°•°Jalan kuy*part04°•°

11 5 1
                                    

Setelah mereka semua selesai kelas, mereka tidak seperti biasa nongkrong di caffe biasa. Kali ink mereka pergi ke mall untuk membeli beberapa barang.

" Chik Lo bisa nginep di rumah gue gak buat malem ini?" Tanya Mia "Kebetulan mama papa lagi keluar kota dan pulang nya lusa."

" Gue gak di ajak nii? Ya kali aja gitu kalo ada gue jadi seru gituu," sahut Nai dengan muka memelas.

" Ya udah kalo nai ikut, gue juga ikut deh,"

"Yey, mampus Lo," girang nai sambil memeluk Chika sekaligus nyinyir pada Mia.

"Ya elah, ya udah kalo gitu kita beli makanan buat nanti malem okee! Kita seru-seruan lumayan besok kan libur." Seru Mia yang di balas anggukan oleh keduanya.

🐻🐻🐻

Dirumah Mia mereka memakai kostum lucu untuk ritual keseruan mereka. Udah kaya bocah emang tapi ya ini keseruannya.

(Kira kira begini bentuknya:v)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Kira kira begini bentuknya:v)

Mereka melalukan hal seru dengan berbagai macam jenis. Mereka melepaskan semua beban pikiran mereka. Mereka menari, bernyanyi, dan tertawa bersama.

Dan akhirnya sampai pada punyak kebiasaan mereka. Ya itu main Truth or dare. Yap itu adalah ritual yang tidak bisa mereka lewatkan saat bersama.

Mereka sudah menyiapkan aplikasi game truth or dare itu pada hp Mia. Dan mereka menentukan nomor yang diinginkan.

"Oke gue duluan ya yang muter," ucap Nai dangn excited, dibalas dengan anggukan.

Setelah Nia memutar nya. Papan itu tertuju pada nomor 2. Ya itu milik Mia.

" Ah mampus Lo pilih apa? Klo truth sih keterlaluan" ucap Nai.

" Oke! Oke! Gue pilih dare puas Lo," jawab Mia tegas.

"Oke good!"

" Sekara Lo telpon Zyan Lo ajakin dia ngejalan besok." Tantang Nai dengan tatapa meledek.

" Ah cetek!, Okay no problem, kebentulan gua baru di putusin Gino." Jawab Mia sambil tersenyum sadis dan mengangkat alis sebelah kirinya.

" Wah gila lu baru putus udah nyari yang baru," akhirnya Chika buka suara.

" Gapap nak baik kan gini laku." Jawab Mia sombong.

"Bangke!" Jawab Nai sambil menoyor pundak Mia.

Tak lama setelah itu Mia mulai menelfon Zyan.

Gibran.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang