Happy reading...
•
•
Chapter 5. Keluarga yang Utuh
•
Gudang Logistik desa Konoha
Shizune tidak tahu apa yang menjadi penyebab hancurnya mood Sakura. Sejak pagi, Sakura terlihat suram dan dikelilingi oleh aura tidak bersahabat yang menguar dari tubuhnya. Sakura juga menjadi lebih sensitif, dia mudah sekali terpancing emosi, contohnya saat ini.
"Kenapa kau tidak becus mengurus hal sekecil ini? kau jangan menyepelekan hal kecil, hal kecil seperti ini bisa berakibat fatal" Pekikan keras Sakura, membuat udara panas semakin memanas dalam gudang ini. Suasana yang tadinya ramai mendadak sunyi.
"Maaf Haruno-san saya tidak teliti" Pemuda Chuunin yang diketahui bernama Maeda itu, tidak berani menatap Sakura. Dia menunduk menatap lantai dalam hati dia berdoa agar sang Kunoichi merah muda memaafkannya.
Puluhan pasang mata menatap peristiwa yang terjadi dipojok gudang ini. Ada yang menatap kasihan pada Maeda, ada juga yang menatap dengan seolah-olah mengatakan ' MAMPUS LU ANJING'.
"Makanya jangan bercanda terus, aku tahu kau tidak serius melakukan ini, sejak tadi kau bermain-main dengan temanmu itu..."
Ceramah Sakura terus berlanjut. Menurut perhitungan Shizune, ini sudah kelima kalinya Sakura memarahi orang yang ditugaskan disini. Dan itu semua karena sebuah masalah sepele. Ini sangat bertentangan dengan sifat Sakura.
Sakura biasanya lebih penyabar dalam bertugas tidak seperti Godaime yang sering marah-marah. Apa mungkin Sakura tertular sifat tempramental Tsunade? Shizune bertanya dalam hati.
Karena tidak tega melihat Maeda yang dimarahi habis-habisan, Shizune memutuskan untuk menginterupsinya.
"Sudah sudah, Sakura-chan kasihan Maeda-san, dia kan juga sudah minta maaf, dan Maeda-san jangan diulangi lagi ya kerja yang serius" Suara Shizune terdengar bagai malaikat penyelamat ditelinga Maeda.
Helaan nafas panjang Sakura mengisi keheningan gudang tersebut.
"Baiklah, aku memaafkanmu kali ini, kali aku akan memberimu sanksi jika kau mengulangi lagi, mengerti" Ujar Sakura tajam.
"Hai Haruno-san, saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi" Maeda mengangguk dan pergi dari sana.
Sakura mengedarkan pandangannya kesegala arah, dirinya baru sadar jika menjadi pusat perhatian.
"Semuanya dengarkan aku, istirahat makan siang satu jam setelah itu kembali lagi kesini, pekerjaan kita masih banyak" Ujar Sakura keras-keras, orang-orang disana segera membubarkan diri dengan tujuan masing-masing.
Sakura masih berdiri mematung disana, Netranya menerawang jauh. Entah apa yang dipikirkannya.
"Sakura-chan, kau nampak tertekan, apa kau baik-baik saja?"
"Maaf senpai, aku sedang banyak fikiran"
"Aku tidak keberatan jika kau butuh teman bicara, jangan sungkan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pride, Identity, and Freedom
FanfictionDunia Shinobi selalu dihadapkan dengan perang, para penjajah akan selalu datang. Sekali lagi, ada pihak yang menginginkan kehancuran dunia Shinobi. Apakah Sang Pahlawan akan kembali mempertahankan perdamaian?, meskipun dia telah kehilangan seluruh d...