Pukul 19.38 di trotoar yang sepi dikelilingi perumahan dan sekolah yang sudah tutup sejak sore tadi, seseseorang sendirian menapaki lurus trotoar jalan itu dan tampak memikirkan sesuatu, "Sudah lama tidak kembali pulang kerumah, mungkin sedikit membersihkanya dan mengusir hantu, lagipula tidak ada siapapun disana, sayang sekali tidak ada yang merawat rumahku," Batin dia sambil memasukan tangannya ke saku celana, kemudian dia melihat sekitar, "Yah, daerah sini sudah banyak bangunan bangunan besar ya, tidak bisa nostalgia lagi deh, tidak ada tempat bermain lagi sekarang." dia berbicara sendiri dengan ekspresi kecewa.
Tiba-tiba dia terdiam kaget dengan apa yang dirasakanya, dia mengendus menoleh ke arah aura tersebut muncul "Bau ini," dia kemudian tanpa berpikir langsung berlari dan tiba-tiba auman muncul dari asal aura tersebut.
Pukul 15.59 di sebuah sekolah di atas gerbangnya bertuliskan "SMA Arundati" kegiatan belajar mengajar sudah selesai dari pukul 3 tadi, siswa disana sebagian besar pulang dan sisanya bermain bola sampai gelap, tapi ada yang aneh dengan satu ruangan di paling pojok sekolahan tersebut, ruang olahraga, gelap dan tertutup, terdapat suara bising mencurigakan yang terdengar dari luar ruangan di sore itu.
"Hehehe..."
"Apa apaan nih Gwe mulu anjir."
"Hahaha...lu goblok sih."
"Woi curang anjir."
Bruakk
Pintu ruangan itu tiba-tiba terbanting dibuka seseorang, dengan wajah menahan marah dia mengeluarkan semua amarahnya ke orang yang ada di dalam ruangan itu "WOI PULANG WOI DAH SORE! Mau di kunci nih tempat! Maen kertu sembarangan, emang tempat bapak kalian apa, pakek lilin doang lagi, mau ngepet lu?, nyalain dong lampunya!"
Tiga siswa yang wajahnya tertutup penuh dengan tepung duduk memutar memasang muka bego dengan penerangan lilin didepanya, salah satu murid pun menyahut, "Apaan sih Mas, lagi asik-asik nya nih", dua siswa lain pun tersenyum seram tanpa bersalah diwajahnya. kemudian setelah menghabiskan tenaganya meneriaki mereka,dia terlihat kesal dan berjalan ke arah saklar dengan niat menghidupkan lampu.
"Ngapain coba main gituan di tempat kaya gini, mending dirumah sono!." dia melanjutkan kalimatnya sambil menghela napas, "Dengerin Ye, kalo gak ada apa-apa di sekolah cepetan pulang, kasihan Mak lu nyariin khawatir sama anaknya." Ceramah si ketos tersebut sambil merem-merem merasa berwibawa.
"Mas, sejak kapan mas jadi ibu saya?" Jawab santai siswa yang berbicara tadi.
"LU YA, DI NASEHATIN SAMA ORANG TUA NGELUNJAK, lagian ngapain lu masih di sini, dicarin orang tuh" Ketos yang ngamuk tidak bisa mengendalikan amarahnya memukul kepala siswa yang asal menjawab tadi dari atas, "Ha?" Langit menjawab kebingungan, belum sempat ketos menjelaskan seseorang berlari ke arah ruangan tersebut sambil berteriak,
"Langit!" Ya, dia siswa kelas 10 yang dari tadi menjawab kata-kata ketua kelas dengan baju model seadanya dan rambut hitam pendek kekuningan yang cuman kepotong rapi pinggirannya, mungkin dia bisa jadi karakter utama, sontak Langit kaget dan berkata,
"Wooaa...pak guru Harto."
"Kamu ngapain di sini,besok kamu saya daftarin ikut lomba olahraga antar sekolahan, jadi cepetan pulang." Bicara guru kekar berpakaian olahraga tersebut.
Sontak kedua temanya kesal sambil mengepalkan tangan "Langiiiiit, Lu bilang besok nggak ngapa-ngapain, lu janji mau mabarkan?"
"Lah emang enggak kok, aku nggak tau apa-apa, lagian aku juga enggak daftar lomba."
"Kamu itu fisiknya kuat percuma kalau enggak di manfaatin, lagian kamu ngapain ngabisin waktu ngelakuin hal-hal aneh selesai sekolah." Saut guru tersebut sambil meyakin dia dengan sangat percaya diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aji Langit
ActionSeorang anak SMA yang menjalani hidupnya dengan normal dan tidak tau tentang dunia ini, terjadi sepulang sekolah mendapat petaka yang tak terduga, dia menemukan seekor monster dan mendapatkan sebilah senjata kuno ditanganya, diapun hampir mati dan m...