Kiss and Hug

1K 100 15
                                    

++++++

Khun berkeringat dingin. Ia merasa tidak nyaman, benar-benar tidak nyaman. Pasalnya pemuda brunette bermata emas yang beberapa bulan lebih tua darinya itu, sedari tadi tak melepaskan tatapannya dar Khun.

Bam, namanya. Kekasihnya.

Mata Bam menatapnya lekat. Memperhatikan seluruh gerak-geriknya. Tersenyum terhibur saat menyadari pemuda blunette itu bergerak gelisah.

Khun tidak suka tatapan Bam. Ia merasa ditelanjangi bulat-bulat secara tidak langsung oleh sepasang mata emas itu. Khun menggigit bibirnya sebelum mendesah kesal dan memukul meja, membuat Bam terkejut.

"Berhenti menatap!" Khun berseru, wajahnya bersemu.

"Oops. Sorry." Bam membalas, tapi setelah itu ia melanjukan menatap Khun lagi.

Khun mengerang frustasi, "Kau membuatku tidak nyaman, Bam!"
Bam bersiul tidak peduli.

"Lihat! Tugasku belum selesai karenamu! Uuuuggh! perpustakaan ini sebentar lagi akan tutup." Khun mengomel.

"Kenapa aku yang disalahkan?"Bam bertanya tak terima.

"Karena ini salahmu." Jawab Khun sambil menulis kembali di atas kertas tugasnya.

"Ayo pulang." pinta Bam.

"Aku belum selesai. Aku sudah mendapat jawabannya disini." Jawab Khun cepat.

"Kau bisa meminjam buku itu." Bam mengeluh.

Khun tak membalas. Bam menghela napas, meletakkan kepala ke atas meja dan kembali menatap Khun dengan tatapan anak anjing. Khun mendengus. Ia memukul pelan pipi Bam dengan gemas sebelum kembali menulis tugasnya.

Bam tertawa kecil. Mengangkat kepalanya dan mengecup pipi Khun berikut rambutnya. Khun tersipu.

"Hentikan."

Bam lalu menyenderkan tubuhnya pada sandaran kursi dan melihat kearah luar jendela. Menyadari Bam terdiam dan tak menatap kearahnya lagi, Khun melirik kekasihnya itu, berikut pada arah pandang Bam ke luar jendela. Gelap. Langit terlihat mendung di luar sana.

Khun mengumpulkan kertasnya dan alat tulisnya lalu menaruhnya di map. Bam lalu menoleh kearahnya.

"Tugasmu sudah selesai?"

Khun menggeleng, "Belum, aku akan meminjam buku ini dan mengerjakannya kembali di rumah. Sebaiknya kita pulang saja sebelum hujan turun lebat."

Bam terdiam sebentar. Khun menaikkan satu alisnya, "Bam?"

Bam lalu menggenggam tangan Khun, "Bagaimana jika hari ini kau bermalam di rumahku?"

"Apa?"

"Ayo tidur berdua—"

"Aku menolak."

.
.
.

Khun menekuk wajahnya kesal. Bam bersiul gembira. Hujan mulai turun lebat bersama angin dan karena rumah Khun jauh dari tempat dimana mereka berada. Khun tidak bisa mengelak lagi, mereka sudah kehujanan dan demi kertas-kertas tugas yang sudah ia kerjakan (ia tidak mau kertas itu basah) ia akhirnya membiarkan Bam menyeretnya menuju rumah Bam yang tak jauh dari perpustakaan.

"Tunggu sebentar, aku akan mengambilkan baju ganti dan handuk untukmu." Ucap Bam setelah mereka sampai.

Khun mengangguk, ia mengeluarkan map dari tasnya yang agak basah dan tersenyum lega saat map dan isinya tidak ikutan basah.

"Khun? Ini," Bam memberikannya satu stel baju dan handuk.

"Thanks." Gumam Khun.

"Lebih baik mandi saja  dari pada cuma ganti baju." Ucap Bam.

Random BamKhunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang