Kata 8 End

6 0 0
                                    

Omkara baru keluar dari kamar mandi dan mengeringkan rambutnya. Gauri merasa heran kepadanya karena ia dengan keanehan Omkara yang seperti habis mandi siang. Gauri datang menghampirinya.

Bukankah tadi dia sudah mandi.

"Bukankah tadi kau sudah mandi."

"Aku.. aku hanya.. merasa berkeringat dan..." Ia merasa canggung dan malu.

"Apa kau baik-baik saja. Apa kau sakit."

Gauri hanya khawatir dengan sikapnya dan menyentuh dahinya. Sentuhannya membuat Omkara tegang dan mengeratkan tangannya ke handuk.

"Tidak.. aku hanya.. merasa kepanasan. Tadi.. Tadi aku.. ehm.. habis berolahraga.. Jadi aku.. butuh menyegarkan diriku yang panas.."

Menyadari ucapannya Omkara memalingkan wajahnya dan mendesis menggigit lidahnya.

"Aku merasa gatal dan kepanasan jadi aku memutuskan untuk mandi. Kenapa kau bertanya seperti itu padaku. Kau seperti sedang mencurigaiku." Mencoba yang terbaik supaya tidak mencurigakan.

Gauri hanya menggelengkan kepalanya. Karena Ia tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Kata-katanya sangat tidak beralasan bahkan seperti menghindari pembicaraan. Seperti ada yang mengganggu pikirannya.

"Tidak. Hanya sedikit aneh. Aku hanya bertanya kenapa kau mandi siang. Tapi penjelasanmu panjang. Zara sedang tidur, aku akan turun dan membantu dibawah."

Omkara memegang lengan Gauri dan menatapnya khawatir.

"Tidak perlu. Kau perlu istirahat disini dan tidak kemana-mana. Ada banyak pembantu yang mengurusi rumah ini. Kau harus menjaga kesehatanmu Gauri. Kau baru pulih dari koma."

Gauri tersentuh dengan perhatiannya.

"Tidak apa-apa. Aku akan hati-hati. Hanya sebentar saja. Aku jenuh jika sendirian bersama Zara di kamar. Bukankah beraktifitas juga bagian dari pemulihan. Maksudku berolahraga."

Omkara tahu ia pasti tidak akan bisa diam sedikitpun walaupun sudah dilarang. Tapi jika ia terus menekannya Gauri juga akan merasa tidak nyaman dengannya.

"Aku akan mengambil kopi dan camilan untukmu."

Gauri turun dan pergi ke dapur.

*****

Omkara dan Shivay harus pergi menemui tender. Jelas Omkara tidak ingin ikut karena Gauri. Tapi Gauri membujuknya untuk pergi dengan Shivay.

Di Ruang kerja Tej.

"Bhavya apa yang harus kita lakukan. Aku tidak ingin membohongi Gauri. Tapi bagaimana jika ia tahu dan tidak menerimanya." Panik Anika.

"Kau benar bhabhi. Kita seharusnya mengatakan yang sebernarnya. Aku tidak ingin Gauri bhabhi merasa sedih lagi."

"Itu tidak perlu. Omkara akan menjelaskannya. Kita tahu kan kalau Gauri masih dalam pemulihan. Jika terjadi sesuatu padanya maka Omkara akan marah besar." Potong Jhanvi.

"Tapi bibi Jhanvi. Cepat atau lambat Gauri harus tahu yang sebenarnya. Aku tidak ingin ada kebohongan lagi. Terlebih dia juga harus mengingat bagaimana Omkara sangat memperdulikannya sekarang. Awalnya aku sangat menentangnya. Tapi dia memaksa Gauri datang kesini setelah di mengusirnya dari rumah. Sebelumnya dia juga menuduhnya berselingkuh dan hampir mencelakakan bayinya. Apa itu adil untuk Gauri? Sikap Omkara cepat berubah. Bahkan tidak terkendali. Sikapnya bisa sangat kejam. Dan luluh karena penyesalannya. Bagaimana kalau ia melakukannya lagi? Bagaimana kalau ia memanfaatkan amnesianya Gauri untuk mengambil hak anaknya."

Anika berusaha untuk memberitahu Gauri sendiri.

"Anika apa yang kau bicarakan. Omkara tidak akan melakukan itu. Dia tidak akan memisahkan Gauri dengan bayinya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Moment To Remember (INA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang