The Alibi

272 19 2
                                    

"Kau yakin bahwa ia tinggal disini?" Tanya Elle sambil memperhatikan flat yang ada di sisi luar mobil. Bangunan bertingkat yang sudah berwarna coklat kayu karena termakan zaman itu secara jelas menggambarkan berapa lama ia sudah berdiri.

"Dari data yang aku dapat dia memang tinggal di flat itu." Lucas menoleh dari balik kursinya. Elle memandang lucas yang saat itu duduk di kursi mobil di depannya. Lalu pandangannya dialihkan pada temannya Anthony yang duduk di kursi kemudi dan michelle yang duduk di sampingnya. Pandangannya seperti menyiratkan "bagaimana menurutmu?"

Seperti mengerti apa yang dimaksud dengan pandangan matanya Elle, Michelle dengan segera menjawab. "Lebih baik dua di antara kita menemui tuan Ludwig dan sisanya menunggu di mobil. Mungkin saja ia tidak ada di flatnya sekarang dan jika salah satu dari kita ada di mobil lalu melihatnya masuk ke sana, kita bisa dengan segera menahannya. Aku hanya takut jika ia sudah mengetahui mengenai masalah Cressi dan karena takut berurusan dengan polisi, dia bisa saja menghindar atau bahkan lari jika ia tahu mengenai kedatangan kita ke flatnya."

"Kalau begitu siapa yang akan masuk kesana?" Tanya Lucas memandangi temannya itu satu persatu.

"Biar aku dan Anthony saja." Ujar Elle dengan cepat memutuskan. "Kau dan michelle berjaga-jaga saja disini. Barangkali jika ada sesuatu yang mencurigakan, maka kalian dengan segera bisa menghubungi kami."

"Baiklah kalau begitu." Jawab Michele diiringi dengan anggukannya Lucas. Elle memandang Anthony disertai dengan anggukan kecil. Seketika mereka berdua turun dari mobil dan masuk ke flat tersebut secara beriringan.

Elle dan Anthony menaiki anak tangga satu persatu sampai langkahnya terhenti di lantai 3 bangunan tersebut. Mereka berdua memandang pintu bertuliskan nomor 313 di tengahnya itu. Elle menekan interkom yang ada di sisi kirinya. Tak berapa lama terdengar suara serak dari seorang laki-laki.

"Apa anda Tuan Ludwig Van Harold?" Tanya Elle.

"Ya, siapa anda?" Tuan Ludwig mengulang kata yang sama seperti sebelumnya.

"Saya Detektif Elleanor Dougan yang bekerja di kepolisian Milan." Jawab Elle sambil menunjukkan lencananya. "Saya ingin menanyakan suatu hal pada anda. Bisakah anda membuka pintu dan kembiarkan kami masuk?!"

"Kalian ingin bertanya soal apa?"

"Kami akan menjelaskannya pada anda, tapi di dalam!" Elle menekankan kata-kata terakhir.

Tak ada suara dari balik pintu maupun dari interkom. Cukup lama sampai sebuah suara muncul dari kenop pintu yang kuncinya di putar.

"Masuklah." Perintah orang di balik pintu saat membuka sedikit pintunya.

Anthony dan Elle masuk ke dalam. Flatnya tuan Ludwig tidaklah besar maupun kecil. Cukup untuk keluarga beranggotakan empat orang. Sofa panjang warna putih yang ia taruh di tengah ruangan dan langsung menghadap ke arah pintu masuk seakan menjadi benda yang paling menonjol di ruangan itu.

Tuan Ludwig mempersilahkan Anthony dan Elle untuk duduk di sofa putih tersebut. Ia sendiri mengambil kursi tinggi yang ada di pojok dapur dan meletakkannya di hadapan sofa putih tersebut. Ia duduk di kursi itu seraya menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Apa yang kalian lakukan disini?!" Tanya Tuan Ludwig dengan nada yang terdengar kurang bersahabat.

Anthony mengelurakan tape recorder. "Kami ingin menanyakan sesuatu mengenai  Cressi." Ujar pria afro-amerika -berkulit hitam- itu dengan suaranya yang berat.

Pria berumur akhir 40-an itu langsung terdiam. Pandangannya jatuh kesana kemari tak menentu. "Apa sebenarnya yang ingin kalian ketahui mengenai Cressi?"

Two Face [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang