01. Confession

36 20 32
                                    

"Qram!" panggil seseorang dari arah belakang membuat lelaki tampan dengan kaca mata yang bertengger manis di atas hidungnya itu menoleh.

Orang yang memanggilnya tadi berjalan mendekatinya dengan ngos-ngosan karena mencari Iqram sejak tadi dan ternyata malah nangkring manis di perpustakaan. Kenapa ia tidak berfikir kesini terlebih dahulu tadi?

"Lo dipanggil Kepala Sekolah, katanya harus ikut datang kesekolah sebelah buat bicarain festival tahunan," ujar orang itu dengan cepat seperti kereta api yang sedang berjalan tanpa ada jeda sama sekali.

Iqram menaikkan sebelah alisnya bingung. "Lo bisa bicara pelan pelan ga, Dan?" tanya Iqram kepada Danu.

Danu menarik nafasnya pelan lalu membuangnya. "Lo dipanggil Kepala Sekolah buat ikut datang ke sekolah sebelah buat bicarain Festival tahunan." ujar Danu dengan nada seperti biasanya.

Iqram mengerutkan keningnya, tanda ia bingung. Festival tahunan yang memang menjadi kebiasaan bagi SMA Wijaya dan SMA Garuda sudah tak terasa asing baginya. Tetapi, ia bukan Ketua osis atau bahkan murid yang berprestasi. Lalu untuk apa ia ikut dalam agenda ini?

"Kenapa gue? Kenapa bukan lo?" tanya Iqram bingung, pasalnya Danu adalah Ketua osis. Bukankah seharusnya dia yang harus ke SMA Garuda?

Danu tersenyum misterius lalu menepuk pundak Iqram pelan. "Karena sesuatu."

Iqram semakin bingung. "Maksud lo apaan? Bertele-tele bener kayak banci," ujar Iqram sambil menatap tajam Danu. Ia tidak takut kalau Danu sakit hati, karena mereka sudah berteman sejak dua tahun lalu, tepatnya saat pertama dirinya masuk di SMA Wijaya.

"Gua kan Ketos, nih. Jadi tadi gua nyaranin buat ngajak lo aja dari ngajak si badut." ujar Danu menjelaskan. Badut yang dimaksud adalah Wakil Ketos, Fero. Danu sangat membenci pria itu karena mulut lemesnya yang seperti perempuan, tapi entah kenapa mereka malah dipasangkan dalam pemilihan Ketos dan Waketos enam bulan yang lalu.

"Emang si Fero ga marah?" tanya Iqram.

Danu menggeleng. "Dia juga ada perlu tadi." ujar Danu. "Oh iya, setau gua cewe SMA Garuda cakep cakep semua, anjir!" ujar Danu sambil menarik turunkan kedua alisnya berniat menggoda Iqram.

"Gua udah punya Nisa." ujar Iqram tegas tidak bisa diganggu gugat.

"Yaelah, iya-iya gua tau, lo setia sampai akhir hayat." ujar Danu kesal. "Tapi, lo yakin ga mau kenalan sama cewe SMA Garuda?" tanya Danu lagi untuk memastikan.

Iqram menatapnya kesal lalu menggeleng tanda ia tidak mau.

"Oke, terserah lo. Nanti lo juga yang nyesal." ujar Danu pasrah.

CONFESSION

"Ga ada, anjir!" ujar seorang gadis berambut panjang dengan pita berwarna biru pastel yang berada disela rambutnya. Saat ini ia dan kedua temannya sedang menunggu pihak SMA Wijaya untuk melakukan rapat khusus tentang Festival tahunan. Tetapi bukannya menunggu dengan tenang mereka malah melakukan rutinitas seperti setiap berkumpul yaitu, ribut. Memang pertemanan yang aneh.

"Jujur lo! Kalau kaga, gua jeburin ke Segitiga bermuda." ujar Bayu dengan wajah yang membuat Fira-gadis tadi- semakin terbakar api emosi.

"Gua bilang gua ga pacaran!" teriak Fira. Untungnya saat ini sekolah sudah sepi yang hanya tersisa mereka bertiga dan beberapa guru yang akan ikut untuk membicarakan Festival itu dan mungkin saja mereka tidak mendengarnya.

"Bohong sama dengan meninggal." ujar Satya dengan santai, yang membuat Fira melongo dan memilih mengganti lawan. Tanpa aba-aba ia menerkam Satya.

"Lo yang gua buat meninggal!" teriak Fira sambil terus memukuli Satya yang sudah meraung raung meminta ampun. Bayu? Lelaki itu hanya tertawa melihat kejadian itu. Seharusnya dia yang berada di posisi Satya karena dia yang memulai pertengkaran ini duluan, tapi mau bagaimana? Satya memang jarang ngomong tapi sekali ngomong buat emosi, ya wajar malah dia yang kena imbasnya.

Disisi lain, Iqram dan Danu melihat kejadian penyiksaan itu. Mereka baru saja sampai tetapi sudah disuguhkan pemandangan seperti ini. Untung saja Kepala sekolah dan beberapa perwakilan lainnya sudah memilih masuk keruang rapat.

"Samperin, kuy? Sekalian kenal sama cewe cantik." ujar Danu sambil cengengesan.

"Lo tau dari mana cewe itu cantik?" tanya Iqram heran, karena mereka hanya melihat punggung gadis itu dan belum melihat wajahnya.

"Firasat orang ganteng." ujar Danu dengan kepercayaan diri dan berjalan mendekat kearah Fira dan teman-temannya.

"Rapat udah mau dimulai, kalian ga masuk?" tanya Danu sopan sambil tersenyum manis. Sial, memang laki-laki ini sangat pandai menutupi wajah aslinya saat berada didepan cewe cantik.

Bayu yang masih tertawa terpingkal-pingkal lantas terdiam dan menoleh kearah sumber suara, ia memelototkan matanya tanda terkejut tetapi tak berselang lama ia menetralkan kembali wajahnya dan tersenyum, ia berjalan kearah Fira yang masih memukuli Satya yang pasrah menerima pukulan gadis itu. "Nanti lanjut lagi, Ketos SMA Wijaya dibelakang, anjir." ujar Bayu sambil memisahkan mereka berdua.

Sebebarnya Fiza tidak perduli tentang siapa yang melihat ia memukuli Satya, toh Satya juga terima saja saat ia pukuli. Tapi untuk menjaga nama baik sekolah sepertinya ia harus membiarkan samsak nya lepas untuk saat ini.

"Danu." ujar Danu sambil menjulurkan tangannya kearah Satya yang membuat Satya bingung. Kenapa Danu malah mengajaknya berjabat tangan terlebih dahulu sedangkan ada Bayu yang notabennya sebagai Ketua Osis? atau tidak Fira yang bukan siapa siapa tapi setidaknya dirinya adalah seorang perempuan yang tentu menarik perhatian lelaki terlebih dahulu. Apa jangan jangan Danu adalah gay? Memikirkan itu membuat Satya merinding geli. Lantas ia tidak membalas jabatan tangan dari Danu.

"Kalau diajak jabatan tangan ya dibales, bego!" ujar Fira yang malah menjabat tangan Danu yang menggantung membuat Danu langsung merasa terbang. "Fira." ujarnya sambil tersenyum manis. Mata gadis itu menatap kearah lelaki yang ada disebelah Danu dan langsung menegang ditempat. Iqram yang sedari menatap sekeliling itu menatap tepat kearah mata Fira saat merasa aneh. Kalian pasti pernah kan merasa dilihat oleh orang lain yang membuat kalian spontan melihat orang itu? Itulah yang dilakukan Iqram sekarang.

Tapi, alangkah terkejutnya ia malah menatap mata yang sama, mata yang membuatnya jatuh cinta untuk sekian kalinya. Perlahan tapi pasti perasaan itu kembali, perasaan cinta dan rindu menyeruak memenuhi hatinya. Ia benci ini, selama ini ia sudah berusaha untuk menyingkirkan perasaan ini dengan keberadaan Nisa, tapi mengapa hanya pertemuan singkat seperti ini malah membuat rasa yang semulanya sudah memudar kini kembali lagi? Ia bingung, ia tidak mau merasakan ini tapi sialnya ia tidak bisa menahannya.

"Gua kangen lo, Fir." ujar Iqram sambil berjalan meringsuk memeluk Fira yang membuat semua orang yang berada disitu terkejut.

TO BE CONTINUED.

Gimana menurut kalian?
Semoga kalian suka ya^^
Please Vote dan Komen.

Salam manis, Casren.

ZanaraaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang