As always alurnya aku bikin cepet dan waktunya lompat lompat terus
──Draco menatap pintu kamarnya setiap dua menit sekali. Jam dinding kini menunjukkan pukul sebelas siang dan tidak ada tanda-tanda keberadaan Harry untuk merusuh di kamarnya seperti yang ia lakukan dalam dua hari belakangan.
"Apa Harry tidak berkunjung hari ini?" tanya Narcissa yang sejak tadi tengah sibuk membaca majalahnya di sudut ruangan.
Oh, ia lupa bahwa hari ini Harry sudah diperbolehkan pulang.
"Ia diperbolehkan pulang hari ini." Draco menatap wajah sang ibu yang mendadak muram. Draco akui walaupun menganggu, namun Harry pandai dalam urusan mencari topik pembicaraan dan mengubah suasana, maka tak ayal jika setelah ini ibunya akan kembali merasa kesepian.
Keduanya menoleh ketika mendengar ketukan pintu, Narcissa bangun dari duduknya dan berjalan cepat untuk membuka pintu.
"Hai!"
Itu Harry. Piama pasiennya kini sudah digantikan dengan sebuah hoodie dan celana bahan yang longgar membuatnya terlihat tenggelam, di genggamannya ia membawa sekotak cokelat yang kemudian ia berikan pada Narcissa.
"Yah, mungkin kalian tidak akan memakan cokelat ini tapi setidaknya simpan saja sebagai kenang-kenangan," ucap Harry dengan senyum manis pada bibirnya.
"Kami akan sangat merindukanmu!" ucap Narcissa membuat Draco memutar matanya malas. Kami? Ia tidak akan merindukan Harry tentu saja.
"Aku akan kembali setiap satu minggu sekali untuk melakukan kontrol sampai tanganku benar-benar pulih dan aku akan menyempatkan untuk berkunjung."
Setidaknya satu minggu sekali lebih baik dari pada setiap hari, batin Draco.
"Maaf aku harus segera pergi, ibuku sudah menunggu." Harry memberikan anggukan singkat pada Draco dan senyuman manis pada Narcissa lalu setelahnya melenggang pergi meninggalkan kamar tersebut yang mendadak hening.
beautiful time
Empat hari sejak Harry mendatangi kamarnya sebagai tamu terakhir selain para perawat. Entah seberapa besar pengaruh Harry pada ibunya, tapi yang ia tahu adalah semakin hari ibunya semakin muram dan kesepian, haruskah ia menyalahkan keberadaan Harry tempo hari?
Draco merasa benar-benar bosan ketika dokter terus melarangnya untuk turun dari kasur seolah ia akan mati bukan lagi karena penyakitnya tapi karena rasa bosan. Ia bersandar pada kepala ranjang dan melihat sekelilingnya. Sang ibu tengah pergi menemui dokter entah untuk apa dan Draco memilih untuk melanggar peraturan dengan melangkah turun dari kasur, dingin lantai yang menyengat menyambut telapak kakinya. Ia lalu berjalan menuju lemari pendingin yang berada tidak jauh dari sofa dan mengambil sekotak cokelat yang Harry berikan empat hari lalu.
"Mother menyimpan cokelat ini di dalam lemari pendingin, ini tidak akan kedaluwarsa hanya dalam empat hari 'kan?" tanya Draco entah pada siapa.
Draco kembali melakukan pelanggaran; memakan makanan manis dan menelan makanan tanpa bantuan selangnya. Ia tidak akan mati hanya karena sepotong cokelat.
Si pirang mengerut tidak suka ketika mengecap rasa manis cokelat tersebut, benar-benar manis. Detik selanjutnya ia memejam erat merasakan perih ketika kepingan cokelat tersebut meluncur melalui tenggorokannya. Ia tidak akan melanggar jika tahu itu akan menyakitkan.
Draco mengembalikan kotak cokelat tersebut dan membanting pintu lemari pendingin dengan panik ketika mendengar langkah seseorang mendekat. Benar saja, tidak lama kemudian ibunya dengan senyum lemahnya masuk dan menatapnya heran.
"Apa yang kau lakukan di sana Draco?" tanya Narcissa.
"Aku-uh, aku hanya ingin melihat taman lewat jendela. Aku harus cepat pulih agar aku bisa kebali pergi keluar, 'kan?" tanya Draco retorik dengan senyum yang dipaksakan.
Ia tahu betul apa yang ia bicarakan adalah omong kosong. Ia tidak akan pulih sampai kapanpun.
"Dragon, maaf karena kau harus melalui semua ini." Narcissa berjalan mendekati putranya.
Draco mendengus, "Berapa kali aku katakan tentang berhenti meminta maaf, Mother? Ini bukan salahmu."
Narcissa memeluk Draco dan detik selanjutnya terdengar isakan kecil dari wanita tersebut, "Aku percaya suatu hari nanti kau akan sembuh dan kita bisa keluar dari tempat ini. Kau bisa pergi ke sekolah seperti anak-anak lainnya dan pergi bergaul dengan teman-teman sebayamu."
Aku tidak, batin Draco.
tbc
Jujur ini book yang paling gak pede buat aku lanjutin hnggg.
KAMU SEDANG MEMBACA
beautiful time | drarry.
FanfictionHampa dan rasa sakit membuat Draco menyimpulkan bahwa ia hidup hanya untuk menemui ajalnya, bahwa keputusan Tuhan untuk menciptakannya ke dunia adalah sebuah kesia-siaan, setidaknya sampai seorang bocah konyol yang memperkenalkan dirinya sebagai Har...