kaki kecilnya melangkah pelan mencari sang mama, mengabaikan boneka-boneka beruangnya yang terbaring berserakan di ruang tengah. Biarkan saja, boneka-bonekanya juga pasti lelah bermain terus bersama si kecil, jadi biarkan mereka berdiam diri sebentar dari keributan.Masih dengan botol susu yang dipeluk erat, Jongin mencari mama, kakinya yang tembam itu menyukarkan untuk bergerak lebih panjang tapi tidak apa-apalah kerna dia masih tetap yang paling menggemaskan.
"mama??" kepalanya dijengukkan ke arah meja makan berharap menemukan mama. Bibirnya auto mengerucut tidak menemukan mama di sana.
Lalu meneruskan lagi ekspedisi mencari mama.
"mama?" mama mengalihkan perhatiannya dari sayuran ke pintu dapur, tersenyum melihat jongin yang menelengkan kepalanya dengan cengiran tidak jelas.
"Nini, ada apa sayang? Sudah mainnya?"
Jongin menganggukkan kepalanya lucu dan itu membuat rambut poninya ikut bergoyang. "eung! Abishh!" menjulurkan botol susunya yang memang sudah kosong kerna isinya semua sudah masuk ke perut gendut jongin.
Mama tergelak. Gemas dengan tingkah lucu si bayi. Pantesan mencari dirinya, rupanya susunya habis. Jika susunya tidak habis pasti masih asik sama boneka-boneka beruangnya.
"mamam?" tanya si kecil polos.
Mama tergelak lagi sebelum menggendong jongin. "belum sayang. Ini perutnya sudah gendut, masa mau mamam lagi? Kan sudah minum susu hmm??"
Yang ditanya malah menepuk-nepuk perut nya sendiri. Puk puk! Iya lebih kurang gitulah ya bunyinya.
"peyut nini endut."
"iya gendut nih." Balas mama terus mencium pipi jongin berkali-kali hingga si bayi tertawa kerana risih. Tangan kecilnya menggapai-gapai menjauhkan wajah mama. Mama nakal!
"nini duduk di sini dulu ya. Mama mau masak."
Jongin dipindahkan ke kerusi bayinya. Untung jongin sedang dalam masa tidak rewel dan duduk enteng. Tentu setelah disuguhkan dengan buah kesukaanya. Anggur.
"mama masyak syudah?" jongin bertanya dengan ayat yang berterabur.
"baru mau mulai ini sayang." Jongin ngangguk-ngangguk adem.
5menit setelahnya.
"mama syudah?"
Mama menghela nafas. Drama dimulai.
"Belom. Jongin lapar?."
"ndak tapi peyut nini biyang yapal." Emang perut bisa ngomong gitu?
"sebentar lagi ya sayang."
Anggukan patuh diterima. "iya,nini minta peyut tunggu." Setelahnya tertawa sendiri, yang membuat mama juga tertawa kerna tawa jongin itu nular. Manis banget.
"mama.." astaga mati kerjaan mama gara-gara jongin. Belum juga sampai semenit. Mama berpusing melihat jongin yang nyengir menampilkan giginya. Senyuman tidak bersalah.
"jongin mau bantu mama? Biar mamamnya cepat selesai?"
Yang diangguki dengan antusias. Anak itu juga udah bangun berdiri di atas kursi bayinya membuat mama menjerit kecil. Bikin kaget. Kalo jatuh gimana. Gak ada takutnya tuh anak.
"ini, nini bantu cuci sayurannya ya?"
Mama meletakkan satu basin kecil yang sudah diisi air. Terus ada sayurannya juga.
Sebenarnya mama sudah siap kok memotong sayuran buat dimasak tapi sengaja mengajak Jongin ikut berpartisipasi biar jongin gak bosen nunggu. Dan biar mama gak pusing mau ngejawab soalan jongin yg sedari tadi nanya kapan selesai masak mulu.
Jongin jadi tambah lucu dengan bando kelinci di kepala.. "mama.."
Jongin mengangkat satu biji sayurnya terus dimasukkan ke dalam wadah berisi airnya. "tomat walna meyah." Mama tersenyum sesekali melayan tingkah jongin dan memuji saat jongin menyebutkan nama sayurannya dengan benar.
Ermm ini aneh. Jongin tidak pernah lihat sebelumnya. Kalau wortel jongin tau soalnya dia selalu bantuin nenek ngasih makan ke kelincinya. Yang warnanya oren itu lohh.
"mama ini apa?"
"terong."
"telong?" jongin menekan-nekan sayur yang baru diketahui namanya itu. "walna unu?" soalnya pada mama.
"iya. Anak mama pintar banget."
Jongin tersenyum lebar. Iya dia pintar. Sampe terkadang bikin kepala mama sama papa pusing kerna terlalu gemas.
"nanti makan sayur yang banyak ya? Biar tambah pintar."
"ndak mau!" protesan yang cukup pantas. "nini ndak cuka cayul. Ndak enak."
"ouh terus sukanya apa?" mama pura-pura bertanya walhal sudah bisa ditebak apa jawapannya.
"cikin!!" jeritnya antusias, menepuk tangan ke wadah berisi air hingga sedikit terciprat ke wajahnya tapi masih tetap tersenyum membayangkan ayam goreng kesukaannya.
Iya, sudah tentu. Jongin dan ayam, memang siapa yang bisa memisahkan? Jawapannya tidak ada.
[Buat book ini, ceritanya bakalan one shoot semua. yang manis dan lucu seperti jongin. kalau kalian punya ide/foto lucu kayak di atas bisa share ya. Aku butuh asupan yang menggemaskan🤭. udah itu aja. dadaaaaa👋🏻]
KAMU SEDANG MEMBACA
NINI's Little Adventure
FanfictionCuman cerita di waktu aku excited kerna kolo is coming. Ayuk ikut nini yuk