<<BAGIAN 1>>

79 8 13
                                    


jeng....jeng...jengg...
jeng jeng ....jeng...jenggg🎶

lagu soundtrack salah satu kartun anak - anak itu mengalun ke seluruh penjuru kamar Devi, namun si empunya kamar masih belum menandakan bahwa ia sudah bangun.

tok..tok..deg..

"Depii, nakk,...bangun oi!!" teriak Bu Indah, mama Devi, dari luar kamar anaknya.

tok...tok...deg

tok tok tok...deg deg
tok deg...tok degg

" lah, napa gua jadi maen gendang dimari nya' " sadarnya.

ceklek...

Bu Indah memutar gagang pintu.
" yehh gua kirain dikunci, percuma dong gua maen gendang tadi, hadeuh zonk zonkk" ucap Bu Indah merutuki dirinya sendiri.

"eh pii...sapii..., eh ralat, depiiii, duh gustii ni anak ngebo muluu, anak siapa sihh" cerocos Bu Indah ketika melihat anaknya masih bergelung di tempat tidur sementara jam sudah menunjukkan pukul 06.10.

"heh depiiii, ga sekolah hah??, mau mamah nikahin ama anak penjaga warteg??" lanjutnya sambil menarik paksa selimut anaknya lalu melemparkan bantal guling kearah anak satu - satunya itu dengan tega.

"hmmm apasih mah, berisik bangettt...ini devi udah bangun" ucap Devi dengan suara serak khas bangun tidurnya.

"mandi gih cepet, sekarang kan hari senen, depi upben kan?" tanya mamahnya sembari memperbaiki lipatan selimut Devi.

"upben apasih mahh, jangan sok gaul mulu deh, inget umurrr" timpal Devi sembari berjalan mengambil handuknya.

"aduh, si depi kudet, upben itu upacara bendera samyangg" ucap Bu Indah , yang 'kelewat' lebay.

" ASTAGHFIRULLAH, Devi lupaaa, hari ini seninnn, aduhh mampuuss" ucapnya sambil menepuk jidat kemudian bergegas menuju kamar mandi untuk menjalankan rituanya dengan khusyuk.

***

Dengan seragam salah satu sekolah unggulan di daerahnya itu, Devi bergegas menuruni tangga dari kamarnya untuk sarapan.

Tampilannya hari ini sangat manis, dengan bando simpel berwarna hitam yang dia kenakan, dan rambut lurus panjangnya ia biarkan tergerai begitu saja.

" nih sarapannya, cepett, ketinggalan angkot mang Soleh nantii"
tanpa ba bi bu, Devi langsung melahap nasi goreng buatan mamahnya dengan khidmat sampai tandas.

" bae - bae neng, awas keselek" ucap Bu Indah yang tercengang dengan kecepatan makan anak perempuannya ini.

" Devi udah selesai mah, udah telat ini"

Devi pucat pasi melihat jam berwarna dark grey ditangannya, yang menunjukkan pukul 07.00.

Habislah dia, 15 menit lagi upacara akan berlangsung. Dengan segera Devi memakai sepatunya lalu menyalimi tangan ibunya.

" Devi berangkat ya mah, assalamualaikumm"

"waalaikumussalamm" balas bu Indah sambil geleng - geleng kepala melihat kelakuan anak gadisnya itu.

***
"hiduplah Indonesia Raya...🎶"

mampus,
habislah sudah Devi kali ini. Dia baru saja menginjakkan kaki disekolah ketika lagu Indonesia Raya selesai dikumandangkan.

Sudah jelas ujungnya bukan?

Yap, seorang Devi Yuvara Arabela, sekarang tengah berdiri ditengah lapangan, dibawah teriknya sinar matahari jam 8, dengan posisi menghormat ke bendera Merah Putih.

Sungguh, Devi ingin membotaki kepala orang saat ini juga.
Membayangkannya saja, membuat Devi cekikikan sendiri layaknya orang kurang waras, dan yah mungkin sekarang kewarasan Devi sudah menurun menjadi 50%.

The Toxic Girls[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang