Suara musik mengalun heboh di dalam kelas XI IPA 2 yang sedang jamkos pelajaran Bu Nani. Sebagian berjoget-ria dan sebagian lainnya hanya menonton dan ada pula yang mengabadikan momen ini di sosmed.
Kacau.
Satu kata yang bisa mendeskripsikan suasana kelas saat ini. Bermodal bluetooth speaker milik Bima dan alat kebersihan kelas, mereka dengan semangat menggenjreng sapu yang dijadikan gitar, kemoceng yang rontok karena diputer-puter, pel-an yang jadi standing mic, dan ember yang jadi gendang.
"Ga waras anjir." Ujar Arla dengan kepalanya yang menggeleng melihat kelakuan teman sekelasnya.
Kinka yang duduk di sebelahnyapun menoleh, "Kapan si emang Kiko waras?"
"Oh iye. Ih ini kalo ada Bujang pecah si." Ujar Arla
"YANG DISEBELAH SANA MANA SUARANYAAAA?" Ujar Kiko dengan satu tangan yang menempel di telinganya dan pel-an yang di tangan sebelahnya.
"WOHOOOOOOOO."
Arla mendelik, ini kenapa anak sekelas ya jadi ikutan gesrek dan malah nyautin ucapan Kiko?
"TU WA GA PAT, SPERTI MATI LAMPUUU YA SAYANG SPERTI MATI LAMPUUU
CINTAKU PADAMU YA SAYANG BAGAI MALAM TIADAA BERLALU ASIK ASIK JOS
SPERTI MATI LAMPU YA SAYANG SPERTI MATI LAMPU.."
"Bukannya berbintang?" Tanya Arla setengah berteriak
Kiko yang di depan kelaspun menoleh, "Oh salah?"
"Lah kaga tau anj, makanya gue nanya."
"Kaga tau dah, intinya GOYAANGG."
"Goblok."
"Gile ini kelas apa Dangdut Academy, rame bener,"
"Kebon Raya."
Gue melirik ke seluruh sudut kelas. Ada yang asik dangdutan di depan, di belakang ciwi-ciwi lagi pada gibah, ada yang lagi makan, dan ada juga yang tidur atau sekedar scroll timeline.
Yang gue bingung tuh sama yang tidur, gue aja yang lagi makan keganggu gara - gara lagu Nassar ang kencengnya naudzubillah lebih kenceng dari suara bersin bapak-bapak, apalagi dia yang lagi tidur? Bisa bisanya tu orang ngorok segala. Gue yaqueen pasti dia belom korek kuping. Fix.
Gue menoleh ke belakang melirik Ibra yang lagi senyum senyum sambil main hape. Gila apa tu anak, gue lagi liatin dia tiba - tiba dia ketawa sambil nabok gue.
PLAK
"Sakit goblok,"
"Lo ngagetin tolol, tiba tiba ketawa. Mana nabok gue segala,"
Ya gimana ga gue tampar, reflek si sebenernya. Lagian ngagetin ya, mana tiba-tiba ketawa sendiri. Jadi serem. Jangan - jangan dia gangguan jiwa kan.
Kan?
"Ya lo ngapain liatin gue? SUKA YA LO SAMA GUE? Sorry ya, La. Tapi gue udah ada Sharlin." Ucap Ibra dengan wajah songongnya.
Gue menyirnyit, "Sharlin? Si Princess IPA 2?"
"Iya lah,"
"Ih kok dia mau si sama modelan tahu busuk macem lo,"
"Ganteng gini dikata tahu busuk, naksir aja awas lo jing."
"Kaga bakal nyet, najis banget naksir sama lo. Titisan kodok blesteran monyet begini ogah banget, mana sengklek." Ucap gue yakin sambil mengidikkan bahu dan kemudian memutar posisi kedepan.
"Dih, dasar nenek sihir." Cibir Ibra
"Ape?" Tanya Arla menggebu
"Kaga."

KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Pacima ; Our Own World
Novela Juvenil[ON GOING] Berkisah tentang kehidupan masa putih-abu abu dari sekolah SMA Baswara yang penuh dengan drama, misteri, konflik keluarga, dan juga pelajaran hidup. ⚠️ WARNING ⚠️ mengandung kata kata kasar.