02. Jam Kosong

28 9 41
                                    

Biasanya siswa kalau ditanya tentang jam pelajaran favorit, jawabannya pasti kalau bukan jam istirahat, ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Biasanya siswa kalau ditanya tentang jam pelajaran favorit, jawabannya pasti kalau bukan jam istirahat, ya... jam kosong. Betul?

Aksa pun begitu. Setiap ada jam kosong pasti akan dia gunakan untuk tidur. Seperti saat ini, Johnny—salah satu guru Bahasa Inggris—sedang ada urusan mendadak di luar sekolah. Jadi, jam pelajaran dikosongkan. Siswa hanya diberi tugas yang membuat mereka mengelus dada.

"Kebisaan banget Mr. Johnny Johnny Yes Papa kalo ngasih tugas gak kira-kira," eluh Aksa sembari beranjak dari tempatnya.

"Heh, mau ke mana lo? Enggak ada yang boleh keluar kelas, ya!"

Aksa tak mengacuhkan teriakan Rendi selaku ketua kelas. Ia terus melangkah menuju unit kesehatan sekolah. Remaja itu tidak sedang sakit. Di sana ia hanya menumpang tidur. UKS memang tempat terbaik untuk bolos.

Bilang saja sedang tidak enak badan, maka penjaga UKS akan membiarkanmu tidur alih-alih istirahat. Bahkan diberikan teh manis hangat secara cuma-cuma. Tapi, hal itu tidak berlaku untuk Aksa. Para penjaga di sana sudah hapal betul tabiat bujang berusia 17 tahun itu.

"Misi..." Aksa masuk begitu saja ke dalam UKS dan langsung merebahkan dirinya pada salah satu ranjang yang paling dekat dengan meja penjaga.

Di dalam ruang UKS ada tiga ranjang. Setiap ranjang diberi jarak serta penyekat berupa gorden.

"Bolos, Kak?" tanya si penjaga UKS yang tengah merapikan mejanya. Yang Aksa tahu, dia salah satu adik kelasnya.

"Enggak, Dek. Lagi jamkos, Mr. Johnny ada pertemuan di luar katanya," jawab Aksa sembari membenahkan posisinya supaya lebih nyaman. "Numpang tidur, ya."

"Ouh, kirain bolos. Titip UKS sebentar, ya, Kak. Aku mau ke toilet dulu, mules nih." Dia berlari kecil setelah berpamit.

"Oke, deh." Aksa mulai memejamkan mata, kemudian menutupi wajah dengan lengan kanannya.

Baru saja hendak terlelap ketika sebuah suara kembali menariknya ke alam sadar. Bunyi decitan ranjang menganggu tidurnya. Suasana yang sunyi membuat suara itu terdengar keras. Aksa sudah berusaha mengacuhkannya, tapi itu terlalu nyaring di telinganya.

"Heh, bisa diem gak? Berisik bener, dah," omel Aksa tanpa mengubah posisinya.

Tiba-tiba gorden tersibak. Menampilkan sosok gadis yang sedang duduk di atas ranjang sembari mengayunkan kakinya. Membuat ranjang itu mengeluarkan decitan yang cukup mengganggu telinga.

"Maaf. Kamu lagi sakit?"

Aksa menurunkan lengannya, menatap si gadis yang tengah menatapnya juga. "Lo gak denger? Gue cuma numpang tidur."

"Oh, maaf. Eh, sekarang jam berapa, ya?"

"Jam setengah sembilan," jawab Aksa setelah melirik arlojinya.

"Astaga! Aku ada ulangan kimia hari ini." Gadis itu segera turun dari ranjang, kemudian berlari ke luar UKS.

Aksa hanya menggelengkan kepala melihat gadis itu. Ia kembali menaikan lengan kanannya, mencoba untuk kembali tidur. Namun, si gadis kembali dengan wajah panik. Membangunkannya yang sudah nyaris tertidur.

Occult [ON HOLD]Where stories live. Discover now