ARVA || 01☋

171 116 60
                                    


Happy rading!

#WARNING!! WAJIB FOLOW SEBELUM BACA!

**

Seorang gadis cantik, yang sedang bergelud dalam selimut merasa tidak sama sekali tergangu dengan suara yang berada di luar kamarmya itu

Dor....dor....dor...

Ketukan pintu itu terdengar sungguh nyaring disertai oleh teriakan seseorang.

"NIA.!!! bangun tidak!"

Gedoran serta teriakan sang bunda membangunkan anak gadis nya yang tarlampau kebo. Jam alarm paling ampuh membangunkan anak adalah suara seorang ibu, Valid?

yang sedang tidur dengan manja di atas kasur dia adalah seorang gadis yang bernama Vania Maurenica Alaksha

"Ck! Hari ini kamu pertama sekolah apa mau telat hah!?" Decak sang bunda dengan rasa jengkel beliau kembali memgetuk pintu.

Dengan malas vania membuka matanya "Ck! Iya-iya bentar Nia turun!" Balasya dengan jalan gontai ia beranjak dari kasur ke kamar mandi

15 menit kemudian

setelah melakukan ritual mandinya, Vania pun turun dengan mengunakan seragam sekolah. Dengan baju yang keluar, rambut yang berwarna abu-abu bergelombang menampilkan gadis itu seorang "Badgirl"

"Pagi" sapanya pada semuanya orang yang ada di atas meja makan

"Pagi sayang" balas semua yang ada di meja makan, yang tak lain dan tak bukan adalah ayah dan bundanya, jangan lewatkan abangnya yang super duper tampan itu. Itu bagi orang yang picek oke

"Ayo nak sini sarapan dulu," ajak Rika- bunda mereka

"Iya" singkatnya

"Ck! Ayok cepet gw udah laper ini nungu lu sama aja nunggu monyet betelor tauk gak? Lama!" Decak Kevin-abang Vania.

Kenalin, dia kevin prumono Alaksha. Anak pertama dari kedua pasutri Wiliam dan Rika, memiliki sifat yah cukup menjadi ladang pahala:v

"Tingal makan aja apa susahnha? sapa suruh lu nunggu gw," balas Vania serkas menoleh kearah Kevin yang juga menatapnya ingin sekali Kevin jeburkan adik satu-satunya ini ke kali amazon. Mungkin hidupnya bakal tenang, namunsia sangka di balik wajahnya yang kesal, ia sudah menyusul rencana untuj membalas ini semua. Campak itu Vania hahahah

"Dih dasar adek lak-"

"Udah-udah jangan pada bertengkar kalian ini, bisa gak setiap hari gak usah ribut," lerai Wiliam begitu jengah karna ulah ke2 anaknya itu.

"ENGAK" ucap mereka serempak

"Udah-udah ayo sarapan" Sang bunda melerai. Mungkin kalo sehari tanpa keributan nih dunia bakal bundur.

Keadaan di meja makan hening hanya ada dentingan sendok dan garpu sampai

"Ekhmm yah, bun, Nia berangkat," ucap Vania sambil mengendong tasnya ke punggung. Tak bermerek dunia itu tersangkut apik di punggungnya, sangat cocok di padukan oleh tubuh Gadis Itu yang sangat bagus

"Eh iya-iya  mau diantar ayah apa sama abang? Sekalian ayah juga mau ke kantor" Tawar wiliam sang ayah. Demi anak perempuan satu-satunya wajar untuk wiliam menghantarmya kesekolah. Lagi pun menghantarkan Vania ke sekolah untuk hari pertama itu sangat mengesankan?

"Gak usah yah Nia bawak motor aja," tolaknya halus, jalan ke sekolah serta kantor ayahnya berlawanan arah, bagaimana wiliam harus memutar hal asil ayahnya akan terlambat datang kesekolah bukan? Vania orangnya pengertian bukan? "Assalamualikum" lanjutnya

"Abang juga mau berangkat yah," kata Kevin pada orang tuanya setelah itu langsung menyusul adik laknatnya itu

"Woi tunggu monyet!" teriak kevin pada vania

"Ck! Lu bisa gak sih gak usah teriak-teriak bukan hutang dugong!" kata Vania dengan kesal, abangnya ini selalu saja buat dia kesal. Lagi pun siapa yang ingin jalan bersama dengannya, Vania si ogah

"Gak mau bareng gw?" Tawar Kevin

"Gak gw bisa sendiri," ucapnya ketus "Dan satu lagi jangan bilang kalo gw adek lo ok!" Lanjutnya dan naik keatas motor besarnya itu

"Lah kenap?" Tanya kevin heran

"Gw gak mau diserbu sama fens lu" katanya datar. Tentunya iyu hanya sebuah alibi. Ia malas bila harus di bicarakan oleh teman-teman Kevin, memauakkan

"iya" pasrah kevin

25 menit sudah ia membelah jalan kota jakarta yang tak ada jauh dari kata macet. Di pertengahan jalan ia hampir saja menabrak pengendara motor yang sama persis dengan dirinya,

"BISA BAWA MOTOR GA! BECUS DIKIT!" bentak Vania pada orang tersebut. Sedangkan pengendara itu cukup terkaget.

"BIASA AJA KALE! GUA JUGA GA SENGAJA!" Teriak pengendara itu membalas ucapan Vania yang hanya diacuhkan olehnya. Sebelum benar-benar pergi. Gadis itu tak lupa memberikan jari tangah pada pengendara yang keledor itu,

"Fuck!"

"Wah kurang ajar!" Cibir Pengendara tersebut.

Sesampainya di gerbang sekolah banyak pasang mata yang menatap kehadiran Vania, Ada yang mengira bahwa Vania seorang lelaki, dengan setelan baju seragam yang dilapisi oleh jaket abu-abunya, serta celana jens miliknya

Dengan malas dia membuka helm nya, ada yang menapatnya dengan kaget, kagum, dan lain-lain dengan langkah gontai membawanya memasukan kearah gedung sekolahan barunya itu

"Njirr murid baru?"

"Anjay... mulus bat dah. Glowing dah tuh si eneng"

"Ck datar amat tuh muka ngelebihin tembok"

"Lebih cantikan juga gw"

"Lah lu ngaca kagak yah cantik dia lah dari pada lu"

Begitulah celotehan anak-anak sekolah, Vania sama sekali tidak menghiraukan ucapan unfaedah seperti itu, ia berjalan lurus dengan tujuannya yaitu ruang kepala sekolah yang tak lain dan tak bukan pamanya sendiri.

"Mungkin ini perjalan gua bakal untuk ketemu orang baru, dimana catatan awal pengalaman gua di sekolah. Ini tentang gua, dan kamu mungkin untuk menjadi peran kedua, dan dia yang selalu di hati gua, gua tunggu ending yang bakal gua terima, Happy seperti cerita novel yang selalu gua baca, apa sad sebuah cerita yang selalu gua hindari?'
___________

Tbc

ARVA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang