Sekelebat kenangan menyeruak dalam pikiran Sandra, bagaimana dulu Martin benar-benar mencampakan dirinya. Memang kejadiannya sudah terjadi cukup lama. Tapi rasa sakit itu entah mengapa masih saja enggan menghilang. Selama ini ia berusaha sekuat tenaga untuk melupakan sosok pria yang khas dengan gaya vintage itu. Sepatu boot kulit, kemeja flanel yang lengannya ia lipat sampai siku, jaket kulit kebanggannya, dan juga jam tangan metalik pemberian Sandra yang entah masih ia pakai atau tidak.
Ah, Sandra masih hafal betul bagaimana harum bau cologne cokelat selalu melekat pada tubuhnya. Wangi itu masih terekam jelas dalam ingatannya. Dan jujur saja, itu agak membuatnya tersiksa akhir-akhir ini. Brengsek!
Tiba-tiba dadanya sesak.
Ngapain kamu berkeliaran disini lagi, sih?Ia sedikit bimbang dengan ajakan Martin---yang sebenarnya lebih bisa disebut sebagai paksaan. Ia pernah mendengar sekali, ya, sekali saja, bahwa Martin kini sudah bersama wanita lain. Sandra tidak benar-benar tahu, tapi mengingat apa yang dilakukannya dulu, ia cukup yakin kabar itu memang nyata. Tapi, ingin menemuinya? Apakah hanya kebetulan saja karena ia sedang singgah di kota ini?
Dan kemana rasa bersalah itu? Bahkan tidak ada sepatah kata maaf pun yang melayang dari mulut Martin sejak ia menghilang enam bulan silam. Tanpa konfirmasi. Tanpa kata-kata perpisahan, dan konklusi bagaimana nasib hubungan mereka, yang sebenarnya dari awal memang sudah bias.
Sandra masih berpikir. Ia hampir menelfon Karla untuk menanyakan pendapatnya soal ini, tapi ia urungkan niatnya. Ia benamkan wajah cantiknya di kedua tangannya yang terlipat rapat. Pergolakan muncul dalam dada. Sandra yakin ia suduh cukup melupakan Martin hampir sepenuhnya. Melenyapkan segala kenangan yang dulu pernah menyambanginya. Ia rasa, tidak masalah apabila ia harus menemui Martin kali ini.
Ia menyahut dompet kulit merah mudanya dan segera beranjak dari sana dengan langkah lunglai. Sedikit terpaksa, namun penuh keyakinan bahwa tak akan terjadi apa-apa di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hilang
Short StoryBunyi alarm mendadak menghentikan paksa tidur Sandra, membawanya pada aktivitas membosankan khas pekerja kantoran dengan delapan jam kerjanya. Tidak lupa rentetan pesan dari Karla yang akhir-akhir ini seringkali membicarakan pacar barunya yang diang...