Sudah hampir sejam Gun berusaha memperbaiki laptop miliknya, namun hasilnya nihil. Laptop tersebut benar-benar mati total. Padahal hari ini ia harus mengirim naskah ke penerbit agar tulisannya segera masuk tahap editing kemudian siap diterbitkan.
Dering ponsel menghentikan aktivitas Gun, ia mengusap wajah dengan gusar dan mengangkat panggilan tersebut, "Ya, halo?"
"Hermosa, saya belum mendapat email dari anda sementara naskah harus segera masuk agar proses penerbitan sesuai dengan jadwal."
Gun menghela napas, "Bisa beri saya waktu? Ada beberapa kendala."
"Tapi-"
"Jika tidak bisa, batalkan saja." Merasa pusing dengan kejadian hari ini membuat emosi Gun tidak dapat terkontrol dengan baik.
"ah tidak, baiklah, saya akan memberi waktu untuk anda menyelesaikan masalah tersebut. Saya juga akan umumkan bahwa penerbitan buku terbaru mu ditunda."
"Terima kasih." Gun memutus panggilan, ia segera memasukan laptopnya dan bergegas menuju tempat service laptop.
*
*
*"Tay, gue ke barisan buku best seller dulu." Ucap Off. Tay Tawan, lelaki tinggi yang tengah sibuk mencari senar gitar itu hanya mengangguk.
Off berjalan menuju tempat dimana beberapa buku yang laris terjual dipajang. Ia melihat bahwa buku karya penulis bernama Hermosa masih berada di rak tersebut. Tidak heran karena memang tulisan karya Hermosa itu sangatlah bagus dan Off adalah salah satu dari sekian banyak penggemar Hermosa.
Distant Eyes adalah salah satu buku Hermosa yang menjadi favorit Off sejauh ini. Buku dimana menceritakan seorang pemuda yang rela menempuh perjalanan berbulan-bulan menggunakan sepeda tua miliknya guna menemui sang kekasih setelah mendapat kabar bahwa si kekasih jatuh sakit. Namun sayang, setibanya pemuda itu, sang kekasih menutup mata untuk selama-lamanya. Pengorbanan besar yang membutuhkan kesabaran serta tenaga yang luar biasa terkuras itu dibalas dengan hasil yang menyedihkan.
"Suka baca karya Hermosa?" Suara seorang wanita menarik perhatian Off.
"Iya, lo juga?"
"Alice." Wanita itu mengulurkan tangan, Off menerima uluran tangan tersebut, "Off."
"Gue tim editor dari buku karya Hermosa, sekaligus penggemarnya. Karyanya bagus, kadang pas gue lagi koreksi naskah dia, gue ngerasa kagum sama beberapa kalimatnya, bisa dibilang merasa tersentuh, mungkin?." Ujar Alice.
"Bukunya gak pernah bikin kecewa."
Alice mengangguk setuju, "Bulan depan seharusnya buku terbaru Hermosa terbit, tapi diundur karna katanya dia ada sedikit kendala."
"Jir sayang banget diundur, gue pasti langsung pesen pas udah open pre-order. Btw, lo pernah ketemu dia? Gue pengen banget ketemu." Off memasang wajah antusias.
Alice menghela, "Susah buat ketemu sama dia karna dia penulis yang gak mau identitasnya diungkap. Gue pernah ketemu sekali doang pas ada event mengenai bukunya dan Hermosa bener-bener pakai pakaian yang tertutup."
Off menjentikan jari, "ah gue tau event itu, tapi sayang gak bisa dateng. Gue Cuma liat beberapa foto si Hermosa di sosmed yang emang tertutup banget."
Setelah melihat jam yang melingkar dipergelangan tangan, Alice lantas pamit pergi karena ia ada urusan lain, "Ohiya, gue mau kasih lo bocoran kalo setelah buku terbaru milik Hermosa terbit, dia akan bikin event."
"Serius?" Mata Off berbinar karena ini bisa menjadi kesempatan emas untuk bertemu penulis kesukaannya.
"Tunggu aja. See you, Off!."
Seperginya Alice, Off bergegas menemui Tay kembali, namun matanya mendapati seseorang yang tidak asing. Ia tersenyum simpul, berjalan menghampiri lelaki yang tengah berdiri diantara rak novel fantasi.
"Sayangnya doa lo gak terkabul, kita ketemu lagi dalam waktu kurang dari sehari." Ucap Off.
Gun yang berusaha menutupi keterkejutannya karena bertemu kembali dengan lelaki yang menurutnya menyebalkan itu segera berjalan pergi. Namun, usahanya untuk mengindar gagal lantaran Off segera berdiri di depan Gun untuk menghalanginya.
"Bukan doa gue yang gak terkabul, emang dasar lo nya aja yang gak ada kerjaan." Gun lanjut jalan, menepis bahu Off.
Tangan Off terangkat menyentuh bagian dada, "Sial, nyesek banget sampe ke DNA."
- TBC -
KAMU SEDANG MEMBACA
HERMOSA • OFFGUN
FanfictionIni hanya kisah seorang penulis rahasia berumur 25 tahun yang tertimpa beberapa masalah setelah bertemu seorang pemuda. Pertemuan yang diawali oleh bencana malah membuat malapetaka semakin sering terasa. Namun, seketika semua sirna karena ternyata h...