^°prolog°^

41 13 7
                                    

Bak tertampar kenyataan saat seorang gadis melihat Ayah nya menampar sang ibu dengan kasar dan membekas dan membuat  pipi ibu nya ibunya memar dan membekas.

Chika yang melihat hal itu sontak berteriak dan burcucuran air mata, dia bingung harus bagai mana. Dia hanya bisa menangis dan menangis.

Kala itu Ayah-nya  langsung menghentikan perlakuan nya kepada sang istri dan berlari ke arah Chika. Tetapi Chika merasa takut, dia menghindar ketika sang Ayah hendak memeluknya.

" Papa minta maaf nak, Papa tak bisa menahan emosi hingga Papa melakukan hal itu." Ucap sang Papa dengan isakan tangis.

" Chika sekarang kamu pilih. Kamu mau ikut dengan Papa mu, atau kamu ikut dengan Mama keluar kota?" Tanya sang ibu dengan nada tegas.

Chika bingung harus bagaimana dia hanya bisa menangis dan berlari ke kamar  dan mengunci pintu nya.

Dia tidak bisa berbuat apa-apa dia hanya bisa menangis dan menangis. Dipikirannya  terus bertanya-tanya kenapa ini bisa terjadi?.

Tak lama suara teriakan sang ibu pun terdengar jelas di telinga Chika. "Baik jika sudah begini saya akan pergi dengan Evan." Chika melihat ke bawah dari jendela kamarnya. Ia melihat ibu nya pergi membawa koper dengan seorang pria yang iya kenal.

Setelah itu Chika hanya merasa marah kepada kedua orang tua nya. Ntah apa yang terus terngiang-ngiang di benaknya, hingga dia menaruh benci pada kedua orang tuanya.

Kejadian itu sedikit terabaikan saat ada seseorang yang datang dalam hidup Chika dan merubah semua nya menjadi kebahagiaan.

Kejadian itu perlahan terkikis dari ingatan Chika.

"Aku berjanji akan memberikan kasih sayang yang utuh padamu," ucap pria manis itu

" Walau nanti saat waktunya terhenti, kau akan terus bahagia" lanjutnya

"Aku percaya," balas Chika

" Aku tak ingin memberimu luka, walau aku pasti akan memberimu luka," ucap sang pra menggantung ucapannya

~~~@bearhallu~~~

Gibran.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang