunakan bahasa inggris]

Di sebuah gudang, seorang pria tua yang berusia 50-an dan bertubuh gemuk itu sedang berusaha membuka matanya. Entah mengapa, dia tidak bisa membuka kelopak matanya dengan mudah, sangat berat dan ketat. Dari sedikit celah kelopak matanya yang terangkat, dia tidak bisa melihat apa pun selain kegelapan. Sampai otaknya sudah bisa berpikir penuh, dia baru sadar bahwa matanya itu sedang tertutup oleh kain. Otomatis kedua tangannya bergerak untuk membuka, namun tangannya juga tidak bisa digerakkan. Semakin kuat dia berusaha menggerakkan tangannya, semakin perih kulitnya. Tidak hanya tangan, kakinya juga terapat menjadi satu, tidak bisa dipisah karena ada sesuatu yang mengikat di pergelangan kakinya. Lalu dia menggerakkan seluruh badannya yang sedang dalam posisi duduk itu dengan gelisah, sampai-sampai tubuhnya kehilangan keseimbangan dan jatuh ke samping. Wajah dan bahunya membentur lantai semen begitu kuat, ditambah peluh keringat yang menetes terus menerus membuatnya tidak sengaja mengecap sesuatu yang asin di bibirnya.

"Siapa yang berani mengikatku?!!!" teriak pria tua itu marah, masih dengan nada angkuh. Dia tetap menggerakkan badannya, berusaha untuk lepas dari kukungan kain, tali dan kursi.

Tidak berapa lama, tubuh pria tua itu diangkat ke atas dengan sangat mudah oleh dua pasang tangan kuat. Tubuhnya dikembalikan ke posisi duduk semula. Sewaktu dia akan mengumpat, kain yang menutupi matanya dilepas secara kasar. Berselang beberapa detik, wajahnya disembur air sehingga membuat matanya perih dan terbatuk-batuk. Butuh waktu untuk bisa melihat jelas siapa yang berani memperlakukan hal seperti ini kepadanya.

"Siapa kau?" tanya pria tua itu dengan suara serak. Matanya berusaha menekan agar pandangannya menjadi jelas.

Pria tua itu menebak ada tiga orang pria muda berpostur tinggi dan ramping sedang berdiri di hadapannya sambil memegang senjata Assault Rifle. Semua memakai pakaian serba hitam dan tertutup. Dua di antaranya mengenakan topi rajut hitam yang menutupi seluruh kepala hanya menyisakan bolongan pada bagian mata dan mulut. Sedangkan satu orang yang berdiri di tengah terlihat lebih stylish, dia mengenakan buff masker berwarna hitam bermotif garis abu dan kacamata goggles ski. "Apa kalian perampok? Aku akan memberikan berapa banyak yang kalian mau, asalkan kalian membebaskanku."

Pria tua itu mencoba bernegoisasi. Dia tidak ingat kenapa dia bisa berada di gudang ini. Terakhir, seingatnya... dia sedang berada di club playhouse Los Angeles, duduk menikmati minuman beralkohol ditemani belasan wanita. Dia tidak menyangka akan berakhir sebagai korban sandera. Ada rasa malu terbesit di wajahnya saat ini, karena harga dirinya sebagai ketua mafia elit yang tersohor ternyata begitu mudah diculik oleh tiga pria di hadapannya.

SECRET AGENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang