Chapter 4. Pure Love Kisseu

2K 297 20
                                    

Semua orang berbela sungkawa. Merasakan kehilangan yang luar biasa. Tak terkecuali bagi Park Munyeong yang kehilangan putri semata wayangnya. Ia sudah seperti mayat berjalan dengan wajah redup tanpa ekspresi lain.

Lalu Jeon Jungkook menyalurkan kemarahannya semalaman di hutan. Soal Yiren, dia tidak membutuh dia lagi. Jadi Jungkook menghabisinya saja.

Kematian Rose bahkan tidak dipublikasikan dan dilaksanakan di kastil Jungkook. Tepatnya aula. Yang dihadiri oleh Jennie, Jisoo, Lisa, Taehyung, Yugyeom, dan beberapa werewolf dari klan Jungkook yang menunggu diluar. Mengingat kekasih raja mereka hanya bisa dikenang hari ini.

Sebagai manusia seperti Rose yang tahu menahu soal kehidupan immortal, Jennie dan Lisa bukan pertama kali berada disekeliling werewolf dan vampire. Ini soal rasa sedih mereka yang hanya bisa duduk menunduk penuh berduka cita. Dan Jisoo yang dikenal sebagai seseoranh dengan wajah pokerface, akhirnya menangis juga. Kemarin dan hari ini.

Park Munyeong tak kuasa menahan tangis. Setelah ini, dengan siapa dia akan hidup? Istrinya juga sudah tiada. Sekarang putri kesayangannya?

Dan Jungkook bersumpah demi makam orangtuanya. Dia akan mencari dalang apel beracun itu dan memberikan kematian paling menyakitkan yang akan mengantar orang itu didetik-detik menuju dasar neraka.

Dia rindu Rose. Sangat. Omelannya, senyumannya, tingkah uniknya, suara manjanya kala minta uang pada Jungkook, kerutan kesalnya kala remedial, dan ketika dia makan. Semuanya. Sayang, Jungkook rasa takkan pernah merasakan dan melihat semua itu lagi. Elusan Rose pada rambutnya ketika penampilannya kacau seperti sekarang, karna Rose akan langsung menjelma menjadi ibu-ibu pengomel ketika Jungkook kelihatan kacau sekali. Terutama pada rambut.

Jungkook ingin itu sekarang.

Mendengar tangisan Lisa dan Jennie pecah, Ia menghela nafas lalu menghampiri mendiang kekasihnya yang terbaring diatas tumpukan bunga lily putih--kesukaannya--, dengan gaun panjang putih sampai mata kaki dan rambut pirang lurus yang tergerai.

Ia menatap Rose dengan sendu. Menahan air matanya agar tidak jatuh untuk kesekian kalinya dan menggenggam tangan pucat dingin ramping itu dengan erat.

Sebelumnya, semua orang hanya bisa menunduk dan Jungkook sebisa mungkin tidak bergetar ketika mulai membuka kata-kata terakhir yang gadis kesayangannya.
"Rosie,"

"Banyak yang ingin kukatakan untukmu sekarang. Tapi semuanya hanya akan membuatku semakin memburuk." Ia menarik nafas lagi. "Kau ingat soal janjiku mengajakmu liburan sepanjang musim panas? Dan juga janjiku untuk mengunjungi makam orangtuaku bersama-sama? Sepertinya itu tidak akan pernah terjadi. Itu hanya akan menjadi janji kadaluarsa dipojokan agenda kita. Maafkan aku karna tidak bisa menjagamu. Tidak bisa menyisir rambutmu dengan baik, dan bahkan tidak bisa untuk tidak mengomel sebisaku karna kau adalah gadis nakal. Aku minta maaf untuk semuanya." Pemuda Jeon itu mengeratkan genggamannya dan terdiam sejenak untuk menarik nafas lagi.

"Aku mencintaimu, sampai kapanpun." Jungkook memberikan kecupan terakhirnya di bibir Rose. Memakan waktu sekitar lima detik dan setetes air mata lolos hingga jatuh mengenai pipi mulus Rose.

Sementara di kastil, Well--Sooran tampak lebih senang dari biasanya. Lalu kenapa wajahnya tidak bertambah cantik? Ah, tidak masalah. Yang penting gadis itu sudah mati. Membuatnya jadi satu-satunya wanita tercantik. Lalu apa ini?

"Tunggu--apa ini kerutan?" Tanyanya mulai panik. Menyentuh sudut matanya dan menjerit tertahan ketika jarinya mengurus dan keriput.

"Apa ini?"

"Ratuku, kutukannya patah. Gadis itu hidup lagi. Bersiap menanggung konsekuensi menggunakan sihir?"

Sooran menyembunyikan tangannya dibalik gaunnya dan wajahnya mengerut menua. "Tidak mungkin,"
"Apa kau menipuku, goblin sialan?!"

The Mirror [2020]END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang