Hantu Perawan 2

125 38 18
                                    

      Jam sudah pukul 10 pagi. Tapi Sehun masih saja berbaring nikmat di kasurnya. Ia sudah bangun dari tidurnya sejak setengah jam yang lalu, tapi tak ada yang ia lakukan setelah itu. Hanya mengamati pintu kamarnya yang terbuat dari serbuk kayu pres murahan—yang bagian bawahnya mulai mengelupas dan serbuk kayunya mulai rontok.

      "Sepertinya aku benar-benar telah dibuang oleh ayahku sendiri."

      "Dari sekian banyak tempat, kenapa harus rumah nenek?!!" tubuhnya menggelepar kesal di atas kasur.

      "Syukur nenek sudah tiada."

      "Tapi, aku tidak punya uang!!!"

      "Bagaimana bisa dia membuangku kesini tanpa uang sedikitpun?!!"

      'Jika kau tak ingin kelaparan, maka datanglah ke kafe milik temanku. Sebutkan saja namaku, pemiliknya akan segera tahu maksud dari kedatanganmu.'

      Ia mendadak bersemangat. Perkataan Yeong Seop di malam itu terlintas di waktu yang sangat tepat. Tak perlu waktu lama, Sehun sudah berlari masuk ke dalam kamar mandi.

--

     "Kau sudah tahu harus ngomong apa nanti kan?" Tanya Kwang Soo mengingatkan Kyung Soo yang terkadang memang mendadak bodoh tak terkendali.

      "Memangnya aku harus ngomong apa?" nah kan, mulai bodoh.

      "Aish, yak! Ya setidaknya katakan padanya bahwa kau bisa memasak." Sambar Kwang Soo sudah menduga kebodohan itu sejak awal.

      "Tenang saja, aku yang akan menjelaskannya pada Seok Cheon oppa." Sosor Yoona tak ingin mengambil pusing pada masa depan tetangganya itu.

      "Tapi, ngomong-ngomong kenapa pakaian kalian rapi sekali?" Tanya Kyung Soo yang salah fokus pada penampilan kedua tetangganya itu.

      "Aaa.. Itu.." Yoona dan Kwang Soo saling melempar lirikkan. Seperti ada sesuatu yang sedang mereka rahasiakan.

      "Kalian tidak sedang berniat untuk melamar kerja di sana juga kan?"

      Raut wajah Yoona dan Kwang Soo mendadak datar. Menunjukkan bahwa Kyung Soo sudah menebak dengan sangat tepat.

      "Sejak awal aku memang sudah curiga-"

     "Kajja.. Kajja.."

      Yoona dan Kwang Soo langsung mendorong Kyung Soo untuk segera berjalan, berharap Kyung Soo menghentikan celotehannya.

      "Karena kalian memang tidak pernah sebaik ini sebelumnya-"

      "Yak percepatkan langkahmu!" bentak Kwang Soo.

      "Kita harus segera tiba di sana sebelum Seok Cheon oppa datang!"

      "Hah, lagi-lagi aku tertipu." Batinnya. Ia yang selalu bernasib sial karena telah berteman dengan kedua tetangganya itu.

     Untuk para pengangguran seperti mereka, melamar kerja adalah hal yang sangat memuakkan. Mungkin karena sudah terlalu sering ditolak. Tapi, kondisi membuat mereka harus tahan banting. Jika menyerah, maka mereka akan kelaparan.

      Dulunya Yoona pernah bekerja di sebuah swalayan. Kwang Soo juga pernah bekerja di tempat pencucian mobil. Sedangkan Kyung Soo, ia pernah menghabiskan 1 bulan penuh bekerja di sebuah pabrik. Tapi ketiganya hanya bertahan selama satu bulanan saja yang kemudian secara berturut-turut mengundurkan diri dengan berbagai macam alasan.

AMORPHOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang