Akan Kucabut Lidahmu!

116 25 17
                                    

      "Ke..kenapa kau mau ke kafe itu?"

      Mereka menjadi sangat gugup, menunggu jawaban dari si tampan Sehun.

      "Tentu saja untuk mencari pekerjaan."

      Kilat dan petir mendadak timbul dari langit yang super cerah. Mereka seperti mendapat serangan mendadak. Bukankah takdir sudah terlalu kejam terhadap mereka?

      Suasana di sana hening dalam beberapa saat.

      "Hmm.. Kenapa kalian menatapku seperti itu?" ujar Sehun setelah memikirkannya sejak tadi. Ia hanya tak bisa memahami sorot mata dari ketiga tetangganya itu, yang sejak tadi menatapnya tanpa suara.

     Suasana yang berubah senyap membuat keadaan menjadi tak nyaman. Sehun amati raut putus asa ketiga tetangganya itu. Raut wajah yang mereka perlihatkan seakan memberinya jawaban. Ia tak tahu pasti, tapi ia merasa sedikit yakin.

      "Kalian juga berniat melamar kerja di kafe itu?" Sehun bertanya dengan sangat hati-hati, tak ingin membuat mereka tersinggung. Benar saja, kini ketiganya menatapnya kebingungan, bingung hendak menjawab apa.

      "Aaa.. Jadi begitu."

     Sehun merenung sejenak. Ia tampak tengah berpikir keras dengan ekspresi yang sedikit dibuat-buat, alisnya bahkan yang nyaris bertaut. Entah mengapa ia teringat pada Yeon Seok sang kakak. Tanpa berpikir Sehun segera menghubungi kakaknya itu. Meski sempat kesal karena telepon darinya tak kunjung diangkat, syukur Yeon Seok menyambut telepon darinya ketika panggilan akan terputus.

      [Ada apa lagi?]

      Sapa Yeon Seok.

      "Hyung, bukankah kau sangat dekat dengan Seok Cheon hyung?"

      Ketiga pengangguran itu saling pandang-pandangan.

      [Tidak hanya dekat, aku bahkan membelikan kafe untuknya.]

      "Maksudmu kafe yang dia kelola saat ini adalah pemberian darimu?"

      Dan ketiga pengangguran itu sudah melotot ekstra. Seakan sama kagetnya, Sehun menatap mereka bergantian sebelum kembali berbicara dengan Yeon Seok.

      "Jika begitu, aku benar-benar bisa bekerja di kafe itu?"

      [Oo, tentu saja. Temui saja dia. Dia akan kabulkan semua permintaanmu. Sudah dulu ya, aku sedang banyak pasien. Yak, jangan menghubungiku di jam kerja!]

      Seperti itulah akhir dari obrolan singkat mereka.

      "Yak, barusan kau menghubungi siapa?"

      "Kenapa orang itu membelikan kafe untuk Seok Cheon oppa?"

      "Yak cepat jelaskan!"

      "Dia kakakku." Sahut Sehun.

      "Kakakmu? Apa dia sangat kaya? Kenapa sampai membelikan kafe untuk Seok Cheon oppa?"

      "Kakakku dokter."

      "Waaaaa.." seru ketiga tetangganya yang malah tampak norak.

      "Lalu, kenapa dia membelikan Seok Cheon hyung kafe? Kakakmu gay?"

      "Aish! Yang benar saja! Kakakku lelaki sejati!" memikirkannya saja sudah membuat Sehun merinding.

      "Terus bagaimana nasib kami?" akhirnya Kyung Soo bertanya.

      "Apa maksudmu?" Tanya Sehun lagi.

AMORPHOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang