Kata 3

17 2 0
                                    



Semarang, 6 Nov 2020


Bab Revisi


*****



Pagi berikutnya.

Jadwal rutin kesehatan Gauri sudah di persiapkan, mereka akan ikut mengantar Gauri sekaligus melihat hasil pemeriksaan. Kegugupan terlihat dari raut wajah Omkara sangat jelas. Jika dirasakan ini pertama kali bagi Omkara bersama Gauri periksa kehamilan. Omkara yang bodoh akan pengalaman sebagai calon ayah hanya bisa diam dan menyibukkan sendiri.

Saat perlengkapan sudah siap, Omkara memandang Gauri yang terlihat gelisah duduk di sofa panjang kamar. Seharusnya Gauri merasa senang akan pergi untuk pemeriksaan rutinnya. Bukan hanya Omkara saja yang merasa gugup, tapi Gauri lebih gugup akan pergi dengan Omkara. Gauri pergi ke kamar mandi dan bersiap diri.

Saat Omkara turun ke aula, tanpa sadar seseorang telah memanggilnya dari arah pintu utama.

"Omkara." Seseorang memanggilnya.

Omkara melihat siapa dengan wajah itu bingung. Karena suda lama keluarga Oberoi menerima tamu selain keperluan penting.

"Ishana? Sedang apa kau ke sini?" Tanya Omkara.

Gadis itu membalas sapaan Omkara dengan tersenyum ramah. Ia berjalan perlahan menghampiri Omkara yang diam terheran melihatnya.

"Aku mendengar kabar, kalau Gauri sudah kembali ke Mansion. Aku merasa khawatir dan senang, jadi aku datang ingin bertemu sepupuku sebentar. Apa dia sudah kembali? Dimana dia?" Ucap Ishana ragu dan canggung akan suasana sekitar.

Mansion sebesar ini sangatlah sepi akan manusia. Walaupun banyak yang menempati tetapi orang yang menghuni sangat jarang berinteraksi dengan orang luar.

"Gauri sedang berpakaian, dia ada di kamar. Kau bisa mengunjunginya lain waktu. Sekarang yang perlu ia butuhkan adalah istirahat. Karena ia sedang hamil."

Senyuman luntur dari wajah Ishana menjadi tegang dan keras. Seperti ada badai besar dengan petir yang menyambar dirinya. Ishana terkejut mendengar apa yang Omkara katakan. Banya pikiran buruk mengenai hal itu, bahkan mendengar berita lain yang mungkin lebih buruk untuknya.

"Apa hamil? Bagaimana bisa? Omkara, Apa kau yakin itu anakmu. Aku... maaf atas ucapanku... maksudku. Bagaimana kau tahu dia hamil. Terakhir aku menemuinya Gauri pergi dari rumah ini tanpa pesan. Maaf jika aku mengatakan itu, apa aku bisa menemuinya sebentar. Aku merasa cemas mendengar kalian mengusir Gauri dari Mansion."

Omkara memandang sinis pada Ishana. Tanpa disadari ia telah menyindir Omkara yang dulu bersikap kasar pada Gauri. Perkataan Ishana bagai pukulan telak saat ini. Setenang mungkin Omkara bisa menahan kemarahan pada Ishana.

Omkara menganggukkan kepala dan melangkah pergi. Tanpa orang lain tahu, Ishana mengepalkan tangan sangat marah mendengar berita ini. Ia pergi dan melirik ke kamar atas dengan rasa kebencian.

"Hamil!! Aku sudah senang dia keluar dari rumah ini. Dan sekarang masalah baru datang. Ini tidak bisa dibiarkan. Aku harus melakukan sesuatu." Gumam Ishana pelan.

Karena tidak ingin kedoknya terbongkar, perlahan Ishana berjalan ke kamar sambil mengatur nafas dan merubah wajahnya untuk terlihat baik. Ia mengetuk pintu dan masuk.

"Gauri.."

Ishana masuk langsung kekamar setelah menhetuk. Ia mengedarkan pandangannya memastikan kalau semua baik-baik saja.

"Kau... Ishana ?"

"Haan. Apa kau lupa pada sepupumu. Kau menghilang dalam beberapa bulan ini. Dan sekarang kau kembali. Bagaimana Omkara bisa menemukanmu? Kami sudah mencarimu kemana-mana."

A Moment To Remember (INA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang