04

123 23 2
                                    

Pikiran Jay kini linglung tak tahu harus berbuat apa. Dari atas ia bisa melihat Mpok Yeri ngamuk kayak macan kehilangan telornya.

Ingin sekali Jay menghajar teman temannya sekarang, menendang pantat sialan teman temannya yang hanya tahu enak saja dan meninggalkannya sekarang.

"Awas aja yah kalian!!" Kesal Jay,

Yang ada dipikiran Jay sekarang hanya mencoba bertahan di pohon jambu itu sampai macan dibawah sana hilang.

Mpok Yeri yang sadar akan Jay yang tersisa dan masih ada di atas pohon kini bak orang kesetanan berfikir untuk membabak beluri wajah tampan yang masih bertengger di atas pohon.

"Anak kurang ajar emang!!" Teriak Mpok Yeri tak karuan.

Ia sudah terlampau emosi melihat pohon jambu yang kini nampak gundul, pikir saja coba dia yang menanam dan orang lain seenak jidat mengambilnya.

Ohh no, Mpok Yeri tak Sudi.

Sebenarnya Mpok Yeri ingin menggoyangkan batang pohon itu dari bawah, tapi ia berfikir lagi kalau misalnya ia melakukan itu, jelas bocah tengil yang masih bertahan di pohon itu tidak akan jatuh.

Ia mengubah rencananya ke plan b

Stik shutt plak ptuk.

Mpok Yeri melempar segala sesuatu yang bisa ia lempar ke arah Jay yang nampak ketakutan di atas sana.

"Turun nggak!!" Bentak Mpok Yeri.

"Buruan turun bocah tengil!!"

"Ampun Mpok ampun" Jay mengeluh kesakitan karena beberapa lemparan meyerepetnya. Hampir saja ia terjatuh dalam kondisi terjungkir.

"Turun woii!!"

"Turun bocah gila!!"

Mpok Yeri tak henti hentinya berkoar koar.

Benar benar seperti macan!

Badan Jay sungguh dibuat remuk sekarang.

Hingga sebuah lemparan maha dahsyat akhirnya melayang.

Sebuah sendal dengan kecepatan 2 m/s menghantam kepala Jay.

Brukkk

Dengan indahnya Jay terjun dari atas pohon jambu setinggi 4 meter itu, pantatnya yang tak bersalah menjadi korban nyata tindak kejahatan kali ini.

"Aduhh.." Jay hanya bisa mengeluh sakit.

Nasib naas kini menimpa pantat Jay yang ngilunya tak main main.

Ia mengusap usap pantatnya yang sakit itu.

"Nah rasain bocah sialan, nyuri jambu orang." Ucap Mpok Yeri penuh kemenangan.

"......" Tak ada jawaban dari Jay.

"Heh, bocah Lo nggak apa apa?" Tanya Mpok Yeri mulai khawatir.

Hati nuraninya jadi agak prihatin dengan kondisi anak yang kini terduduk dalam keadaan tunduk.

"Yee, udah liat saya kesakitan."

"Siapa suruh akhlaknya kelebihan malingin jambu orang."

"Yee tuh jambu buat nyak sama Mpok yang lagi hamil." Judes Jay.

Mpok Yeri tertegun, ahh sepertinya ulahnya begitu berlebihan kali ini.

Tanpa ba-bi-bu Mpok Yeri kembali masuki rumahnya dan sekembalinya Jay melihat ada sekantong jambu di sana.

"Nih buat nyak Lo." Ucap ibu ibu gendut itu.

Jay tak menjawab, dengan langkah sigap ia menyerepet kantong itu dan segera berlari meninggalkan Mpok Yeri sendiri.

"Makasih Mpok, Mak saya btw dah ngelahirin nih anak nya saya. Jumpa lagi Mpok." Jay berlari melambaikan tangannya tersenyum puas meninggalkan Mpok Yeri yang kembali mengamuk.

Hahaha, biar saja, peduli apa Jay.

Itu setimpal dengan pantatnya yang masih cenat cenut.

Segera ia berlari meninggalkan tempat itu lalu menancapkan gas menuju basecampnya.

Huh, kali ini ia tak akan berbagi dengan teman sialannya itu.

🤸🤸🤸
Salam bahagia

16 Desember 2020

ENHYPEN The GengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang