Lagi , aku terjebak dalam rekonstruksi alam semesta hingga kamu menjadi baskara yang siap aku putari tanpa henti . Aku tak tahu mesti berlari atau menetap bersamamu karena yang aku rasakan hanya rasa nanar yang tak kunjung menepi , hanya untaian duka yang siap menabur luka . Namun , tunggu dulu sebentar , waktu sedikit meluangkan kepemilikan nya , aku nantikan dulu sampai mana kamu berproses , sampai titik mana kamu mampu membuatku kembali tetap tanpa kegoyahan sedikitpun. Tapi tidak , kamu tetap seperti itu , membuatku hanya mampu menggores senyum ngilu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Relung Retisalya
PoetryAbdi , cinta , iba menyatu dalam satu waktu bersamaan melulu mencari ambivalen . Semua yang datang bertubi tubi telah berusaha aku telan , timbun , hanya demi menghormati hubungan ini. Deklarasi hari itu membuatku tak bisa berlari jauh dan terjeba...