Burger, hotdog, pizza, ayam goreng, kentang goreng, minuman bersoda. Siapa yang tidak suka dengan fastfood? Dari mulai anak kecil hingga lansia, dari sarapan hingga makan malam, aku yakin banyak dari kalian yang memakan itu hampir setiap hari. Renyahnya kulit roti dari burger, tebal dan penuh cita rasa pada dagingnya, pinggiran keju mozzarella pada pizza, rasa gurih yang begitu enaknya ayam goreng, ditutup dengan sensasi meledak yang luar biasa nikmat dari soda. Apa kalian bisa membayangkan betapa lezatnya makanan-makanan itu?
Berterima kasih lah kalian pada dewa makanan yang telah menurunkan bakatnya pada manusia-manusia jenius yang bisa menciptakan keindahan itu pada makanan! Dan disini aku lah salah satu dari ribuan manusia yang dikaruniai anugerah dewa makanan itu.
Selamat datang pelangganku tercinta! Aku adalah seorang pemilik sekaligus koki utama dari restoran fastfood disini. Restoran yang cukup luas dengan parkiran yang tidak pernah sepi dari mobil-mobil yang terparkir menjadi pemandangan sehari-hari setelah retoran buka pukul 8 pagi. Aku memiliki karyawan berjumlah lima orang, dua orang sebagai pengantar makanan, dua lainnya membantuku memasak sedangkan yang satunya sebagai kasir.
Orang-orang banyak yang berkunjung setiap harinya dan karyawanku selalu sibuk. Mereka mencintai masakan buatanku. Bumbu rahasia yang begitu harum hingga membuat perutmu berkoar karena harumnya dan bahan-bahan berkualitas super yang memanjakan lidah mereka. Aku sangat puas saat melihat para pelangganku menikmati makanannya. Meskipun ini restoran fastfood, seperti yang sudah kalian sering lihat ditempat lain, di sini juga tersedia berbagai makanan dari untuk sarapan hingga makan malam.
Makanan favorite dari restoranku ini adalah burger dengan daging ham tebal yang kaya rasa dan meat pizza yang dagingnya sangat banyak. Beberapa kali wartawan dan kritikus makanan datang kemari dan banyak memberikanku pujian karena cita rasa unik yang bahkan belum pernah mereka makan dimanapun. Tetapi itu semua bukanlah hal yang mudah, aku bisa mendapatkan pengakuan itu setelah menghabiskan hampir setengah dari umurku sekarang sampai ada yang memuji masakanku. Apa? Kau tertarik dengan ceritaku? Ahahaha baiklah. Mari duduk, aku akan memberikan satu burger dan minuman spesial gratis karena kau sudah sangat tertarik mendengarkan kisahku.
2012 saat dimana usiaku masih cukup muda untuk bersekolah. Seperti kalian dan kebanyakan murid lainnya, pulang sekolah adalah hal yang sangat dinantikan. Hari itu cuaca sangat cerah dan aku pulang dengan raut ceria. Aku pulang ke rumah yang tanpa aku sadari pintu rumah telah terbuka. Baru saja aku masuk, aroma daging yang telah dibumbui menyeruak masuk kedalam indra penciumanku. Sepertinya itu adalah ayah, dia adalah koki dirumahku.
Aku melangkahkan kaki menuju dapur. Disana ayah tengah memasak sesuatu dengan senyuman diwajahnya. Ia memintaku untuk duduk dan melihatnya menyiapkan makanan itu. Sungguh aku tidak sabar! Karena dari baunya saja aku bisa tau kalau ini adalah makanan yang akan sangat lezat. Namun aku menengokkan kepalaku ke arah kanan dan kiri; hening. Aku bertanya kepada ayah, kemana ibu pergi. Ayah hanya menampilkan raut wajah sedih lalu melanjutkan masaknya dalam hening. Ayah ternyata membuatkanku burger, burger yang kelak menjadi warisan dan saat ini sedang kau makan. Ayah membawa dua piring berisi burger tebal yang masih mendesiskan minyak itu ke hadapanku dan duduk. Aku yang senang pun akhirnya makan dengan lahap. Ayahpun memberitahukan tentang ibu dengan sangat hati-hati.
"Aku akan bilang ini karena aku yakin kau sudah dewasa dan bisa menerima ini. Kau ingat rekan kerja ayah dari Amerika yang sering datang berkunjung ke rumah kita? Aku tau ini akan berat untukmu, tapi aku tak bisa menyembunyikan ini dari anakku, kan?"
Perkataannya dijeda beberapa saat oleh embusan napasnya yang berat. Sepertinya ini hal yang sulit untuk ayah ungkapkan?
"Sejak pertama kali rekan kerja ayah itu datang berkunjung ke rumah setahun yang lalu, ternyata tak lama dari itu dia dan ibumu menjalin kasih dibelakangku. Ibumu nampaknya sudah memainkan peran ibu yang sangat baik selama setahun ini. Sekarang ibumu memilih pergi meninggalkan kita berdua demi lelaki itu. Kau tak apa-apa kan jika tinggal hanya berdua denganku?"
Ucapan terakhirnya bukanlah pilihan, namun sebuah keharusan karena kalaupun aku mau hidup dengan Ibu akan sulit bagiku sekarang untuk menemukannya yang memilih pergi. Maka dengan burger yang masih sisa setengah di tanganku, aku pun mengangguk setuju dengan tawaran Ayah. Anehnya, tidak ada rasa sedih hanya ada rasa puas karena burger buatan ayah kali ini sungguh enak dan lezat!
Setelah itu setiap hari setelah pulang sekolah aku akan kedapur dan belajar memasak burger dari ayah. Daging segar merah yang dihancurkan dengan alat pencincang, mencampurnya dengan bumbu-bumbu didalam wadah, kemudian diratakan sedemikian rupa pada tangan dan tunggu hingga semua bumbu meresap kedalam, hingga saat menggoreng diatas margarin sampai matang sudah menjadi hobiku. Sangat enak bagi makanan yang sudah kita buat dengan susah payah. Aku menyukainya!
Mungkin karena melihat potensi itu pula, Ayah mengajakku untuk pergi ke tempat ia menemukan daging berkualitas super. Ayah melajukan mobilnya melewati pinggiran kota dan sampailah pada jalan yang dipagari oleh pohon-pohon tinggi. Menurut ayah, bahan berkualitas bagus harus diambil langsung dari sumbernya dan disinilah kami sekarang. Berada di tengah hutan dengan sebuah kontainer es besar ditengahnya. Seorang penjaga menyambut kami begitu keluar dari mobil. Ia juga sedikit membungkuk membiarkan kami masuk ke dalam.
Aku mengikuti ayah yang berjalan didepanku. Beberapa box putih kecil untuk daging terlihat dibeberapa rak dengan darah yang mengalir dan membeku saat menyentuh lantai yang dingin. Aku yang sangat tertarik menyentuh daging itu, ternyata teksturnya sangat empuk! Ayah hanya tersenyum sembari menepuk bahuku pelan dan kembali mengajakku berjalan. Didepan sana sebuah pintu besar yang terbuat dari besi berdiri dengan kokoh, disampingnya terdapat sebuah akses masuk yang harus menggunakan kartu dan password. Ayah memberiku kartu miliknya dan membisikkan password yang dipakai. Pintu terbuka perlahan.
Bau anyir darah langsung mengerumuniku. Awalnya cahaya tidak terlalu masuk, namun setelah masuk ke dalam ruangan cahaya lampu menyala sendiri dan disini lah aku berdiri sekarang; dikelilingi oleh bahan daging. Aku menutup mulutku karena merasa mual mencium bau anyir begitu banyaknya. Namun setelah cukup lama disini aku mulai terbiasa dengan bau ini.
Aku barjalan melihat-lihat sekitar, lalu sesuatu menarik perhatianku. Aku memanggil ayah dan ia bilang aku memiliki pengamatan yang bagus. Itu adalah daging premium yang hanya bisa didapat satu didunia. Aku tersenyum bangga karenanya.
Tak jauh dari sana sesuatu kembali menarik perhatianku. Berbeda dari sebelumnya, daging itu terlihat sudah membiru, mungkin busuk? Ayah menepuk pelan kepalaku dan berkata bahwa daging itu busuk, tidak enak untuk dimakan. Aku mengangguk.
Hari itu tidak terasa aku berbincang dan bermain bersama ayah disana cukup lama. Aku tidak pernah menyangka bahwa ayah memiliki harta karun seperti itu ditengah hutan. Saat pulang, setelah cukup jauh dari kontainer daging ayah membisikkan ku sesuatu. Aku terdiam sebentar lalu menatap ayah tak percaya; sedetik kemudian kami berdua tertawa terbahak bahkan sampai rumah.
Untuk mengenang jasa ayah, seminggu yang lalu aku membuat event yang kuberi judul 'dear Father'. Aku membagi-bagikan burger, hotdog dan makanan lainnya dari restoranku kepada para tunawisma dan panti asuhan. Aku senang melihat wajah bahagia mereka yang menyantapnya. Aku senang ayah telah memberikan kebahagiaan kepada mereka. Oh?! Maafkan aku. Tapi berhubung makananmu sudah habis setengah jam yang lalu saat mendengarkanku, maka izinkan aku memberitahumu satu hal. Biar aku bisikkan.
Burger yang telah masuk dan sedang dicerna oleh lambungmu adalah potongan terakhir dari daging paha ayahku. Bagaimana rasanya memakan daging manusia? Aku harap kau berbaik hati untuk tidak memberitahukan bahwa bahan baku daging utama disini adalah hal yang serupa dengan yang kau makan.
Senang kau telah mampir ke restoranku! Silakan datang kembali kapan saja maka aku akan memberikanmu makanan yang enak lagi!
•
•
•
•
•
End of Ch. 5
•
•
•
•
•
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me?
Mystery / Thriller"I Won't to Disappear" Di dunia yang hanya mementingkan dirinya sendiri ini, aku harap akan ada satu orang yang peduli dan mencintaiku hingga akhir. Namun jikapun tak ada, maka aku akan membuat satu orang itu. Aku ingin dicintai. Aku tidak ingin men...