Remember

14 3 8
                                        

"by, sebenarnya kita ini apa?"

Riby benar benar terkejut saat Jay menanyakan hal tersebut, apa maksud dari pertanyaan ini?

"bukan apa apa"

ujar Riby pelan menjawab pertanyaan Jay. Jay tersenyum, ia kemudian kembali duduk di sebelah Riby

"menurutmu, apakah rencana fake dating ini akan sukses?"

Jay kembali bertanya.

"mungkin.."

ujar Riby ragu ragu

"kau tahu, aku tak pandai berakting, aku harus lebih banyak belajar pada Nadya, hubungan antara aku dan Nadya juga harus lebih dekat agar aku dapat melakukannya senatural mungkin"

ujar Jay

"maka dari itu aku-"

Riby tiba tiba memotong ucapan Jay

"Jay, apakah mungkin, kau akan benar benar menyukai Nadya?"

tanya Riby

"mungkin saja kan?"

ujar Jay santai

"kenapa? apakah kau cemburu?"

Riby menatap Jay

"bukannya kita bukan apa apa?"

ujar Jay. Riby menunduk

"Jay, maaf aku harus pergi sekarang, malam semakin larut, teman teman ku pasti mengkhawatirkan aku"

sebelum Jay menjawab Riby sudah bergegas kembali masuk kedalam gedung menuju dorm nya.

Riby kembali ke dorm mereka. berantakan, barang barang berserakan dimana mana, ia kemudian melihat saniyya yang sedang mengambil kotak p3k

"Saniyya? ada apa?"

tanya Riby, Saniyya menghela nafasnya.

"Via sama nadya berantem, berebutan indomi goreng. nadya mukul Via pake remot tv, terus Via nyakar muka Nadya sampe berdarah"

Riby menghela nafasnya kasar. ia benar benar sangat lelah untuk menangani situasi sekarang ini.

"nanti aku bantu beresin"

ujar Saniyya. Riby tersenyum padanya dan mengangguk. saat ini Riby sangat ingin memarahi Via dan Nadya atas kelakuan mereka yang sangat kekanak kanakan. masalahnya bukan sekali dua kali mereka bertengkar seperti ini, hampir setiap minggu ada saja barang yang hancur karena pertengkaran mereka. entah apa yang di perdebatkan.

Riby pergi ke kamar mandi, ia mandi dan berharap agar pikirannya dapat menjadi lebih jernih. setelah mandi Riby pergi ke kamarnya, ia berbaring di sebelah Via yang sepertinya belum tidur.

"Via, kenapa kau sangat membenci Nadya?"

tanya Riby. tak ada jawaban dari Via, Riby juga sudah terlalu lelah untuk memaksanya menjawab pertanyaan itu. kemudian Riby memejamkan mata nya berharap ia dapat cepat tidur, namun sekuat apapun ia berusaha ia benar benar tak bisa tertidur, pikirannya tertuju pada Jay. ia terus terusan mengingat perkataan jay di atap tadi. kenapa Jay sejahat itu padanya? ia tahu jay menyukainya, Jay juga seharusnya tahu bahwa dirinya menyukai Jay.

"by?"

tiba tiba Via memanggil dirinya, Riby membalikkan badannya menghadap Via

"gak bisa tidur?"

tanya Via pada Riby. Riby mengangguk

"sama"

ujar Via

"kenapa?"

tanya Riby. Riby pikir Via tak bisa tidur karena menyesali perbuatannya yang sudah mengacak acak dorm dan bertengkar dengan Nadya

"gw kangen Jun"

ujar Via. rupanya ia rindu pada kakak laki lakinya yang sedang sakit. maklum saja, Jun adalah satu satunya anggota keluarga Via yang tersisa, orang tua mereka sudah meninggal bertahun tahun yang lalu. Riby merasa kasihan pada Via

"bukankah dokter bilang kondisi Jun semakin membaik? percayalah padaku dia akan baik baik saja, kita akan menjenguknya di hari libur, ya?"

ujar Riby menenangkan Via. Via tersenyum dan mengangguk.

"lu sendiri kenapa gabisa tidur?"

tanya Via.

"Via kamu tahu kan aku deket sama Jay?"

Via mengangguk.

"lu abis ketemu sama Jay kah?"

tanya Via. Riby memgangguk pelan.

"Jay bilang sama aku kalo dia bisa aja suka sama Nadya, karena aku bilang kita berdua gak ada hubungan apa apa"

ujar Riby

"idih najong cowo apaan tuh kaya gitu. udah lah by jauhin aja si Jay. lagian lu kenapa coba bilang lu sama dia gaada hubungan apa apa"

ujar Via dengan nada julid namun tetap mengecilkan volume suaranya.

"Vi , aku bilang ke dia kita gaada hubungan apa apa, maksudku tuh kita harus ngerahasiain hubungan kita, maksud aku itu orang orang harus berpikir kita cuma temenan aja ga lebih. kamu tau kan cuma kamu yang tau aku sama Jay saling suka. kenapa coba bisa bisanya Jay bilang kalo dia bisa aja suka sama Nadya"

ujar Riby panjang lebar.

"kenapa sih kalian ngerahasiain hubungan kalian?"

tanya Via.

"ya, karna, agensi nya Jay gak ngebolehin idolnya pacaran.. jadi lebih baik semua orang gak tau tentang hubungan kita. sebenernya aku sama Jay belum pacaran sihh, tapi kita saling suka, duh gimana ya vi, aku sedih banget jay bilang gitu"

ujar Riby.

"apalagi sekarang jay bakal fake dating sama Nadya. gabisa kalo hubungan aku sama Jay ketauan"

Via mengangguk mengerti.

"mungkin nih yaa mungkin, lu harus jaga jarak sama Jake by. mungkin Jay cemburu sama kedekatan lu sama Jake. mungkin"

ujar Via .

"aku sama Jake cuma temenn vii"

ujar Riby

"lu sama Jay juga awalnya temen doang kan?"

Riby memutar bola matanya mendengar ucapan Via

"menurut kamu kenapa Nadya yang dipilih jadi pasangan Jay?"

tanya Riby

"ya.. lu tau lah..YT kan orangnya rada rada gabener, paling dia cuma pilih random aja"

ujar Via. yang hanya dibalas anggukan dari Riby.

"vi sadar gak, ini kayak pertama kalinya kita ngobrol ngobrol tengah malem gini semenjak kita debut"

ujar Riby sambil tersenyum mengingat kenangan masa masa trainee

"iya ya..."

ujar via

"dulu kita sering banget ngobrol tengah malem. aku aja lupa dulu kita ngobrolin apa aja haha"

lanjut Riby.

"iya, kayaknya dulu kita deket banget ya. inget ga waktu lu baru kenal sama Jake, hampir setiap hari lu cerita tentang Jake, eh tiba tiba ceritanya berubah jadi Jay"

ujar Via

"hahaha yaampun, agak ngangenin ya masa masa trainee"

Riby tersenyum mengingat kenangan kenangannya dimasa trainee. dari mulai pertamakali bertemu BNW, sampai pertama kali masuk sekolah menengah atas, tempat dimana ia bertemu dengan Jake dan juga Jay.

THE PERFECT CRIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang