Sandra terbangun dengan alarm ponselnya yang berdering keras. Dengan sedikit menggerutu, ia meraih sumber suara itu dan mematikannya secara terpaksa. Tatapannya masih kosong, bertanya-tanya siapa yang sebenarnya diatur disini---ia yang telah memasang alarm sialan itu di ponsel, atau ponselnya yang kini telah mengatur jam tidurnya.
Entahlah.
Ia mengangkat tubuhnya dengan tetap menggenggam benda persegi panjang itu. Terlihat angka 06.00 di layar berukuran 6,5 inci sebelum ia membuka lockscreen dengan sidik jarinya.
Ada beberapa notifikasi pesan disana. Seperti biasa, Karla yang terus menerus mengoceh tentang pacar barunya. Membosankan sekali rasanya setiap hari membaca detil cerita bagaimana ia begitu membanggakan kisah yang baginya luar biasa itu. Dan parahnya, Sandra harus meresponnya setiap waktu. Benar-benar setiap waktu! Yeah, walaupun begitu dia adalah sahabat yang mengagumkan. Selalu saja membuat kejutan yang membuat Sandra terpingkal-pingkal karenanya. Tapi ia belum ingin membalas pesan itu kali ini.
Sandra hampir menutup ponselnya ketika melihat sebuah nama yang tidak asing juga muncul di notifikasi bar.
'Hai, bagaimana kabarmu?'
Sudah sekitar enam bulan nama itu bahkan sosoknya tidak lagi muncul di ponsel miliknya. Sandra terdiam untuk waktu yang cukup lama, menghela nafas cukup dalam sebelum akhirnya benar-benar meninggalkan ponselnya. Ia harus bergegas ke kamar mandi sebelum bosnya memarahinya lagi karena beberapa hari ini ia selalu terlambat datang ke kantor.
***
Martin berdeham pelan. Disesapnya kopi robusta panas sambil beberapa kali melirik jam tangan Swiss-nya. Ia tersentak kaget karena lupa betapa panasnya minuman itu.
Sialan, pikirnya.
Akhir-akhir ini kehidupannya sedikit kacau. Betapa ia beberapa kali kehilangan konsentrasi dan tidak bisa fokus dalam waktu yang lama.
Ia kembali mengarahkan pandangan ke layar ponselnya. Martin tahu betul wanita itu pasti sudah bangun. Ia masih hafal bagaimana dering alarm yang mengesalkan itu selalu saja berhasil membuat wanita itu terjaga dengan sekejap.
Tapi sampai saat ini, belum ada notifikasi apapun yang masuk. Hiruk pikuk kota di luar jendela sempat membuat fokusnya teralihkan. Terlihat orang-orang berlalu lalang dengan begitu tergesa-gesa. Ia heran, apa waktu mereka sebegitu singkatnya? Tapi sepertinya ia juga harus segera beranjak. Ia mulai bangkit untuk pergi dari sana namun tiba-tiba ponselnya menyala memancarkan notifikasi dari sebuah nama yang tentu dia kenal betul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hilang
Short StoryBunyi alarm mendadak menghentikan paksa tidur Sandra, membawanya pada aktivitas membosankan khas pekerja kantoran dengan delapan jam kerjanya. Tidak lupa rentetan pesan dari Karla yang akhir-akhir ini seringkali membicarakan pacar barunya yang diang...