19

1.5K 240 73
                                    


"Jadi?" Mashiho bertanya pada jeongwoo.

Hajeongwoo dan mashi kyu sedang istirahat di kantin kampus.

"Ya gitu, gimana lagi" Jawab jeongwoo sambil meminum jus nya.

"Kalian beneran pacaran?" Tanya mashiho.

Haruto ngangguk.

"Ko haruto doang yang ngangguk?" Tanya mashiho.

"Dahlah shi. Lo udah tau juga, sekarang kita sama sama belok" Jeongwoo kesal.

"Yamaap gue cuma speechless aja gitu"

Setelah itu hening.

"Krik krik krik" Junkyu memecahkan keheningan.

"Diem diem bae! Gelut ngapa gelut!" Junkyu teriak teriak.

"Kyu lo liat deh di sekeliling lo" Kata haruto.

Junkyu melihat sekelilingnya, dan benar semua orang di kantin  sedang melihat ke arah junkyu, sekencang itu kah?.

Junkyu nyengir.

"Malu maluin" Mashiho ngambek terus pergi,  di susul sama jeongwoo juga haruto yang gamau jauh dari jeongwoo.

Setelah sadar kalo junkyu ditinggal sendirian, dia buru buru nyusul pacar dan teman yang gaada akhlak ninggalin dia gitu aja.

"Sayang~! Jangan marah dong" Teriak junkyu sambil nyusul mashiho.

Mashiho yang ngerasa dipanggil buru buru lari ngejauh. Geli katanya. Halah geli geli tapi-

Daripada harus nyaksiin drama mashi kyu, hajeongwoo lebih milih buat bolos kuliah terus pergi ke sungai sepi buat nyari angin. Padahal angin suka dateng sendiri gausah dicari-

"Woo, ko ngelamun terus sih" Tanya haruto. Haruto bingung liat jeongwoo ngelamun terus, ini lagi di sisi sungai juga tetep ngelamun ga ngomong kalo ga ditanya.

"Gapapa"

"Bener? Apa lo masih inget gue pernah bilang, lo bisa pake pundak gue waktu lo lagi resah. Gue gamau ada rahasia di antara lo sama gue woo, mending lo cerita sama gue biar perasaan lo jiga enakan"

Tanpa aba aba jeongwoo langsung menyenderkan kepalanya di pundak haruto, membuat sang pemilik pundak tersenyum puas.

"Gue cuma takut"

"Takut?"

"Iya, gue takut sama kenyataan hidup gue. Gue takut gue makin sayang sama lo"

"Jangan mikirin itu dulu, kita jalani aja dulu. Kita perlu holiday deh kayanya biar lo ga galau terus"

"To"

"Hmmm?" Haruto meraih tangan jeongwoo dan menggenggamnya.

"Apa lebih baik kita udahan aja?"

"Woo, kita baru aja jadian kemaren. Masa- ah intinya gue gabisa woo sorry"

"Kenapa?, to kayanya Asahi masih sayang deh sama lo sampe ngaku ngaku hamil kan. Mana ada cowo hamil"

"Kalo gue sayangnya sama lo gimana?"

Jeongwoo kicep.

"Kalo pun orangtua lo ga ngizinin dan lo gabisa ngelewatin itu, gue gabakal lepasin lo. Kita kabur aja ke Amerika, gue ada apart disana"

"Ga gue gamau"

"Kalo gitu kita loncat aja kesana, biar di kehidupan selanjutnya kita bisa nyatu lagi. Mungkin nanti lo jadi cewe dan gue cowo atau sebaliknya" Haruto menunjuk sungai dengan dagunya.

"Realita ga semulus haluan. Gue setuju sama rencana kedua lo, seengganya kita bakal mati berdua dengan tangan saling menggenggam"

"Apaan si ah, jadi mellow gini. Yu beli seblak!"

"KAJJAAAA~" Jeongwoo excited kalo masalah seblak.

Akhirnya mereka pergi ke tukang seblak paling MMM aahh di deket kampus. kalian tau? Mereka membuat beberapa kenangan yang menyenangkan dan akan menjadi menyakitkan saat mereka berpisah. Eh apa sih, ngerti kan ya? Heu.










Nyatanya aku gabisa berhenti lama lama karena gabisa, gabisa kenapa? Ya karena gabisa. Bakal di beresin secara pelan pelan ceritanya, setelah cerita cerita yang aku buat selesai aku mau pensiun kayanya, karena aku pikir ini biasa biasa aja sih, cuma buat hiburan yang nemenin temen temen waktu lagi gabut kkkkkk.
Intinya makasih ya temen temen!
Gatau harus bilang apa lagi, karena semenjak aku bikin cerita jadi beda aja gitu. Seneng pokonya bisa ketemu sama kalian!^^

°Mi1911.

Candramawa' || Hajeongwoo (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang