Kata 5

11 1 0
                                    

Kalau ada typo tolong koreksi ya.. ketikan di hp agak sulit.

Kudu cepet keburu imajinasi buyar. Semua bab sdh di revisi dari sub english story pertama.

Ini adalah KARYA FF RIKARA Pertama saya.


A Moment to Remember - FF RIKARA (Gauri Omkara)



*****


Ketika Omkara membawakan makanan untuk Gauri. Ia melihat pemandangan yang membuat wajahnya menjadi tegang. Kenapa tidak. Gauri duduk bersila di lantai, bersandar di kasur sambil membaca buku tentang kehamilan. Bergerak saja ia tidak boleh, apalagi turun dari kasur.

"Gauri.. apa yang kau lakukan di lantai. Kenapa kau duduk di bawah. Kau sedang sakit. Ingatlah, dokter sudah memperingatkanmu untuk hati-hati. Duduklah di atas. Dan makanlah sesuatu. Aku tidak ingin kau sakit pinggang."

Omkara membantu Gauri berdiri dan berbaring istirahat di kasur. Omkara datang membawakan makanan untuk Gauri. Saat Omkara akan menyuapinya, Gauri menyingkirkan tangannya.

"Tidak usah di bantu. Bisa sendiri." Sikap Gauri berubah dingin lagi.

Gauri mengambil piring dari tangan Omkara dan memakan makanannya dengan raut wajah masam. Ia mengambil satu suapan dalam mulutnya namun terhenti. Gauri tiba-tiba diam. Om menyadari wajah Gauri membuat kedua alis Omkara menyatu.

"Ada apa. Apa tidak enak? Apa kau kurang berselera? Ada apa Gauri?" Pertanyaan beruntun tanpa jawaban dari Gauri.

Mendadak perut Gauri terasa aneh. Rasanya seperti ada cairan yang menjijikan di dalam tenggorokannya. Ia merasa mual dan ingin muntah. Segera Gauri turun dari kasur dan berjalan ke kamar mandi. Omkara yang cemas mengikuti Gauri dari belakang.

Gauri muntah mengeluarkan semua isi makanan tadi. Rasanya perih tidak karuan. Perutnya sangat tidak enak. Tenggorokannya terasa kering. Lidahnya terasa pahit. Gauri mengeluarkan muntahannya bercampur lendir. Omkara dari belakang membantu Gauri dengan memegang rambutnya dan mengusap-usap punggungnya.

Omkara membersihkan mulut Gauri dengan handuk dan air hangat. Tidak lupa untuk berkumur. Omkara membantu Gauri bersandar di bahunya  agar tidak jatuh. Ia menyelipkan anak rambut ke belakang telingannya. Dan mengeringkan mulut Gauri dengan tisu.

Omkara memeluknya dari belakang dengan protektif. Omkara sangat cemas terlihat dari pantulan cermin dinding. Nafas Gauri masih terengah-engah, ia banyak menelan ludah. Tangan Gauri mencengkram kuat di tangan Omkara yang sigap melindunginya supaya ia tidak jatuh. Tubuhnya sangat lemas. Kepalanya bersandar di dada bidangnya. Omkara mencoba menenangkan perasaan Gauri. Ia mencium puncak kepala Gauri dan berbisik.

"Kau sudah merasa baikan, sayang. Cobalah untuk mengatur nafasmu Gauri. Tenanglah. Tenang. Apa masih terasa mual." Tanyanya dengan lembut.

Gauri hanya menggelengkan kepala dengan mata terpejam.

"Aku akan mengantarmu."

Omkara mengecup kening Gauri dan menggendongnya. Tangannya melilit di lehernya dan tertunduk lemas. Wajahnya terkubur di lekuk leher Omkara mencari perlindungan. Kali ini Gauri tidak punya tenaga lagi. Gauri pasrah dengan perawatan dan perhatian yang di berikan oleh Omkara.

*****

Saat Gauri sedang berjalan santai di taman, dari kejauhan Omkara memperhatikan istrinya yang sedang istirahat duduk di kursi taman membelai perutnya dan tersenyum.

A Moment To Remember (INA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang