O3 ; longing

123 21 10
                                    


Sudah sekitar sebulan sejak pertemuan-tidak sengaja-nya dengan laki-laki manis di pernikahan Minghao, Hendery tidak pernah berhenti memikirkan siapa orang itu. Pikirannya dipenuhi rasa penasaran.

Ia ingin berkenalan dengan lelaki itu, sangat ingin. Tapi ia tahu, pekerjaannya saat ini jauh lebih penting.

Ia sampai bertanya mengenai akun sosial medianya pada sepupunya yang seorang hacker, Yangyang. Tetapi Yangyang tidak bisa menemukannya.

"Bagaimana aku bisa menemukannya, gege bodoh! Kau hanya menyebutkan matanya berbinar cantik, tubuhnya kecil seperti Renjun, rambutnya berponi, dan laki-laki. Apalagi selain itu? Tak ada!" Geram Yangyang saat Hendery terus-terusan menanyakan tentang lelaki manisnya.

Hendery hanya menyengir geli, "maafkan aku, Yangyang. Aku hanya mengingat hal-hal itu. Kalau ada fotonya pun aku akan langsung ingat."

Yangyang mendengus sebal.

"Yang, maafkan gege. Kau tahu, di seberang kantorku ada cafe yang baru buka? Aku akan mentrakrirmu disana." Hendery merayu Yangyang sambil menggoyangkan bahu Yangyang pelan.

"Bisa-bisanya aku disogok. Ya sudah. Ayo!" Yangyang beranjak keluar rumah keluarga Hendery dan masuk ke dalam mobil. Hendery hanya terdiam heran dengan mulutnya yang menganga.

Ia langsung mengambil dompet dan blazernya juga blazer Yangyang, cuaca cukup dingin. Ia tak mau repot dimarahi Mama karena membuat sepupu menyebalkannya ini sakit.

Ia mengemudikan mobilnya menuju cafe itu. Hah... Kembali ke kantor lagi, Guanheng? Ucapnya dalam hati. Sesampainya langsung ia parkir mobilnya, terlihat cafe tersebut sudah ramai pengunjung.

Yangyang sangat excited langsung turun dari mobil dan memilih tempat duduk yang ia inginkan. Hendery menyusul di belakangnya setelah memastikan mobilnya terkunci.

Mereka memesan makanan juga minumannya masing-masing. Selagi menunggu dan Yangyang sibuk dengan ponselnya, Hendery menatap sekeliling cafe itu.

Walau ramai, cafe ini masih tetap terlihat nyaman. Sangat cocok untuk dirinya jika ingin me-time tanpa gangguan orang lain.

Ia mengedarkan pandangannya, hingga tatapannya terpaku pada sesosok lelaki manis dengan kemeja baby blue. Berjalan membawa segelas americano sambil melihat ponselnya sesekali, menuju ke tempat duduk yang ia pilih. Tak jauh dari Hendery.

"Yangyang..." Bisik Hendery, disambut dengan tatapan bertanya Yangyang.

Hendery menunjuk takut-takut lelaki tersebut, "itu lelaki yang aku maksud. Aku bertemu dengannya di pernikahan Minghao gege." Yangyang mengangguk paham, ia akhirnya menyadari bahwa apa yang dikatakan Hendery tentang ciri-ciri lelaki itu memang hampir 100% benar.

"Sejujurnya aku agak tidak asing dengannya, ge. Tapi aku tak tahu siapa dia." Yangyang mengedikkan bahunya cuek, lalu tatapannya beralih pada ponselnya. Mencari akun milik pemuda berbalut kemeja baby blue.

Tak lama, pelayan memanggil nama Hendery. Menandakan bahwa pesanan mereka sudah jadi, dan siap diambil. Hendery beranjak untuk mengambil pesanannya.

Saat ia ingin kembali, tak sengaja irisnya bertubrukan kembali dengan binar cerah lelaki itu, ia terlihat terkejut menatap Hendery.

Seketika Hendery mematung, kaku, aliran darahnya seperti berhenti. Jantungnya berdebar kencang.

Astaga, Guanheng! Jalan, cepat! Kenapa kau malah terdiam seperti orang bodoh? Rutuknya dalam hati.

Saat ia akhirnya bisa menggerakkan kakinya, ia menggeleng keras. Tak mau berlama-lama lagi, ia langsung berjalan cepat ke arah Yangyang.

"Gege, kau kenapa? Tadi terdiam begitu. Jujur, sangat lucu." Yangyang tergelak sambil mengambil piring berisi potongan kue pesanannya.

Hendery sedikit menyesal dengan perbuatan yang diluar kendalinya tadi. Ia menelungkupkan wajahnya di atas meja.

"Yangyang, ini semua sangat memalukan." Hendery berbicara dengan nada memelas sekali. "Dan juga, aku tidak meminta nomornya astagaaaaa!"

Yangyang terus menertawakan kakak sepupunya itu, "kau terlihat dongo sekali. Kau baru jatuh cinta ya? Payah."

Hendery menepuk-nepuk wajahnya sedikit kasar. Ia sangat malu, pasti atensi semua orang di cafe tertuju padanya yang tadi tiba-tiba terdiam.

Setelah itu, Hendery menolehkan kepalanya ke tempat lelaki manis itu berada. Namun nihil! Sepertinga ia sudah pergi dari cafe itu.

Sial, aku kehilangannya lagi.

"Gege, tenang saja. Aku sudah menemukan akunnya." Ucap Yangyang sambil menunjukkan layar ponsel yang menunjukkan akun dengan username 'dejun_xiao'.

Mata sendu Hendery langsung terlihat sangat bersemangat dan antusias. Ia merebut ponsel Yangyang dan melihat beberapa posting-an akun sosial media lelaki Xiao itu.

Ooh, Xiao Dejun namanya? Menggemaskan sekali!

TBC.

Hai lagi. Gimana ceritanya?? Ngebosenin ga siiiih? Sabar ya, belum saatnya Dery bener bener kenal Dejun. Hehehe.
🤭🤭🤭

𝐂𝐡𝐚𝐧𝐜𝐞, HENXIAOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang