Diadem

628 172 7
                                    

"Dan dia menyangka tak seorangpun bisa masuk?" Ucap Ron, suaranya bergema dalam kesunyian.

"Dikiranya hanya dia satu-satunya," Kata Harry. "Sayang baginya aku harus menyembunyikan benda di masaku--kesini," Tambahnya. "Kurasa dibawah sini."

Kami berjalan cepat melalui gang-gang yang berdampingan. Aku bisa mendengar langkah-langkah kaki lain bergema melalui tumpukan tinggi benda-benda tak berguna, botol, topi, peti kayu, kursi, buku, senjata, sapu, kelelawar. Aku masuk semakin jauh ke dalam labirin, mencari benda yang di jelaskan oleh Harry. Nafasku terdengar keras di telinga, dan diriku menggigil. Dan itu dia, aku melihat Tiara kuno tak berwarna di atas patung batu penyihir jelek yang gompal memakai wig tua berdebu.

"Harry!" Aku berkata agak keras, langkah kaki langsung terdengar dan Harry muncul dari balik barang-barang tua, aku menunjuk Tiara kuno tak berwarna itu dengan tanganku.

"Bagus!" Kata Harry memuji. Dia baru saja menjulurkan tangan, walaupun tinggal beberapa langkah, ketika suara di belakang kami berkata, "Tahan, Potter."

Aku berputar. Crabbe dan Goyle berdiri di didepan, berdampingan, tongkat mengacung pada Harry dan aku. Melalui celah diantara kedua wajah mencemooh itu, aku melihat Draco.

"Itu tongkatku yang kau pegang, Potter," Kata Draco, mengacungkan tongkatnya sendiri melalui celah diantara Crabbe dan Goyle.

"Bukan lagi," Kata Harry terengah-engah, berjalan pelan menuju sampingku. "Pemenang, pemegang, Malfoy."

"Siapa yang meminjamimu tongkat?"

"Ibuku," Jawab Draco. Harry tertawa, walaupun tak ada yang lucu. Aku tidak bisa mendengar Ron dan Hermione lagi.

"Jadi kenapa kalian bertiga tidak bersama Voldemort?" Tanya Harry.

"Kami akan mendapat penghargaan," Ucap Crabbe. Diluar dugaan, suaranya sangat lembut untuk orang sebesar dia, aku belum pernah mendengar dia bicara sebelumnya. Crabbe bicara seperti seorang anak kecil yang dijanjikan sekantung besar permen. "Kami kembali, Potter. Kami memutuskan tidak pergi. Memutuskan untuk membawamu kepadanya."

"Rencana yang bagus," Kata Harry pura-pura kagum. Rasanya tidak percaya sudah sedekat ini, dan dihalangi oleh Draco, Crabbe dan Goyle. Aku mulai menepi, perlahan mundur ke belakang menuju tempat Horcrux berada, yang miring diatas patung dada. Jika aku bisa mengambilnya sebelum keributan pecah ....

"Crucio!"

Aku menyerbu tiara, kutukan Crabbe luput tapi mengenai patung batu, yang terlempar ke udara, Diadem membumbung tinggi ke atas dan jatuh hilang dari pandangan di tumpukan benda-benda dimana patung dada itu terjatuh.

"BERHENTI!" Draco berteriak pada Crabbe, suaranya bergema di ruang besar itu. "Pangeran Kegelapan menginginkannya hidup-hidup--"

"Jadi? Aku tidak membunuhnya, kan?" Teriak Crabbe, melepaskan diri dari lengan Draco yang menahannya. "Tapi jika aku bisa, pasti aku bisa, Pangeran Kegelapan akan membunuhnya juga kan, apa beda--"

"Stupefy!" Aku berkata, sinar merah tua meluncur keluar dari ujung tongkatku menuju Crabbe, tapi itu luput hanya karena Draco mendorongnya menjauh.

"Kau! Pengkhianat-Darah!" Teriak Crabbe, "Avada Kedavra!"

Aku menukik kesamping, menabrak barang-barang dengan sangat keras, sinar hijau itu hanya beberapa milimeter dari kepalaku.

"Jangan bunuh dia! JANGAN BUNUH DIA!" Draco berteriak pada Crabbe dan Goyle, yang keduanya menyerangku, sedetik keraguan merekalah yang dibutuhkan olehku.

"Expelliarmus!" Harry berteriak dan berjalan ke sampingku, tongkat Goyle terlempar dari tangannya dan menghilang di tumpukan benda disampingnya, Goyle dengan bodoh melompat kesana, mencoba meraihnya, Draco melompat menjauh dari jangkauan Mantra Pemingsan  dari Hermione yang baru datang, dan Ron, muncul tiba-tiba di ujung dinding, menembakkan Kutukan-Ikat-Tubuh-Sempurna kepada Crabbe, yang nyaris kena.

Cassandra Aldrich II [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang