[ Rooftop ]
Lelah, satu kata yang menjelas kan keadaan pemuda mungil ini sekarang
Ia menghela nafas untuk kesekian kali nya, menatap soalan di buku tebal yang telah ia kerjakan selama berjam-jam
Ia merenggangkan otot-otot nya, duduk di kursi selama berjam-jam itu melelahkan
Ting!
Atensinya berubah pada handphone yang sengaja dicueki dari tadi, dengan setengah semangat ia membuka room chat dari si pengirim
Matanya menatap chat itu lesu setelah membaca sederet kalimat singkat dari si pengirim
+62XXXX
|[ Shareloc ]
|See you there
ReadDengan berat hati ia menyampingkan niat untuk istirahat, kakinya berjinjit saat ingin menggapai jaket tebal di atas lemari
Udara di Seoul sedang dingin, ia tak ingin mati seperti orang bodoh yang mengidap hipotermia karna ingin bertemu seseorang
"Kak Heeseung..." Panggilnya
"Sunoo, gua ngak tau apa maksud papa buat jadiin lu target" ucapnya to the point
Sunoo menatap langit malam yang dipenuhi bintang, membiarkan perkataan Heeseung mengudara
"Bintangnya cantik" ucapnya
Heeseung ikut menatap langit, ya malam ini ntah kenapa bintang-bintang terlihat jelas
"Itu jawaban gua"
"Hah?"
"Kak nanya kenapa papa lu nargetin gua kan" ulangnya
"Iya..." Heeseung menatap mata biru lau—tunggu sejak kapan mata Sunoo berubah menjadi biru
"Wait! Karna lu cantik gitu??? Papa gua jadi pedo dong???" Sambung Heeseung panik
Sunoo mendengus kesal ia beranjak dari bangku yang ia duduki, meninggalkan Heeseung yang masih memikirkan kata-katanya
"Besok klo mau ngomong sama gua, jangan lupa buat niat ngunci ingatan lu" tuturnya lalu membuka pintu rooftop
Heeseung tersadar, kepalanya terasa berat merasa kalau dirinya dihantam sesuatu yang keras
Dengan sisa tenaga ia menekan nomor Jay, menyuruh pemuda itu untuk menjemput
Sunoo keluar dari gedung tersebut setelah membuat Heeseung sadar, ia mendongak menatap tinggi gedung di depannya
Baru saja ia melangkah kaki menjauh tiba-tiba tangannya di tarik, sial Sunoo baru sadar kalau pria di depannya mempunyai golongan darah yang sama dengan Heeseung dan Jungwon
"Lepas!" Berontaknya
Namun nihil, kini tarikannya makin kasar membuat pemuda manis ini sedikit meringis
Gang sempit, Sunoo benci gang sempit terlebih lagi tak ada penerangan di sekitarnya
Sunoo menahan nafas saat tau pemuda di depannya mengeluarkan sesuatu
"Takut huh?" Suaranya terdengar menusuk ke telinga Sunoo
Sinar bulan tiba-tiba menerangi wajah Sunoo, matanya hazelnya kini berubah menjadi biru lagi
Menenangkan, Sunghoon suka mata biru Sunoo—bukan Sunghoon menyukai keduanya
Terlebih lagi pemuda di hadapannya ketakutan, Sunghoon sangat menyukainya
Kini mata Sunghoon berubah menjadi abu-abu, wajah dingin terlihat menusuk tipikal seorang pembunuh
"Sunoo, kita bertemu lagi ya" bisiknya di telinga Sunoo
"Lu ngapajn sih bang di atas atap gedung kek gini, mau bunuh diri ya lu?" Tanya Jungwon sambil membopong tubuh Heeseung
"Lu kenapa bawa dia sih" tanya Heeseung ke Jay
Jay menghela nafas, "Dia yang minta"
"Lu tumben ganti bau parfum" tanya Jay
"Hah? Gua ngak pernah ganti parfum gua kok" ujar Heeseung
"Lu won? Lu ganti parfum" tanya Jay
"Ngaklah, ngapain juga" balasnya datar
"Klo bukan dari antara kita bertiga, trus bau Oceanic ini dari mana?" Gumam Jay
Bikin alur berat banget keknya, padahal otak sering mumet gegara alur cerita sendiri 🙂
KAMU SEDANG MEMBACA
Wallflower✓
Mystery / Thriller(n.) you see things, you keep quite about them, and you understand Tentang si misterius Kim Sunoo yang selalu diincar manusia berdarah dingin , kenapa?