Ch 3. Twin

6 0 0
                                    

Saat ini aku sedang berada di ruang televisi bersama dengan keluargaku. Aku sangat senang karena akhirnya kami semua bisa menonton rekaman ini bersama!

Ah maaf aku terlambat memperkenalkan diri. Namaku Lia. Aku memiliki seorang kembaran, namanya Lina. Kami berdua kembar identik yang lahir 17 tahun lalu dari seorang ibu yang sangat perfectionist dan ayah yang seorang pemabuk.

Ibu adalah sosok disiplin yang menerapkan hal itu bahkan pada dirinya sendiri. Bagaikan sebuah robot, setiap harinya dari bangun tidur semua aktifitasnya sudah tersusun. Dari mulai bangun tidur, berapa lama waktu untuk mandi, apa dulu yang dilakukan saat mandi, apa saja yang dipoleskan pada wajahnya, baju yang akan ia kenakan per-harinya, hal yang harus ia kerjakan sampai waktunya tidur, makanan mana yang harus ia makan pertama kali di piribgnya, segalanya telah tersusun sejak ia sendiri lahir. Ibu yang sudah hapal dengan susunan kesehariannya tidak pernah melewatkan hal itu meskipun ia ingin.

Pernah suatu waktu Ibu salah mengenakan pakaian yang seharusnya ia pakai di hari rabu malah ia gunakan di hari senin. Setelah itu kau tahu apa yang terjadi? Ibu yang sebegitu disiplinnya hari itu bagaikan robot rusak. Banyak hal yang terlewati olehnya bahkan dia menjadi ceroboh dan banyak melakukan kesalahan; dan seperti yang kalian mungkin sudah menebaknya, aku lah yang harus membereskan seluruh kekacauan yang telah ibu buat.

Karena memiliki Ibu yang yang seperti itu, kehidupanku dan Lina menjadi sama teraturnya. Ibu tidak segan untuk memukul, menjambak, menendang atau bahkan membenturkan kepalaku ke tembok jika aku tidak sesuai dengan standar perfect nya. Ya, hanya aku.

Ayah? Ayah tidak lebih dari seorang pemabuk yang sukses. Sejatinya Ayah adalah seorang CEO sekaligus pemilik perusahaan besar XX. CEO yang seperti layaknya ada dalam cerita-cerita novel romansa. Bertubuh tinggi, muda, tampan, baik hati dan kaya. Ayah dan Ibu menikah di usia dua puluhan, cukup belia pada masanya. Namun mungkin karena menikah di usia muda lah yang membuat mental Ayah belum sempurna. Hidup sebagai CEO yang baik di mata publik tidak membuatnya melakukan hal itu dirumah. Beban yang ditanggungnya itu cukup berat.

Kulkas dan rak botol pribadi di kamar besarnya penuh dengan minuman beralkohol dengan dosis yang berbeda-beda. Kamar gelap yang berantakan penuh dengan botol minum dan baju yang berserakan dimana-mana itu bukanlah hal yang baru bagiku. Berbeda dengan ibu? Tentu tidak karena aku lah yang akan membereskan kamar Ayah sebelum Ibu mengetahui seberapa berantakannya tempat itu.

Mabuk-mabukan setelah lelah bekerja dan bersandiwara adalah hal yang disukai ayah. Terkadang tak segan ayah mabuk sembari menelpon mantan kekasihnya. Ayah dan Ibu sebenarnya tidak tinggal dalam satu kamar, selain karena sibuk masing-masing hal itu juga karena mereka sebenarnya tidak peduli pada satu sama lain. Ibu hanya memikirkan uang dan harta Ayah, sedangkan Ayah hanya memikirkan sosok yang bisa membantu dalam pekerjaannya ㅡIbu adalah mantan sekretarisnya. Namun karena ayah adalah sosok yang disoroti oleh publik, mau tak mau terkadang Ayah dan Ibu harus hadir bersama dengan wajah ramah dan tangan yang sama-sama memegang tangan Lina. Ya, hanya Lina.

Lina adalah seorang anak yang cantik dan persis dengan sosok sempurna yang Ibu mau. Rambut hitam panjang yang rapi dan mengenakan gaun se-lutut yang indah, berjalan, bertutur kata dan berperilaku yang anggun layaknya seorang puteri kerajaan. Lina juga adalah seorang yang pintar disekolah, selalu mendapatkan peringkat pertama dan mendapatkan banyak kasih sayang dari orang-orang sekitar karena kebaik hatiannya. Tidak ada yang kurang dari Lina, semua orang menyukainya. Tidak ada, karena jika ada hal yang kurang dari Lina aku lah yang akan mendapatkan hukuman.

Lina menangis saat salah satu bajunya ada sobek sedikit, aku lah yang dipukuli habis-habisan dan diminta mengganti rugi baju milik Lina dan jika bajunya tidak sesuai? Jangan kira aku bisa berjalan selama beberapa hari. Jika Lina sakit maka aku lah yang dikira mencampurkan sesuatu dalam makanannya. Sungguh ironis.

Love Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang