Chap 8

309 42 17
                                    

P.s: tulisan miring adalah flashback

"A-apa yang terjadi?" Ucap Momo terbata bata. Ia melangkah mendekat ke arah ranjang terlihat Sana yang berbaring dengan banyak luka dan darah ditubuh nya.

Ini benar benar keterlaluan, mereka bertindak terlalu jauh. Momo melihat ke arah Mina yang menangis karena melihat keadaan Sana.

Momo memegang pundak Mina agar dia berbalik menghadapnya.

"Unnie..." Lirih Mina dengan mata berkaca kaca.

"Unnie maafkan aku! A-aku terlalu pengecut hanya untuk membantu Sana! Harusnya aku tidak bersembunyi dan menontonnya dari jauh" Ucap Mina sambil menangis.

Momo mengusap pipi Mina dengan lembut, lalu dia memeluk Mina dengan erat. Dia tidak tau harus berbuat apa sekarang.

Jelas dia merasa sakit ketika melihat Mina yang menangis seperti itu. Tapi juga ia tidak tau alasannya sakit melihat Sana yang terluka seperti itu.

"Luka nya sudah saya bersihkan, kita hanya menunggu dia sadar" Ucap perawat UKS.

"T-terima kasih" Ucap Mina.

Perawat itu hanya menganggukan kepala lalu dia pergi untuk mengurus hal lainnya.

Momo melihat Mina yang masih tertunduk dengan air mata yang masih mengalir. Ia duduk disebelah adiknya sambil merapikan rambut yang menutup wajahnya dari samping.

"Hey... Kenapa kamu sedih gini?" Tanya Momo membuka suara.

"Aku..." Gumam Mina.

"Kamu kenapa?"

"A-aku"

"Tolong bicara yang jelas Mina"

Sebenarnya Mina merasa takut untuk menjelaskannya kepada Momo. Dia takut Momo akan marah padanya setelah tau apa yang terjadi.

"A-aku melihatnya dipukuli oleh Nancy dan teman teman nya. Aku sama sekali tidak membantu nya, aku hanya terpaku melihatnya seperti orang bodoh"

-

Mina melihat Sana yang di pukul dan di tendang oleh anggota Momoland. Sembilan orang melawan satu orang tentu itu mustahil untuk Sana membela diri atau melawan mereka, lagian Sana sudah pasrah.

Jika akhirnya dia harus mati dengan cara seperti ini. Tidak apa apa, dia lelah terus terusan seperti ini.

Saat Mina masih terpaku melihar Sana yang menerima kekerasan itu, dari belakang tempat Sana terduduk terlihat salah seorang gadis dari Momoland itu membawa balok kayu.

Mina ingin berlari namun terlambat ketika benda keras itu menghantam bagian belakang kepala Sana.

Sana berbaring di tanah dengan dahi, hidung yang berdadah serta ujung bibir nya yang terlihat biru dan berdarah.

Sana tidak sengaja melihat Mina yang bersembunyi. Mina benar benar terlihar seperti patung, mereka berdua melakukan kontak mata.

Sana melihat mata Mina dengan dalam sebelum akhirnya Sana tidak sadarkan diri san ditinggalkan begitu saja oleh Momoland.

"Begitulah cerita nya" Ucap Mina yang kembali menangis.

Momo hanya terdiam mendengar cerita Mina, seketika emosi nya hilang. Emosi seperti merasakan marah, sedih, senang itu tiba tiba menghilang.

Tiba tina dia mati rasa dan terdiam sambil menatap wajah Sana.

-

Momo dan Mina sudah pulang ke apartemen mereka. Mina yang jendela kamar nya berhadapan langsung dengan Sana terlihat mengintip sedikit ke arah rumah tetangga nya itu.

Mina melihat ada seorang pembantu atau asisten rumah tangga perempuan sedang mengurus Sana yang tertidur.

Melihatnya begitu saja membuatnya merasa sedih. Terkadang dia berfikir kenapa dia harus merasakan perasaan ini jika mereka tidak memiliki hubungan apapun?

Sedangkan Momo dia duduk di sisi ranjang nya sambil memegang bingkai foto yang ada tiga gadis kecil dengan nama masing masing di setiap ujung tanda panah.

"Sana..." Lirih Momo.

"Apa kamu Sana yang aku lihat akhir akhir ini? Apa Sana yang sering aku lihat itu adalah kamu?"

Momo menghela nafas nya karena merasa frustrasi. Dia tertawa secara terpaksa menyadari kebodohannya.

"Hahaha... Tidak mungkin itu kamu, Sana yang aku tau dia orang nya ceria dan tidak dingin seperti nya"

".... Yaa, tidak mungkin" Ucap Momo sambil meletakkan bingkai foto itu di atas nakas di sebelah ranjang nya.

-

Sana terbangun dari tidur nya, dia masih merasa lemas dan pusing. Setelah membuka mata pun dia tidak bisa menggerakkan tubuh nya.

"Aku masih hidup?" Tanya nya sambil melihat sekeliling kamar nya.

"Kenapa aku tidak mati saja? Hehe" Ucap nya dengan tawa yang hambar.

"Tidak ada gunanya aku hidup. Aku tidak mengerti aku kenapa tapi aku merasa ada sesuatu yang hilang"

Sana merasa kehilangan arah jalur hidupnya, seperti kehilangan sesuatu tetapi dia tidak tau itu apa.

Dirumah ini saja... Rasanya bukan seperti di rumah nya sendiri. Semua terasa asing bagi nya, juga dia tidak tau kenapa dia bisa bersikap dingin dengan orang orang.

Tiba tiba dia terpikir wajah Momo dan Mina yang membuat nya merasa sakit kepala. Dia memegang kepala nya kencang berharap rasa sakit itu hilang.

"Ughh- ini sangat sakit Ahhh!!!" Teriak nya membuat ibu nya masuk ke kamar dengab wajah yang cemas.

"Sana? Kamu kenapa?" Tanya ibu nya.

"Ini sakit- tolong aku--" Ucap Sana sambil menangis.

Namun tak lama kemudian rasa sakit itu perlahan mulai menghilang. Itu membuatnya dan ibu nya merasa lebih tenang.

"Gwenchana?" Tanya ibu Sana.

"Nee, gomawo eomma" Ucap Sana.

Ibu nya hanya berdehem sedikit untuk menjawab Sana. Lalu sang ibu menanyakan apa yang terjadi pada nya.

Lalu Sana hanya menjawab dia melihat sesuatu dan kepalan nya menjadi sakit setelah dia melihat dan mengingat sesuatu.

"Apa ada sesuatu yang tidak aku ketahui?" Pertanyaan Sana membuat ibu nya terdiam seribu bahasa.





-




Sorry for not updating.

Cuma sakit biasa kok.

Ily❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our Lost SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang