Toilet

24 0 0
                                    

"KAMALL BANGSAT"

"IHH BUKAN GUE DIBILANG"

"Mampus lu, tem"

"Diem dong, gue takut nih natap si panjul. Serem banget anjing" Haechan menunduk sambil berbisik dengan Renjun.

Gadis itu bekacak pinggang, "Heh! Ngapain lu nunduk-nunduk"

Haechan menggeleng cepat, "Nggak kenapa-napa"

"Lo yang naro cabe di dalem gorengan gue kan? Ngaku?!!" Pekik Juli sambil menjambak rambut Haechan.

"AW SAKIT PANJUL"

"GUE KAN UDAH BILANG KALO GAK SUKA PEDES, BEGO"

"Iya maaf kan gue lupa!" Haechan meringis karena Juli tak kunjung melepaskan cengkraman tangannya dari rambutnya.

"Kayak lagi dimarahin sama emak lu tem" Haechan melirik Jaemin sekilas, "Bunda gue mah gak kayak monster gini kalo marah" Jawab Haechan.

"HEH ASU" Haechan mengerjap lagi, "Dibilang bukan gue ih, gak percayaan banget lu"

Wajahnya memelas lagi, takut menatap wanita yang berada di sampingnya.

"MANA BISA GUE PERCAYA SAMA LU"

Fallisha berdiri, "Udah woy, lo diliatin seisi kantin ini" Juli menatap tajam Haechan, yang ditatap cuma ngelirik sekilas kemudian mengalihkan pandangannya ke sembarang arah.

"Awas lo ya!"

Haechan kembali duduk dan merapikan rambutnya. Jaemin dan Renjun sudah cekikikan melihat rambut Haechan yang menjadi tidak karuan, macem kesetrum. "Diem lo!" Kesalnya dengan dua orang itu

"Lagian lo iseng banget si" Jeno terkekeh melihat Haechan.

"Ya kan nggak sengaja" Haechan berbicara pelan

Juli lagi-lagi melemparkan tatapan tajamnya, "Mana ada gak sengaja?! Emang cabe bisa masuk ke dalem sendiri?!!!"

Jaemin dan Renjun lagi-lagi tergelak. Mimik wajah Haechan benar-benar sangat lucu, 100% mirip anak kecil yang sedang dimarahi oleh Ibunya.

"Girang banget lo berdua" Haechan mendengus sebal.

"Udah buruan makan woy, 15 menit lagi bel pulang" Juli melirik Fallisha, "Tau dari mana lo bentar lagi pulang?"

Fallisha mengangkat ponselnya, "Grup kelas"

"Kok lo udah ada grup kelas si?" Tanya Jaemin.

"Tau, gercep amat" Tambah Jeno. Karena ia merasa belum masuk ke dalam grup kelasnya.

Sebenarnya gak terlalu penting sih, tapi lumayan kan buat tau info-info. Apalagi dia masih siswa baru pasti butuh informasi. Tapi gak berlaku buat Haechan sama Juli. Mereka mah bodo amat mau dimasukin grup kelas atau enggak.

"Grup kelas mah gak guna" Juli mengangguk, "Katanya doang buat nanya informasi, giliran nanya malah pada sider"

"Bener sih, gue juga males kalo dimintain nomor handphone. Kalo tujuannya buat nanya info, mending langsung nanya ke gurunya aja." Ucap Renjun.

"Gue sih butuh, lumayan bisa dapet nomor handphone ciwi-ciwi kelas" Juli melirik Jaemin sekilas kemudian menggelengkan kepala.

"Kelas gue kayaknya nunggu ada ketua kelas dulu, baru dibuat grupnya" Ucap Jeno sambil melihat ponselnya.

"Lo kok pada enak banget si, kelasnya deketan" Fallisha memelas.

"Gue juga jauh bloon" Jaemin menoyor kepala Fallisha geram.

SMA 262 || NCT DREAMWhere stories live. Discover now