8

777 148 24
                                    

Kuroo Tetsurou--Dia yang mudah kepikiran


"Argh, sial. Aku salah menghitung,"

Kuroo mengusak rambut jelaganya kasar. Pemuda itu menghapus tulisan pada buku tulisnya, kemudian kembali menghitung pada kertas corat-coret disebelahnya.

Setelah berkutat dengan angka, Kuroo melihat jawaban option yang tertara pada buku soal setebal lima senti. Pemuda itu sedikit terkejut ketika tak mendapati pilihan yang sama seperti hasil hitungannya.

"Siaaalllll. Nomor tujuh belas memang tidak ada jawaban ya?" Tanya pemuda itu sambil mencoret-coret hitungannya.

"Kau tidak sabaran sekali. Nomor tujuh belas jawabannya A. Masa' tidak ketemu sih?" Kata Yaku.

Kuroo menghela nafas. Ia menjatuhkan kepalanya pada meja. Kemudian melirik ke arah Kai dan Yaku yang duduk di depannya. Mereka sedang belajar bersama untuk menghadapi ulangan harian Fisika yang kebetulan akan dilakukan di hari yang sama.

"Kau kenapa sih? Sejak kemarin tampak emosi?" Tanya Kai. Mendengar itu Yaku tertawa.

"Kau PMS?" Celetuk pemuda berambut coklat.

"MANA MUNGKIN!"

Tawa Yaku semakin menjadi. Kai ikut terkekeh. Sedangkan Kuroo mendengus kesal sambil mengalihkan pandangannya ke arah jendela rumah Kai. Menatapi awan yang bergerak secara perlahan.

"Kau ada masalah atau bagaimana sih?" Tanya Yaku.

"Tidak tahu," Kuroo bergumam panjang.

"[Name]-chan... kan?"

Tebakan dari Kai membuat Kuroo menoleh ke arahnya dengan cepat. Pemuda itu menampilkan ekspresi terkejut. Sang wing spiker Nekoma itu hanya tersenyum lembut seperti biasa.

"Darimana kau tahu?" Tanya Kuroo.

"Terlihat tahu. Kemarin kan [Name]-chan izin untuk tidak mengikuti latihan karena ada kerja kelompok. Tapi pada perjalanan pulang kita malah melihatnya keluar dari kafe dengan seorang laki-laki," kata Yaku.

Mendengar itu, benak sang pemuda berambut jelaga kembali memutar ingatan dimana [Name] tampak bercanda dan tertawa bersama pemuda berambut ash grey. Kuroo berdecak keras. Lalu menghantamkan kepalanya ke atas meja untuk menghilangkan bayang-bayang menyebalkan itu.

"Hei, awas kau jadi bodoh," kata Yaku.

"YAKKUN MULUTMU PERLU DISEKOLAHKAN!" Ketus Kuroo. Ia mendengus kesal. "Aku ini jenius, jadi tak mungkin bisa menjadi bodoh semudah itu,"

Yaku berdecih. Belum sempat membalas perkataan sang kapten voli Nekoma, Kai sudah lebih dulu menyela. Menghentikan argumentasi tak berguna yang sudah pasti akan membawa-bawa istilah ilmiah yang selalu dilontarkan kedua temannya.

"Kau sudah bertanya pada [Name]-chan?" Tanya Kai.

Kuroo mengangguk. Ia menghela nafas berat. Tangan pemuda itu bergerak untuk mencorat-coret abstrak kertas hitungannya. Sedangkan tangan kirinya menumpu kepala.

"Dia bilang hanya teman. Mereka memang kerja kelompok di kafe itu. Tapi keterusan mengobrol dan akhirnya bertemu kita saat pulang," jelas Kuroo.

"Tuh kan. [Name]-chan saja bilang kalau dia itu hanya teman. Lalu kenapa kau jadi segalau ini?" Tanya Yaku.

"Yakkun, apa kau tidak melihat tatapan orang itu saat aku menarik lengan [Name] untuk pulang bersama kita?" Tanya Kuroo dengan ekspresi kesal.

Ketiganya kembali teringat saat sang pemuda berambut jelaga memanggil nama sang gadis berambut coklat kemerahan. Bertanya apakah kerja kelompoknya sudah selesai, kemudian menarik lengan bawah [Name] dan mengajaknya pulang bersama.

I Know You - Kuroo x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang