"Tono?!" Teriak jeongwoo dari dalem kamar mandi."PAAN"
"Handuk gue ketinggalan, ada di balkon. Tolongin dong"
"Dengan senang hati!" Haruto langsung ngambil handuk jeongwoo.
"Woo, buka"
"To sumpah jangan macem macem lo, gue lagi ga pake benang sehelai pun"
"Ngga ko, gue cowo baik"
"Ga lucu tono!"
"Serius paling gue mau liat dikit doang"
'BRAK'
"Kkkkkk bercanda! Cepet nih ambil pegel gue"
Jeongwoo ngebuka pintunya dikit terus narik anduk yang haruto kasih.
"Sama sama"
"Makasih haruu"
"Apa?"
"Makasih haruu!"
"Oke fix lo harus panggil gue haru"
"Dih nawar lo"
Jeongwoo cepet cepet di baju, takut pintunya di dobrak sama tono. Gila overthinking banget ya. Abis itu mau tidur lagi, masih ngantuk.
Waktu keluar kamar mandi, Jeongwoo liat haruto yang lagi rebahan di kasurnya pake celana pendek. Jeongwoo nelen ludah, terus nge jemur handuknya di balkon.
"To, maksud lo apa pake celana pendek. Mau nyindir gue lo?!"
"Hah? Nyindir apaan coba, gue emang suka pake kolor doang kalo di kamar"
Jeongwoo diem. Mulus bet tu kaki, mana putih lagi, kan Jeongwoo jadi mau.
"To, katanya temen sekamar gabisa diganti ya?"
"Gatau, ga ngurusin"
"Lah, terus lo tetep mau gitu sekamar sama gue?"
"Selama gue sekamar sama lo gue gapernah ada masalah tuh. Lo nya aja yang overthinking, Walaupun lo benci gay tapi kalo udah waktunya lo suka sama gue lo gabisa lari dari kenyataan woo"
Jeongwoo mencerna perkataan haruto.
"Ko lo ngomong gitu?"
"Cepat atau lambat lo pasti bakal suka sama gue" Ucap haruto.
"Ko lo ngomong gitu?" Tanya jeongwoo yang kedua kali.
"Karena gue bakal bikin lo suka sama gue"
"To, please jangan lakuin hal bodoh itu"
Tiba tiba raut muka jeongwoo berubah jadi serius."Tidak ada yang bodoh jika itu tentang perasaan" Haruto berdiri, ngambil jaketnya terus pergi keluar.
Jeongwoo?. Sibuk mencerna semua perkataan haruto tadi, bukankah barusan secara tidak langsung haruto menjelaskan kalo dia suka sama Jeongwoo?.
Kalo jeongwoo ga inget keluarganya jeongwoo pasti bakal buka hatinya buat haruto. Tapi, karena jeongwoo inget keluarganya jadi jeongwoo nahan itu semua dan bertekad buat nutup hatinya rapat rapat. Membangun benteng tujuh lapisan pake semen three roda.
Jika di ingat ingat kembali, menjalin kisah cinta itu menyenangkan. Tapi kalian juga tau bukan, tidak selamanya kebahagiaan datang dalam hubungan. Sesekali kita akan merasakan kesedihan.
Udah ada sejam Jeongwoo ngelamun. Gatau tidur gatau ngelamun deh dia daritadi.
Sekarang udah jam 6 sore, sore atau malem sih? Sore aja ya. Jeongwoo mau ngajak mashiho keluar, mau mencurahkan isi hatinya.
"Mashi" Jeongwoo nelpon Mashiho.
"Kenapa woo?"
"Nge caffe yu, gue mau cerita"
"Oke tunggu, nanti gue kesitu"
" Oke thanks"
Ga lama mashiho dateng ke kamar jeongwoo, terus tanpa ba bi bu mereka langsung pergi ke caffe yang biasa mereka datengin.
Di caffe.
"Woo, mau cerita apa?" Tanya mashiho sambil minum coffe nya. Mereka udah pesen tadi.
"Gue takut shi"
"Karena?"
"Gue takut hal dulu keulang lagi. Haruto bilang dia bakal bikin gue suka sama dia. Sedangkan gue sebenernya udah tertegun sama dia."
"Woo, lo bisa ko nutup hati lo rapat rapat. Gue bakal bantu cariin lo cewe hot deh"
"Dih gue ga tertarik sama yang begituan"
"Yaudah gue bakal cari cewe yang cantik tapi polos"
"Boleh juga, gue bakal coba"
Mashiho tersenyum.
Makasih buat temen temen yang udah nunggu dan suka sama cerita ini! Semoga terus suka yaa heuheu
°Mi0911.
KAMU SEDANG MEMBACA
Candramawa' || Hajeongwoo (End)
FanfictionJika mereka tidak mengizinkan, maka kita harus mati dan hidup kembali di kehidupan selanjutnya- °2610.