Newest Girlfriend

30 2 0
                                    

ARSEN POV

Bad guy, it's me? Yeah... no problem. 

Siapa yang peduli dengan julukan bad guy yang kudapat itu. Banyak yang lebih buruk daripada aku di luar sana, dan sesungguhnya mendapat julukan bad guy itu terkadang menjadi kebanggaan tersendiri bagi kami para kaum lelaki. Seperti kami berempat ini, yah.. kami duduk di bar pribadiku di lantai dua menyesap minuman kami dan sesekali mengobrolkan berbagai hal-hal mulai dari yang penting sampai ke paling tidak penting, dan juga mengobrolkan wanita.  

Ngomong-ngomong soal wanita, aku jadi teringat pacar baruku. Aku ingat tatapannya itu, yah meskipun sejak pertama bertemu dia selalu menatapku garang, but it's okay. Pada saatnya nanti, dia akan bisa menatapku hangat dan penuh cinta, dan pada saat itu aku tidak punya sedikitpun cinta bahkan aku tidak akan pernah menatapnya barang sedetikpun, karna aku hanya akan memberinya neraka lebih cepat dari yang seharusnya. 

"Wey, bengong aja", tegur Dave membuatku kembali pada realita.  

"Gue cabut bentar ya, have fun kalian", ujarku pamit. Aku butuh udara segar. 

**

NAT POV

Hari yang melelahkan, benar-benar menguras emosi dan tenagaku sampai-sampai membuatku tertidur di bathubku cukup lama dan membuatku hampir beku kedinginan. Terdengar ketukan di pintu begitu aku keluar dari kamar mandi, kukenakan kimono mandiku dan membuka pintu. Disana Nick berdiri dengan setelan yang membuatnya tampak seperti freestyler daripada pemain bola. 

"Mau kemana?" tanyaku. 

"Keluar", jawabnya singkat membuatku memutar bola mataku lagi. 

"Iya kemana?" 

"Makan di luar, hang out, klubing...." 

Klubing?? Firasatku berkata akan terjadi sesuatu yang buruk. "Klubing?", tanyaku bodoh. 

"Anggep aja gue nemenin lo ngapel". 

"Ngapel?", ulangku. 

Kali ini Nick yang memutar bola matanya. "Iya ngapel, namanya orang pacaran ya ngapel lah", jelas Nick. "Gue temenin", lanjutnya. 

Maksudnya dia mau ngajak gue ke klub malam itu? Punya manusia tanpa sopan santun itu?. "Gak deh lo aja". 

"Eiiitss.... gak bisa gitu", Nick menahan pintu kamar yang hampir kututup rapat itu dan malah masuk mendorongku ke depan lemari besar tempatku menggantungkan pakaian-pakaianku. "Ganti baju cepetan, gue tunggu 15 menit dan kita meluncur", ujarnya tanpa memedulikan protesku. 

Yah, apa boleh buat? Nick sudah memutuskan, sudah jelas susah untuk membantahnya. Jadi dengan cepat aku memilih pakaianku dan kukenakan dengan sedikit terburu-buru. Melihat dari apa yang dikenakan Nick aku memutuskan untuk mengenakan yang senada dengannya. Jadi aku menarik kaus baseball merahku dengan nomor dada 69 yang kupasangakan dengan skirt biru tua. Karna tidak ada waktu untuk mengeringkan rambutku yang basah jadi dengan sangat terpaksa kubiarkan tergerai begitu saja, kukenakan make up seadanya dan keluar dengan menenteng sneaker maroon-ku. Nick duduk di anak tangga dan berbalik menatapku dengan seringaian lebarnya. 

"Let's go, bung", ajakku begitu sampai di depannya. 

"Roger!". 

**

ARSEN POV

Entah kenapa aku merasa bersama mereka benar-benar membuatku penat, meskipun dii tempatku sendiri. Jadi aku memutuskan untuk naik ke atap bar tempat biasa aku menyendiri dan menyalakan sebatang rokok yang kusimpan di kotak tersembunyi di pojok sini. Sebenarnya aku sudah berhenti merokok cukup lama, tapi beberapa minggu belakangan ini rasanya rokok dan alkohol adalah teman terbaikku, setidaknya yang kutahu mereka menenangkanku. 

Sweetest RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang