Part 5 : Hi!

602 46 1
                                    

Hai!!

Seseorang memanggilku..

.

.

Seperti suara kakak ku..

Aku menengok kearah asal suara

.

suki

Ah dia lagi

.

Aku merasa malu atas apa yang telah ku lakukan. Untuk apa ia disini?

"Hai mika, apa kabar?" tanya suki. Aku tak menjawab

"Mika, aku ingin menjadi temanmu" kata suki. Aku terkejut, apa ia hanya ingin menjebak ku?

"Tapi aku tidak" jawabku singkat

Tiba tiba seorang polisi membukakan sel ku.

"Ada apa?" kataku

"Nyonya, kau beruntung sekali, ada orang yang menyelamatkanmu, ia bersaksi bahwa kau adalah korban yang membela dirimu saat di bully" kata polisi itu..

"Apa? Siapa?" kataku terkejut.. Aku tak percaya bahwa aku memiliki seseorang yang membelaku.

"Anak ini.." pak polisi menengok ke arah suki

"suki?" tanyaku

"Ya nak, sekarang keluarlah, atau aku akan menahanmu lagi karna kau tidak mau keluar" katanya

"baiklah, terimakasih" kataku sambil berjalan keluar sel, mengambil tas sekolahku, dan berjalan keluar kantor polisi itu

"nak aku ingin bertanya" kata polisi itu

"ia pacarmu?" lanjutnya

Muka suki memerah

"tak akan" jawabku singkat dan berlari keluar kantor

.

.

Di perjalanan..

.

.

"ngomong ngomong.. Apa kau punya teman?" kataku membuka pembicaraan

"tidak, kata mereka, aku munafik, kenapa?" katanya

"kok gitu? lalu, apa kau ingin punya teman?" tanyaku lagi

"begitulah, ku pikir kau adalah orang yang sama seperti ku" mata suki berubah merah

"mereka berkata, bahwa aku aneh, aku memang memiliki wajah yang ramah, namun, ketika mereka mengetahui sifat buruk ku, mereka menjauhiku" kata suki

Aku sangat bersedih "memangnya apa sifat buruk mu?"

"aku terlalu jujur" katanya

.

.

Oh tuhan..

.

.

Kita telah hidup di dunia yang salah..

Dimana orang jujur dimaki..

Dan orang yang berbohong memiliki banyak teman..

.

Apa ini yang diharapkan tuhan?..

.

.

"lalu, apa hal itu yang membuatmu pindah sekolah?" tanyaku lagi

"ya.. Begitulah" jawabnya dengan raut wajah sedih

"kenapa tidak kau bunuh saja mereka semua?" aku bertanya asal saja

"kau tak tau sesuatu" jawabnya nanar

"apa?" singkatku

"kakak ku, yang selalu melindungiku dari apapun yang terjadi, baru saja di bunuh.. Karna melindungiku" katanya pelan

"lalu mereka lolos?" tanyaku heran

"ya.. Mereka lolos karna tak adanya barang bukti, padahal aku melihatnya langsung" katanya

"lalu mengapa kau tak bersaksi?" nada bicaraku naik

"aku diancam.. Mereka mengancam akan membunuh orangtuaku terlebih dulu.. Dan membunuhku jika aku berani mengadu" katanya

"kau gila!! Kalau begitu kau takut mati namanya! Aku.. Aku akan membela keluargaku.. apapun yang akan terjadi padaku!! Aku tak peduli mereka membunuhku!! Kau.. Kau.." aku menangis

"maafkan aku, aku tak bisa.. Melihat orang tuaku di bunuh" dia menjawab pelan

"aku tak mau melihat seseorang yang ku sayangi mati di depanku, jadi kumohon.. Berhentilah naik emosi, aku tak ingin kau membunuh orang lain, dan akhirnya kau yang terbunuh" katanya cepat

"kau tau sesuatu?" tanyanya

"apa itu?"

"Saat kita bermain basket, aku sangat senang, aku melihat sesosok teman dalam matamu, melihat semua kepedihan yang telah kau rasakan" katanya tersenyum

"apa? Teman?" aku bingung.. Apa dia benar benar ingin menjadikan ku temannya?

"kau tau, saat kau pergi meninggalkan lapangan basket, aku berkata akan mengadukan mereka semua pada guru jika mereka melakukan itu lagi, namun mereka tak mendengarkan, dan pagi nya mereka malah membully mu" ia menceritakan semuanya.. Apa ia benar benar teman ku?

"lalu, mengapa kau membelaku?" aku berhenti berjalan

"karna aku pernah merasakan yang kau rasakan" aku melihat seorang teman yang mengerti keadaanku, perasaanku, dan ia adalah orang pertama yang tetap ingin berteman denganku walaupun aku telah menghindarinya..

.

.

Sudah cukup...
Kataku dalam hati..

.

-To Be Continue-

Mohon komentar nya ya readers^^

Full Of HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang