Delapan Orang Potter

3.2K 256 99
                                    

Cuma mengingatkan kalau ini adalah lanjutan dari cerita saya yang berjudul Cassandra Aldrich. (≧▽≦)

Di buku ini bakal lebih banyak petualangan, sih, tapi saya juga nanti masukin lah beberapa adegan romantis gitu, hwhw.

Tapi serius, waktu saya baca adegan romantis bikinan saya sendiri di buku sebelumnya itu entah kenapa saya geli sendiri:v

Anjay saya banyak bacot, dahlah langsung baca aja, selamat membaca!

•••••

Deru suara motor terbang yang memekakkan telinga mengiringi perjalanan aku dan selusin orang lainnya yang akan menjemput Harry di Privet Drive. Satu-persatu dari kami turun untuk menjejakkan kaki di tanah, aku memandang lurus pada sebuah rumah, gagang pintunya bergerak dan membuka kebelakang, Harry muncul.

"Harry!" Aku memekik tertahan, berjalan cepat dan mengalungkan tanganku pada leher Harry, aku melepasnya untuk bergantian dengan Hermione yang sekarang sudah terisak, dan Ron yang menepuk-nepuk punggung Harry.

"Semua baik, Harry? Siap tuk berangkat?" Kata Hagrid dengan helm dan kacamatanya, ia duduk di atas sepeda motor yang sangat besar, di sebelahnya tampak gandengan motor hitam berkilat.

"Tentu saja," Kata Harry, sambil melihat semua orang yang ada di sana. "Tapi aku tidak tahu akan begitu banyak orang yang akan datang!"

"Perubahan rencana," Geram Moody, yang sedang memegangi dua buah kantung yang sangat besar, dan mata sihirnya berputar sangat cepat saat melihat langit gelap, rumah, lalu kebun. "Ayo masuk supaya aku bisa menjelaskannya padamu."

Harry mengajak kami masuk ke dapur dimana kami langsung mengobrol dan bercanda, duduk di kursi atau di atas meja masak yang berkilauan atau bersandar di lemari yang tanpa noda.

"Kingsley, aku kira kau menjaga Perdana Menteri Muggle?" Tanya Harry.

"Ia akan baik-baik saja walau aku tinggal satu malam," Kata Kingsley. "Kau yang lebih penting."

"Harry, coba tebak," Kata Tonks yang duduk di atas mesin cuci, ia menunjukkan tangan kirinya, sebuah cincin berkilauan.

"Kalian sudah menikah?" Jerit Harry, memelototi Tonks dan Lupin.

"Sayang sekali kau tidak bisa hadir, Harry."

"Luar biasa! Sel--"

"Baiklah, kita akan punya waktu untuk mengobrol nanti!" Teriak Moody di antara keriuhan, dan langsung membuat semua terdiam. Moody menjatuhkan dua kantung besar yang dibawanya dan berbicara pada Harry. "Seperti yang telah Dedalus katakan padamu, kami tidak memakai rencana A. Pius Thicknesse bereaksi berlebihan dan memberi kita masalah besar. Dia telah memberi izin khusus untuk menyambungkan rumah ini kejaringan Floo, menggunakan Portkey, bahkan untuk ber-Apparate. Dan semua itu ditujukan untuk menjagamu untuk mencegah Kau-Tahu-Siapa untuk mendapatkanmu. Yang tentu saja, tidak ada gunanya karena masih ada perlindungan yang telah ibumu buat. Yang telah dia lakukan hanya mencegahmu keluar dari sini hidup-hidup."

Moody menggeram. "Masalah kedua adalah, kau masih di bawah umur. Berarti kau masih dilacak."

"Aku tidak--"

"Pelacak!" Kata Moody tidak sabar. "Mantra yang dapat mendeteksi kegiatan sihir di sekitar anak yang berusia di bawah tujuh belas tahun! Bila kau, atau siapa pun yang ada di dekatmu mengeluarkan mantra, Thicknesse akan tahu dan begitu pula para Pelahap Maut."

"Kita tidak dapat menunggu sampai Pelacak itu hilang, karena begitu kau berusia tujuh belas tahun, kau akan kehilangan perlindungan dari ibumu. Pendek kata, Pius Thicknesse setelah berhasil memojokkan kita."

Cassandra Aldrich II [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang