11 -- Melepasmu

31.4K 1.5K 248
                                    

Author POV

Suasana mobil menjadi canggung setelah insiden Eva mencium pipi Rayhan. Eva masih saja merutuki dirinya dalam hati, betapa bodohnya ia menyerahkan bibir perawan nya kepada Rayhan, yaa walaupun memang hanya ciuman di pipi.

Berbeda dengan Rayhan, ia sama sekali tak memikirkan ciuman tadi, yang di pikiran nya hanyalah Eza. Memikirkan betapa terluka nya Eza saat mengetahui bahwa lelaki yang dijodohkan dengan kakak nya adalah lelaki yang ia cintai. Memang keduanya sama-sama mengakui saling mencintai, namun belum ada hubungan yang terjalin diantara mereka.

Belum. Tapi nanti pasti akan. Batin Rayhan.

“Ehm..” Eva berdehem, menetralkan kegugupan, “Kita mau kemana, sih?” Eva akhirnya membuka suara.

“Ketempat makan” jawab Rayhan.

“Okey” angguk Eva.

Tak lama Rayhan segera memarkirkan mobilnya disuatu tempat makan yang sangat tidak asing bagi Eva. Eva masih mengingat-ingat tempat makan ini disaat Rayhan sudah akan siap turun.

“Perlu ku bukakan lagi seatbelt nya?” tanya Rayhan menoleh kearah samping.

Muka Eva kembali memerah malu mengingat ciuman saat memakai seatbelt tadi, “Nggak usah” jawabnya.

Sialan Rayhan, udah berani ngeledek gue. Sungut Eva dalam hati.

Rayhan membuka pintu mobil lalu turun.

Eva pun membuka sabuk seatbelt lalu turun dari mobil mengikuti langkah Rayhan.

“Pelan-pelan, pleaseeee….” Eva setengah berlari mengejar Rayhan yang berjalan dengan langkah besar.

Rayhan tetap acuh tak acuh seperti biasa.

“Kayak nya sebentar lagi bakal ada yang minta tanda tangan sama lo, deh” ujar Eva saat mereka berdua sudah duduk di bangku yang berada tepat selurus dengan pintu masuk.

Rayhan mengertukan kening, “Kenapa?” tanya nya bingung.

“Liat aja tuh tatapan kagum para penggemar lo” jawab Eva sambil menunjuk semua gadis dan ibu-ibu disekeliling mereka yang terkagum memandang Rayhan.

“Lihat juga tuh air liur para pemujamu” Rayhan ikut menunjuk semua laki-laki yang duduk di sekeliling mereka memandang Eva tanpa kedip.

Eva tertawa, “Gue jadi takut dimakan sama mereka”

Pelayan datang dan membawa pesanan mereka dan meletakkan nya di meja. Namun Eva bingung karena ada satu pesanan nya yang tidak ada.

“Ice cream nya mana, mbak?” tanya Eva kepada pelayan.

“Anak kecil tidak baik terlalu banyak memakan ice cream, bisa merusak gigi” Rayhan yang justru menjawab bukannya si pelayan.

“Isshhh… gue bukan anak kecil tauuu…” geram Eva, bukannya terlihat menakutkan namun justru terlihat begitu menggemaskan.

Pelayan tadi sempat menahan tawa sebelum akhirnya pamit pergi dari meja mereka.

“Cepat makan, jangan berisik” ujar Rayhan penuh penegasan.

Eva mencibir, “Pokoknya nanti gue mau beli ice cream. Titik!” lalu Eva memulai mengunyah makanannya.

“Iya, dek.” Jawab Rayhan.

Eva hampir saja tersedak makanan yang sedang ia kunyah.

Tadi dia manggil aku ‘dek’? Manusia irit kurang ajaaaarrr… eh, tapi kok kayak pernah denger panggilan itu ya. Pikir Eva dalam hati.

Our HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang